Dana simpanan Haji untuk investasi pada Bmt al-Kautsar Bidara Cina jakarta Timur

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh :

AHMAD SYAUQIE NIM. 206046103802

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh: Ahmad Syauqie NIM. 206046103802

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing

II

H. A. Bisvri Abd. Somad. M.Ae.

NrP. 196803202000031001 NrP. 1 971 021s1997 032002

PROGRAM

STUDI

MUAMALAT

(EKONOMI ISLAM)

KONSENTRASI PERBANKAN

SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

DAN

HUKUM

UNIVERSITAS

TSLAM

NEGERI

SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

t432IJl2011,M

Pembimbing

I


(3)

Skripsi yang berjudul DANA SIMPANAN HAJI TINTUK INVESTASI PADA BMT AL-KAUTSAR BIDARA CINA JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakana pada tanggal 22 September 201I. Skripsi

ini

telah

di

terima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

J akarta, 22 Septemb er 20 | 1

Mengesahkan,

PANITIA UJIAN

3. Pembimbing

I

: H. A. Bisyri Abd. Somad. M.Ae. NrP. 1 9680320200003 1 00 1 4. Pembimbing

II:

Sri Hidayati. M.A&

1. Ketua

2. Sekretaris

5. Penguji I

6. Penguji II

,ru,

Drs. H. Ahmad Yani. M.Ag. NIP. 1 9640 412199403t004

Mochammad Svaf i. SEI

NrP. 1 97 1 02151997 032002

: Dr. H. Abd. Wahab Abd. Muhaimin. Lc. MA. NrP. 1 9s507 06t99203 1001

: Dr. H. Muhammad Taufiki. M.Ag. NrP. 19651 1 1 91998031002


(4)

iv Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 10 Juni 2011 M 8 Rajab 1432 H


(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW, kepada segenap Keluarganya, Sahabatnya serta ummatnya sepanjang zaman.

Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT. Penulis bersyukur, telah meyelesaikan skripsi yang berjudul “DANA SIMPANAN HAJI UNTUK INVESTASI PADA BMT AL-KAUTSAR BIDARA CINA JAKARTA TIMUR” dengan baik.

Proses perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui dan alami, berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta doa, akhirnya penulis sampai titik akhir penulisan skripsi ini.

Penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. DR. Komaruddin Hidayat., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. DR. Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak. Mu’min Rauf, M.Ag., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

vi

4. H. A. Bisyri Abd. Somad, M.Ag., dan Sri Hidayati, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran-saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan dari Allah SWT.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tempat penulis memperoleh berbagai informasi dan referensi sehingga skripsi dapat terselesaikan.

7. Pimpinan dan Staf BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur yang telah menerima penulis untuk melakukan riset dan membantu data yang diperlukan guna penyelesaian skripsi ini.

8. Yang tercinta Ayahanda Drs. H. Hasanuddin Mahmud, yang dengan ikhlas memotivasi dengan moril maupun materil dan menjadi inspirasi penulis dalam penulisan skripsi ini. Demikian pula yang tercinta Ibunda Hj. Habibah. BA, yang dengan ikhlas mencurahkan kasih sayang buat penulis, yang tidak henti-hentinya mendoakan, agar menjadi Laki-laki tegar dalam menghadapi cobaan hidup dan menjadi kebanggaan Ayah dan Bunda. Amin. Dan yang tersayang Kakanda Fathun Mubarok dan adik-adik penulis: Mamduh Nurullah, Dina Nahdiah, Marwah, serta Eva Musyarrofah. Semoga penulis bisa membuat suatu perubahan yang baik bagi keluarga kita.

9. Untuk Mama Hertuti Helmi beserta keluarga, terima kasih atas bantuan baik moril maupun materil serta motivasi yang diberikan.

10.Untuk mereka yang telah membantu penulis, Bukhori Muslim, Khayatul Qulub


(7)

vii

teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih banyak atas semuanya.

11.Jiehan Faradillah yang selalu memberikan semangat positif dan motivasinya. Terima kasih banyak.

Akhirnya sekali lagi tiada untaian kata yang paling berharga kecuali ucapan

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha Allah. Dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak, semoga kebaikan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat Ridha dari Allah SWT.

Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu kritik dan saran kiranya dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang membacanya.

Jakarta : 22 September 2011 M 24 Syawal 1432 H


(8)

viii

Tulisan ini menggunakan transliterasi yang bersumber dari pedoman transliterasi Arab-Latin keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri P & K Republik Indonesia No. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987.

Daftar transliterasi Arab-Latin. A. Konsonan

ا = a ض = d

ب = b ط = t

ت = t ظ = z

ث = s ع =

ج = j غ = g

ح = h ف = f

خ = kh ق = q

د = d ك = k

ذ = z ل = i

ر = r م = m

ز = z ن = n

س = s و = w

ش = sy ه = h


(9)

ix

= i يس = ai

= u

C. Vokal Panjang E. Pembauran

س

ا = ā لا = al

يس = ī شلا = al-sy


(10)

x

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Review Studi terdahulu ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II : SIMPANAN & INVESTASI ... 14

A. Pengertian Simpanan ... 14

B. Dasar Hukum Simpanan ... 15

C. Rukun dan Syarat Simpanan ... 15

D. Sifat Akad Simpanan ... 16

E. Perubahan Simpanan dari Amanah menjadi Dhamanah ... 17

F. Pengertian Investasi ... 18

G. Dasar Hukum Investasi ... 19

H. Investasi Dalam Islam ... 21


(11)

xi

A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Kautsar ... 27

B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Kautsar ... 28

C. Struktur Organisasi BMT Al-Kautsar ... 30

D. Produk dan Layanan BMT Al-Kautsar ... 32

BAB IV : DANA SIMPANAN HAJI UNTUK INVESTASI PADA BMT AL-KAUTSAR BIDARA CINA JAKARTA TIMUR ... 37

A. Mekanisme dan Operasional Produk Simpanan Haji Pada BMT Al-Kautsar... . 37

B. Pengelolaan Dana Simpanan Haji untuk Investasi Pada BMT Al-Kautsar ... 43

C. Peluang dan Tantangan Produk Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar ... 46

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN


(12)

1 A. Latar Belakang

Setiap muslim yang mampu wajib untuk menunaikan ibadah haji. Mampu di sini dibagi menjadi dua yaitu pertama, mampu keadaan fisik dan mental dalam mengikuti setiap proses kegiatan ibadah haji. Kedua, mampu dalam hal materi untuk bekal perjalanan maupun untuk keluarga yang ditinggalkan.1

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 97:                                                

Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari

semesta alam.”

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, data statistik menyebutkan sekitar 209 dari 237 juta jiwa atau sekitar 88 %

1

M. Julius St, Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamattu, Malang, Bayu Media Publishing, 2007, h. 5


(13)

penduduk Indonesia adalah muslim.2 Oleh karena itu, Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam hal ibadah haji, setiap tahunnya tidak kurang dari 200 ribu jamaah diberangkatkan ke tanah suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Pada tahun 2010 tepatnya tanggal 3 Mei, Kementerian Agama menaikkan setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), yang semula Rp. 20 juta menjadi Rp. 25 juta per calon jamaah haji. Sedangkan setoran awal jamaah haji BPIH khusus (ONH plus) naik dari 3.000 menjadi 4.000 dolar AS.3 Umumnya para pengamat merujuk biaya haji akan lebih efisien bila pengelolaannya mengikuti pola tabung haji Malaysia. Lembaga tabung haji Malaysia mampu mentransformasikan dana haji untuk diinvestasikan kembali.

Perkembangan ekonomi Islam pada saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak tahun 1992, perkembangan lembaga keuangan syariah terutama perbankan syariah cukup luas sampai dengan sekarang. Hal ini dipicu oleh UU No. 10 Tahun 1998 yang memungkinkan perbankan melakukan dual banking system yaitu bank-bank konvensional mulai melirik dan membuka unit usaha syariah. Perkembangan institusi keuangan syariah dewasa ini mendapat perhatian dihati masyarakat

2Badan Pusat Statistik, “Hasil Sensus 2010”, artikel diakses pada 13 Juni 2011 dari http://www.bps.go.id/aboutus.php?tabel=1&id_subyek=12

3

Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI,

Setoran Awal BPIH Naik Untuk Menekan Waiting List (Jakarta : Ditjen Bimas dan Haji

Kementerian Agama RI, 2010), Artikel diakses pada 27 Maret 2011 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25 -umum/166-19-persen-dana-haji-dikelola-bank-syariah


(14)

Indonesia.4 Perkembangan lembaga keuangan syariah hingga tahun 2010, terdapat 11 institusi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah (BMS), BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, BCA Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, dan Maybank Syariah. Sementara per Desember 2010, bank umum konvensional yang telah memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) berjumlah 23 bank. Sistem syariah juga telah digunakan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) jumlahnya kini telah mencapai 104 BPR Syariah.

Selain perkembangan institusi keuangan syariah seperti bank di atas, berkembangan pula lembaga keuangan mikro syariah, yaitu BMT. Saat ini, jumlah Lembaga Keuangan Mikro di seluruh Indonesia mencapai 9.000 unit. Yang berbentuk BMT di seluruh Indonesia sekitar 3.307 unit dengan aset Rp 1,5 trilyun. Dengan kata lain, hampir separuh dari Lembaga Keuangan Mikro di negeri ini berbentuk BMT. Bahkan, ada beberapa BMT yang sanggup mengelola aset di atas Rp 10 milyar dengan jumlah nasabah di atas 3.000 orang. Tapi, banyak juga BMT yang asetnya kurang dari Rp 50 juta dan nasabahnya kurang dari 500 orang.5

4

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan

Keuangan Islam, (Jakarta : Kholam Publication, 2008 ), h. 401

5 Rifki Muhammad, “

BMT Harus Berbenah Diri”, Artikel diakses pada 26 Maret


(15)

BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) atau padanan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan fakir miskin.6

BMT memiliki dua fungsi utama yakni funding (penghimpunan dana) dan financing (pembiayaan). Dua fungsi ini memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan ini terutama berhubungan dengan penghimpunan dana supaya tidak menimbulkan terjadinya dana menganggur (idle money). Oleh karenanya, BMT dituntut agar bisa mengembangkan dana dari nasabah dengan cara investasi.

Pada dasarnya BMT juga banyak menyalurkan produk maupun layanan jasanya seperti salah satu BMT yang akan penulis jadikan sebagai tempat penelitian, yaitu BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah sebagai unit usaha yang bergerak semacam bank syariah mini dengan mengelola dana simpanan dan pembiayaan kepada usaha kecil dan sektor informal lainnya.

BMT Al-Kautsar merupakan salah satu unit usaha yang berbentuk kelompok swadaya masyarakat yang dikelola oleh Bank Indonesia. Legalitasnya dikeluarkan melalui Program Hubungan Bank dan KSM (PHBK) dan Pusat Kajian Strategis Pembangunan (PKSP) dan ijin operasional Pusat Inkubasi Bisnis

6


(16)

Usaha Kecil (PINBUK) DKI Jakarta serta legalitas Koperasi No: BI-YINBUK No. 10/PINBUK-DKI/XII/98, BH No.6931 BH/KW.K9/II/99, BH. No. 1491, BH.KW-9/X/06.

Adapun produk-produk dan jasa BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur antara lain, Simpanan Muamalah, Simpanan Haji dan Umroh,

Simpanan Ibadah Qurban, Simpanan Pendidikan, Simpanan Aqikah, Simpanan Kavling Tanah, Simpanan Walimah, Simpanan Kendaraan dan Simpanan Sikaya. Adapun produk-produk pembiayaannya adalah: Pembiayaan Al-Mudharabah, Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah Bai Bitsaman Ajil dan Pembiayaan Ar-Rahn. Di samping itu BMT Al- Kautsar juga mengelola dan menyalurkan ZIS (Zakat, Infak dan Shodaqoh).7 Dan adapun kelebihan dari pada BMT Al-Kautsar ini yaitu menjalin kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Radio DAKTA bekasi dan mengeluarkan sebuah produk yang dinamai DAKTA Card yang berfungsi sebagai kartu ATM.

Banyaknya variasi produk maupun jasa BMT, menandakan bahwa BMT telah melakukan persiapan untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Dari segi pembagian keuntungan maupun penyaluran pembiayaan, BMT juga menggunakan pola bagi hasil dari sisi penghimpunan dana maupun penyalurannya.

7

BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar, (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas Utama: 2006), h. 17.


(17)

Di antara produk dan jasa yang dikembangkan di BMT Al-Kautsar ialah produk simpanan haji. Simpanan haji merupakan salah satu produk dari BMT Al-Kautsar yang cukup diminati oleh nasabahnya.

Oleh karena itu, BMT sebagai pengelola lembaga keuangan mikro syariah harus bisa memanfaatkan dana simpanan haji yang disetorkan oleh nasabah menjadi dana yang produktif dengan cara investasi yang hasilnya dapat dinikmati bersama antara BMT dengan nasabah dan pengusaha mikro dengan sistem bagi hasil. Dalam hal pengelolaan dana simpanan haji, BMT harus mempunyai manajemen yang baik. Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan terarah. Persaingan antar BMT apalagi dengan Bank Syariah juga menuntut BMT agar melakukan inovasi-inovasi yang menarik dalam hal mengatur organisasinya.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk menggali lebih dalam mengenai “Dana Simpanan Haji Untuk Investasi Pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur”. Hal ini dikarenakan bahwa jika pengelolaannya baik maka hasilnya pun baik.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah, skripsi ini hanya akan membahas tentang mekanisme dan operasional, pengelolaan, serta peluang dan tantangan produk simpanan haji pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur.


(18)

C. Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi yaitu “Dana Simpanan Haji untuk Investasi pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur”, permasalahan yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Mekanisme dan Operasional Produk Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina ?

b. Bagaimana Pengelolaan Dana Simpanan Haji untuk Investasi pada BMT Al-kautsar Bidara Cina ?

c. Bagaimana Peluang dan Tantangan Produk Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat umum dan para akademisi untuk lebih mengenal Produk Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina. Lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui akad yang digunakan dalam produk simpanan haji pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina.

b. Untuk mengetahui Mekanisme dan Operasional produk simpanan haji pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina.

c. Untuk mengetahui pengelolaan dana simpanan haji untuk investasi di BMT Al-Kautsar Bidara Cina.


(19)

d. Untuk mengetahui prospek dengan menganalisis produk simpanan haji ini melalui Analisis peluang dan tantangannya.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah:

a. Akademisi

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah literatur perpustakaan dengan memperkenalkan produk simpanan haji.

b. BMT Al-Kautsar dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.

Memberikan sumbangan pemikiran kepada praktisi perbankan secara keseluruhan, khususnya BMT Al-Kautsar Bidara Cina, sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan prinsip-prinsip perekonomian yang sesuai dengan aturan syariat islam.

E. Review Studi Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu mengenai simpanan haji. Tetapi hanya membahas sebatas dan seputar perspektif ekonomi Islam, strategi pemasaran, serta analisis SWOT. Seperti beberapa penelitian sebagai berikut : 1. “PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TERHADAP PRODUK TABUNGAN

HAJI PADA BANK SYARIAH”. Skripsi ini disusun oleh Muchlasin pada tahun 2006. Skripsi ini membahas konsep, mekanisme, dan pengelolaan produk tabungan haji yang dilakukan BNI Syariah. Hasil penelitian, Bank


(20)

BNI syariah menawarkan kemudahan bagi masyarakat yang ingin pergi haji dengan menggunakan akad mudharabah. Dan pengelolaan dana tabungan disalurkan kepada usaha yang halal dan thayyib. Perbedaan dengan skripsi ini yaitu di BNI syariah hanya memakai akad mudharabah sedangkan pada skripsi ini memakai akad wadi’ah dan menjelaskan pengelolaan dana simpanan haji untuk penyaluran pembiayaan (investasi) ke sektor mikro dengan menggunakan akad mudharabah.

2. “STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RAWAMANGUN”. Skripsi ini disusun oleh Putri Kamilah pada tahun 2010. Skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran pada produk pembiayaan talangan haji di Bank Syariah Mandiri cabang Rawamangun. Perbedaan dengan skripsi ini adalah tidak menjelaskan pengelolaan dananya untuk pembiayaan/investasi.

3. “ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH,

STUDI PADA : BANK MUAMALAT INDONESIA”. Skripsi ini disusun

oleh Cipta Kurnia Aji pada tahun 2006. Skripsi ini membahas gambaran tentang produk tabungan haji mudharabah dan menganalisis tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), ancaman (Threats) terhadap produk tabung haji Arafah. Perbedaan dengan skripsi ini adalah tidak menjelaskan pengelolaan dananya untuk pembiayaan/investasi. Akan tetapi hanya menjelaskan tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), ancaman (Threats) terhadap produk tabung haji Arafah.


(21)

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Judul skripsi ini masuk kedalam tipe deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.

Metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.8

Dalam metode penelitiannya, skripsi ini menggunakan pendekatan

Mix Research (penelitian campuran), yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara menggabungkan dua metode penelitian atau lebih. Adapun kedua metode itu adalah: Pertama, Library Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara mempelajari, mengkaji dan meneliti bahan-bahan pustaka yang relevan. Kedua, Field Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara melihat langsung fenomena yang ada dan terjadi di lapangan.

Penelitian ini juga menggunakan bantuan teknik observasi dan wawancara agar mampu memperkuat data-data yang diteliti.

8

Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI-Press, 1993), cet.I, h.71.


(22)

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Data Primer9

Merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu hasil wawancara yang dilakukan langsung kepada objek penelitian. Dengan teknik pengumpulan data dari para karyawan terkait mengenai produk simpanan haji di BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur.

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer. Data yang telah didapat dari hasil observasi, wawancara, literatur-literatur kepustakaan, dan dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan materi penelitian ini. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini oleh penulis diantaranya adalah dengan observasi dan wawancara agar mampu mendapatkan informasi yang tepat antara teori yang didapat dengan praktek yang ada di lapangan. a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan pengamatan, baik langsung ataupun tidak langsung terhadap BMT Al-Kautsar Bidara Cina, untuk mengetahui bagaimana prosedur dan praktek yang terjadi mengenai produk simpanan haji tersebut.

9


(23)

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada petugas dan pegawai yang terlibat perihal produk simpanan haji di BMT Al-Kautsar Bidara Cina. 4. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang penulis peroleh baik dari observasi, wawancara dan literatur-literatur yang ada mengenai materi penelitian, akan diolah dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Hal ini karena data yang didapat akan berupa kata-kata dan angka-angka yang akan diolah menjadi suatu kesimpulan.

5. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah BMT Al-Kautsar yang terletak di wilayah Bidara Cina Jakarta Timur. Beralamat di Jl. Tanjung Lengkong No. 04 Kelurahan Bidara Cina Jatinegara Jakarta Timur.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan pembahasan skripsi ini, penulis mengurutkan permasalahannya menjadi 5 bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan. Meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.


(24)

Bab II : Simpanan & Investasi. Menguraikan tinjauan umum tentang simpanan dan investasi. Meliputi: Pengertian, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat, Sifat Akad Simpanan, dan Perubahan Simpanan dari Amanah menjadi Dhamanah serta Pengertian, Dasar Hukum, Investasi dalam Islam, dan bentuk Investasi dalam Lembaga Keuangan Syariah.

Bab III : Profil BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur. Meliputi: Sejarah Berdiri, Visi dan Misi, Struktur Organisasi serta Produk dan Layanan BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur.

Bab IV : Dana Simpanan Haji untuk Investasi pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur. Meliputi: Mekanisme, Pengelolaan, serta Peluang dan Tantangan Dana Simpanan Haji

Bab V : Penutup. Merupakan kesimpulan dari Analisis dan Deskripsi hasil penelitian, kemudian memberikan saran yang dapat dijadikan masukan.


(25)

14 A. Pengertian Simpanan

Pengertian simpanan menurut undang-undang perbankan nomor 10

tahun 1998 adalah ”Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.1

Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, maksudnya ialah untuk menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang telah dibuat antar bank dengan si penabung.2

Simpanan merupakan investasi tidak terikat dari mitra/anggota yang penarikannya hanya dapat dilakukan oleh mitra/anggota atau yang diberi kuasa dengan persyaratan tertentu yang telah disepakati.

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank Syariah dan atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.3

1

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Revisi, Cet. 7, h.74

2

Kasmir, Dasar–Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. Ke-3, h.84

3

Andri Soemitra, 2009, BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH, Jakarta , Kencana Ed.1 Cet.1 h.74.


(26)

B. Dasar Hukum Simpanan

Simpanan atau al-wadi’ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia wajib mengembalikan pada waktu pemilik meminta kembali, firman Allah SWT :4





Artinya: “akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,

Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya”. (QS. Al-Baqarah : 283)

Orang yang menerima barang titipan tidak berkewajiban menjamin. kecuali bila ia tidak melakukan kerja dengan sebagaimana mestinya atau melakukan jinayah terhadap barang titipan. Berdasarkan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi :5

(

)يق يبلا ا ر

تؤم ىلع ا ضا

“Tidak ada kewajiban untuk orang yang diberi amanat” (HR. al-Baihaqi ).

C. Rukun dan Syarat Simpanan (Wadi’ah)

Menurut Hanafiyah rukun al-wadiah ada satu, yaitu ijab dan qabul, sedangkan yang lainnya termasuk syarat dan tidak termasuk rukun. Menurut

Hanafiyah dalam shighat ijab dianggap sah apabila ijab tersebut dilakukan

4

M. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, Cet. 1, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), h. 182.

5

Ahmad Bin Husein Bin Ali Bim Musa Abu Bakar, Sunan al-Baihaqi al-Kubro,


(27)

dengan perkataan yang jelas (sharih) maupun dengan perkataan samar (kinayah). Hal ini berlaku juga untuk qabul diisyaratkan bagi yang menitipkan dan yang dititipi barang dengan mukallaf. Tidak sah apabila yang menitipkan dan yang menerima benda titipan adalah orang gila atau anak yang belum dewasa (shabiy).

Menurut Syafi’iyah.Wadi’ah memiliki tiga rukun, yaitu :6

1. Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara’.

2. Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, diisyaratkan bagi penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.

3. Shighat ijab dan qabul al-wadi’ah, diisyaratkan pada ijab dan qabul ini dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.

D.Sifat Akad Simpanan

Ulama fiqih sepakat mengatakan, bahwa akad wadi’ah bersifat mengikat kedua belah pihak. Akan tetapi, apakah tanggung jawab memelihara barang itu bersifat amanah atau bersifat ganti rugi (Dhamanah). Ulama fiqih sepakat, bahwa status wadi’ah bersifat amanah, bukan dhamanah, sehingga semua kerusakan penitipan tidak menjadi tanggung jawab pihak yang menitipi, berbeda sekiranya kerusakan itu disengaja oleh orang yang dititipi. Sebagai alasannya adalah sabda Rasulullah :7

6

M. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, Cet. 1, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), h. 183. 7


(28)

ا ض ّلغ لا ريغ د تس لا ىلع سيل

)يق يبلا ا ر(

“Orang yang dititipi barang apabila tidak melakukan pengkhianatan tidak

dikenakan ganti rugi”. ( HR. al-Baihaqi)

Dengan demikian, apabila dalam akad wadi’ah ada dipersyaratkan ganti rugi atas orang yang dititipi juga harus menjaga amanat dengan baik dan tidak boleh menuntut upah (jasa) dari orang yang menitipkan.8

E. Perubahan Simpanan dari Amanah menjadi Dhamanah

Akad wadi’ah adalah bersifat amanat dan imbalannya hanya mengharapkan ridho Allah semata. Namun para ulama fiqih memikirkan juga kemungkinan lain, yaitu wadi’ah/simpanan yang bersifat amanat berubah menjadi wadi’ah yang bersifat dhamanah (ganti rugi). Kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah :9

1. Barang itu tidak dapat dipelihara oleh orang yang dititipi. Demikian juga halnya apabila ada orang lain yang akan merusaknya, tetapi dia tidak mempertahankannya, sedangkan dia mampu mengatasinya (mencegahnya). 2. Barang titipan itu dititipkan lagi kepada orang lain yang bukan keluarga

dekat, atau orang yang bukan dibawah tanggung jawabnya.

3. Barang titipan itu dimanfaatkan oleh orang yang dititipi, kemudian barang itu rusak atau hilang. Sedangkan barang titipan seharusnya diperlihara, bukan dimanfaatkan.

8

Ahmad Bin Husein Bin Ali Bim Musa Abu Bakar, Sunan al-Baihaqi al-Kubro,

(Darul Baz, 1994), Hadits No. 12479, Juz. 6, h. 289. 9

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 2, h.249.


(29)

4. Orang yang dititipi mengingkari ada barang titipan kepadanya. Oleh sebab itu, sebaiknya dalam akad wadi’ah disebutkan jenis barangnya dan jumlahnya ataupun sifat-sifat lain, sehingga apabila terjadi keingkaran dapat ditunjukkan buktinya.

5. Orang yang menerima titipan barang itu, mencampuradukkan dengan barang pribadinya, sehingga sekiranya ada yang rusak atau hilang, maka sukar untuk menentukannya, apakah barangnya sendiri yang rusak (hilang) atau barang titipannya.

6. Orang yang menerima titipan itu tidak menepati syarat-syarat yang dikemukakan oleh penitip barang itu, seperti tempat penyimpanannya dan syarat-syarat lainnya.

F. Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariat Islam.10

Investasi merupakan bagian penting dalam perekonomian. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap. Investasi berbeda dengan membungakan uang, karena membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.11

10

Ahmad Rodoni, Investasi syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. Ke-1, h. 46

11 Muhamad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema


(30)

G. Dasar Hukum Investasi

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan dalam Islam. Karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, investasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk dilakukan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum dalam berinvestasi, antara lain :

1. Surat An-Nisaa’ ayat 9

                            

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar”. (QS. An-nisa : 9)

Ayat diatas memerintahkan kepada kita agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah baik moril maupun materil. Seolah ingin memberikan anjuran agar selalu memperhatikan kesejahteraan (dalam hal ini secara ekonomi) yang baik dan tidak meninggalkan kesusahan secara ekonomi, nampaknya Al-Qur’an telah jauh hari mengajak umatnya untuk selalu memperhatikan kesejahteraan yang salah satu caranya adalah dengan berinvestasi.


(31)

2. Surat Al-Hasyr ayat 18                                  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”. (QS. Al Hasyr : 18)

Kata دغل تمدقام سف ر تل dapat pula diartikan bukan saja memperhatikan kehidupan akhirat namun memperhatikan kehidupan dunia karena kata

دغ

bisa berarti besok pagi, lusa atau waktu yang akan datang. Investasi akhirat dan dunia nampaknya menjadi suatu hal yang wajib bagi orang yang beriman kepada Allah dengan selalu Taqwa kepada-Nya.

3. Surat Al-Baqarah ayat 261

                                               

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha

mengetahui”.12

(QS. Al-Baqarah: 261)

Ayat di atas dapat merupakan contoh kongkrit dari cara kita berinvestasi yang dimulai dengan sebutir benih menjadi tujuh bulir dan

12

Bachtiar Surin, Az-zikra Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an dalam huruf Arab


(32)

akhirnya menjadi tujuh ratus biji. Nampaknya Al-Qur’an telah memberikan panduan investasi (walaupun dalam hal ini adalah infaq, yang berdimensi

ukhrawi), namun bila banyak orang yang melakukan infaq maka akan menolong ratusan bahkan ribuan orang yang miskin untuk dapat berproduktifitas ke arah yang lebih baik. Nampaknya multiplier effect dari infaq bukan hanya berpengaruh pada akhirat saja namun juga mempengaruhi dimensi dunyawiyah.

H. Investasi dalam Islam

Dalam hukum Islam, kegiatan berinvestasi dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang termasuk dalam kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Hukum asal kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yang berarti semua kegiatan dalam hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang memang jelas ada larangannya

(haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diperbolehkan kecuali yang memang terdapat implikasi dari al-Qur’an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit.

Islam menganjurkan pada kita agar menggunakan harta secara efektif dan efisien dan mendorong agar setiap kekayaan yang ada pada kita diinvestasikan di sektor riil. Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia dan membiarkan aset yang menganggur. Hal ini sesuai dengan


(33)

penjelasan Imam Al-Ghazali bahwa penimbunan uang (al-ikhtinaz) merupakan perbuatan zalim dan dapat menghilangkan hikmah yang terkandung di dalamnya.13 Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 34:

                                                   

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,” (QS. At-Taubah : 34)

Aktifitas investasi dalam Islam lebih didasarkan pada motivasi sosial yaitu membantu sebagian masyarakat yang tidak memiliki modal namun memiliki kemampuan berupa keahlian (skill) dalam menjalankan usaha, baik dilakukan dengan bersyarikat (musyarakah) maupun dengan berbagi hasil (mudharabah). Jadi dapat dikatakan bahwa investasi dalam Islam bukan hanya dipengaruhi faktor keuntungan materi, tapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor syariah (kepatuhan pada ketentuan syariah) dan faktor sosial (kemashlahatan umat).

13

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga


(34)

Investasi dalam Islam pada dasarnya adalah sebagai bentuk aktif dari ekonomi syariah. Prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam investasi yang seharusnya menjadi perhatian bagi pelaku investasi syariah antara lain :

1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram. 2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.

3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.

4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.

5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar

(ketidakjelasan/samar-samar).

Berdasarkan keterangan di atas, kegiatan investasi yang dilakukan oleh para pelaku dan praktisi lembaga keuangan syariah termasuk di dalamnya industri perbankan syariah, hendaknya mengacu pada hukum syariat yang berlaku. Pengelolaan dana investasi bank syariah baik pembiayaan maupun penanaman dana dan bentuk investasi lainnya tidak boleh disalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan.

Investasi dalam ekonomi Islam amat berbeda dengan investasi ekonomi non muslim, perbedaan ini terjadi terutama karena pengusaha Islam tidak menggunakan tingkat bunga dalam menghitung investasi. Dimana harta atau uang dinilai oleh Allah sebagai Qiyaman14 yaitu sarana pokok kehidupan.

14

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai


(35)

I. Bentuk Investasi dalam Lembaga Keuangan Syariah

Investasi oleh Lembaga Keuangan Syariah dilakukan dalam rangka mengelola aktiva produktif atau earning assets. Seperti disebutkan dalam Peraturan Bank Indonesia No.5/7/PBI/2003 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah, yang dimaksud aktiva produktif adalah yaitu penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan dan penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), yang dapat menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.

Secara umum, beberapa bentuk investasi yang dilakukan oleh Bank Syariah antara lain :15

1. Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan/atau tagihan berdasarkan akad

mudharabah, musyarakah, dan/atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

2. Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan/atau sewa berdasarkan akad murabahah, salam, istishna dan/atau ijarah.

3. Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

15

Bank Indonesia Direktorat Perbankan Syariah, Himpunan Ketentuan Perbankan

Syariah Indonesia: Agustus 1999-Januari 2005, Peraturan Bank Indonesia No: 5/7/PBI/2003


(36)

4. Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan/atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah (BPRS) antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan/atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

5. Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk penanaman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.

6. Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau piutang (debt to equity swap), sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.

7. Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable Letter of Credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.


(37)

8. Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.


(38)

27 BAB III

PROFIL BMT AL-KAUTSAR BIDARA CINA JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Berdirinya Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar Bidara Cina

BMT Al-Kautsar sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang bergerak di bidang simpan pinjam dengan segmen usaha kecil dan menengah dengan misi utamanya yakni memberdayakan pengusaha kecil dan ekonomi lemah serta mengembangkan sistem ekonomi syariah melalui pembinaan dan pembiayaan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir. BMT Al-Kautsar merupakan Koperasi Swadaya Masyarakat (KSM) serta partner dari Pusat Kajian Strategis Pembangunan (PKSP) yang beralamat di jalan Tanjung Lengkong No. 4 Kelurahan Bidara Cina Jatinegara Jakarta Timur sesuai izin operasional Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) DKI Jakarta.1

BMT Al-Kautsar didirikan pada tanggal 19 juni 2000 dengan legalitas yang dikeluarkan oleh PHBK dan PKSP serta izin operasional dari PINBUK DKI Jakarta dan koperasi dengan Nomor: BI-YINBUK NO.10/PINBUK-DKI/XII/98, BH.NO. 693/BH/KW.K9/II/99, BH. NO.149/BH/KW-9/x/06.2 Oleh karena itu, fungsi BMT Al-Kautsar disamping membangun ekonomi pedagang kecil dan

1

BMT al-Kautsar, Profil LKMS BMT al-Kautsar, h. 2 2


(39)

menengah adalah membangun aqidah sebagai landasan hidup dan kehidupan mereka. Dengan demikian, keberadaan pedagang kecil dan menengah lambat laun akan mandiri secara kuat karena dasar keyakinan dan ekonominya sudah terbangun.

Landasan hukum BMT Al-Kautsar Bidara Cina sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

3. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998.3

B. Visi, Misi dan Tujuan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar Bidara Cina 1. Visi BMT Al-Kautsar Bidara Cina

Menjadikan lembaga bisnis keuangan syariah yang mandiri dan profesional dalam menyelenggarakan layanan pembiayaan dan manajemen kewirausahaan serta membangun kualitas anggota, keluarga dan masyarakat di sekitar KJKS BMT AL-KAUTSAR yang selamat, damai dan sejahtera dengan berlandaskan asas dan prinsip-prinsip dasar yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan dan berkehati-hatian.

3

BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas Utama: 2006), h. 3.


(40)

2. Misi BMT Al-Kautsar Bidara Cina

a. Memberikan layanan bisnis kepada anggota dan menciptakan sinergi bisnis yang positif.

b. Berperan serta dalam meningkatkan taraf hidup perekonomian umat Islam. c. Memberikan kontribusi yang layak pada manajemen dan seluruh

karyawan.

d. Berperan serta dalam gerakan merubah dari ekonomi ribawi ke ekonomi syariah.

3. Prinsip dan Tujuan BMT Al-Kautsar Bidara Cina

Prinsip yang dipegang teguh oleh BMT Al-Kautsar dan seluruh jajaran pengurus serta pegawainya yaitu menjaga nilai-nilai integritas, transparansi serta prudent banking dalam penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan dengan sistem mitra kekeluargaan. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah:

a. Membebaskan pedagang kecil dan ekonomi lemah dari jeratan rentenir. b. Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dengan mau berusaha. c. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil dan

ekonomi lemah.

d. Memasyarakatkan etika bisnis yang berdasarkan syariah.

e. Membantu dan menyantuni kaum dhuafa lainnya dari keuntungan yang diperoleh.


(41)

f. Melakukan pembinaan kepada para pedagang dan ekonomi lemah4.

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan, semua itu KJKS BMT Al-Kautsar mengembangkan budaya kerja dengan komitmen kepada: a. Menciptakan rasa loyalitas yang tinggi, sehingga tercipta rasa saling

memiliki.

b. Menciptakan rasa empati/peduli yang tinggi kepada lembaga, anggota dan pengelola.

c. Pengelolaan lembaga yang bersih dan aman.

d. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif guna meningkatkan sumberdaya manusia.

e. Memberikan pelayanan kepada anggota untuk dapat mandiri, dengan rasa aman, disiplin dan menjadikan yang utama5.

C. Struktur Organisasi Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur

Sebagaimana lembaga keuangan lainnya, BMT Al-Kautsar juga memiliki struktur kepengurusan dalam menjalankan operasionalnya yakni:6

4

BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas Utama: 2006), h. 9.

5

Wawancara Pribadi dengan Abdullah M. Said. Bekasi, 8 Juni 2011. 6


(42)

1. Badan Pengawas

Ketua : DR. H. Abdul Mannan, SE, MM Anggota : M. Islah, SE

: MD. Karyadi, LC 2. Badan Pengurus

Ketua : Abdullah M. Said Sekretaris : Mahidin S

Bendahara : Azhari 3. Badan Pengelola

Kabag Operasional : Budi Sudirja

Badan Pengawas

Ketua : DR. H. Abdul Mannan, SE,MM Anggota : M. Islah, SE

MD. Karyadi, LC

Badan Pengurus

Ketua : Abdullah, M, Said Sekretaris : Mahidin S Bendahara : Azhari

Badan Pengelola

Kabag Operasional

Budi Sudirja

Divisi Marketing

1. Herdiyanto 2. Jaih

Divisi Pembiayaan

1. Imam

Pelayanan Anggota

1. Mulyawati 2. Maulana Firdaus 3. Mega Aprianti


(43)

Divisi Pembiayaan : Imam Pelayanan Anggota : Mulyawati

: Maulana Firdaus : Mega Aprianti Divisi Marketing : Herdiyanto

: Jaih7

D. Produk dan Layanan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar Bidara Cina 1. Produk Penghimpunan Dana

a. Simpanan Muamalah

Merupakan simpanan praktis bagi setiap muslim karena penarikannya bisa di ambil kapan saja sesuai dengan kebutuhan nasabah. b. Simpanan Haji & Umrah

Merupakan simpanan dengan tujuan mewujudkan niat suci nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah yang penarikannya hanya dapat dilakukan ketika tiba saatnya menunaikan ibadah haji dan umrah. Namun, simpanan ini dapat diambil untuk kebutuhan darurat. c. Simpanan Ibadah Qurban

Merupakan simpanan dengan tujuan untuk mewujudkan setiap impian nasabah yang ingin menunaikan ibadah qurban yang penarikannya dapat ditarik menjelang hari raya qurban. Pihak BMT juga akan

7


(44)

membantu pengadaan hewan qurban dan menyalurkannya kepada yang berhak.

d. Simpanan Pendidikan

Merupakan simpanan bagi nasabah yang ingin menyisihkan pendapatannya untuk persiapan biaya pendidikan bagi putra-putrinya. Dengan semakin mahalnya biaya pendidikan tabungan ini memberikan solusi dan persiapan yang matang untuk mewujudkan pendidikan yang lebih tinggi.

e. Simpanan Aqiqah

Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi pasangan yang ingin menyambut kelahiran buah hati sehingga mampu memberikan persiapan yang baik dan menunaikannya pada waktu yang tepat dan lebih utama.

f. Simpanan Kavling Tanah

Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah yang menginginkan investasi di masa depan berupa tanah dan tempat tinggal yang permanen. Adapun besarnya setoran dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah.

g. Simpanan Walimah

Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah yang menginginkan persiapan pernikahan. Dengan simpanan ini, nasabah mampu mengatur dan mengelola setiap dana yang akan dikeluarkan untuk


(45)

kebutuhan menjelang pernikahan. Sehingga, semuanya bisa berjalan sesuai dengan harapan.

h. Simpanan Kendaraan

Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah yang menginginkan kendaraan motor. Simpanan ini bertujuan untuk mewujudkan impian nasabah yang mempunyai aktivitas dagang atau jasa yang dalam operasionalnya membutuhkan kendaraan berupa motor. Besar setoran disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

i. Simpanan Berjangka Pemberdayaan(Sikaya)

Kami telah memberikan bukti, tingkat hasil Simpanan Sikaya melebihi tingkat suku bunga Bank umum atau bagi hasil Bank umum syariah lainnya, sebagaimana terlihat dari tingkat bagi hasil periode 2008– 2009. Simpanan Berjangka Pemberdayaan memberikan perlindungan Asuransi Syariah (bebas premi) kepada nasabah sebesar nilai nominal Sikaya yang ditetapkan dengan nilai klaim sebesar Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 25.000.000.

2. Produk Penyaluran Dana a. PembiayaanAl-Mudharabah

Merupakan pembiayaan untuk modal kerja atau investasi modal bagi nasabah yang mencapai hingga 100%, sedangkan nasabah bertanggung jawab melaksanakan kegiatan usaha dan manajemennya.


(46)

Pembagian bagi hasil keuntungan dilakukan sesuai nisbah yang disepakati bersama diantara pihak yang terlibat dalam kerjasama. Dalam hal ini pihak BMT berlaku sebagai pemilik dana (sohibul mal) dan nasabah sebagai pengelola dana (mudhorib)

b. PembiayaanMurabahah

Merupakan pembiayaan investasi bagi nasabah dengan sistem jual beli yang pembayarannya secara tunai pada saat jatuh tempo, yang keuntungannya diperoleh dari selisih antara harga beli/pokok dengan harga jual.

c. PembiayaanMusyarakah

Merupakan pembiayaan yang bekerjasama (patnership) antara pemilik modal dengan nasabahnya dan masing-masing menyetorkan modal dalam jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut digunakan untuk mengelola proyek atau usaha yang layak. Pembagian keuntungan akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disetujui dalam akad.

d. PembiayaanMurabahah Bai Bitsaman Ajil

Merupakan pembiayaan bagi nasabah, untuk tujuan pembelian barang dengan pembayaran cicilan, dimana barang yang dibeli diperlukan sebagai sarana dan prasarana usaha, dengan memperoleh selisih antara harga jual dengan harga beli.


(47)

e. PembiayaanAr-Rahn

Merupakan pembiayaan bagi nasabah untuk keperluan yang sifatnya darurat, dimana dengan menggadaikan barang berupa emas, nasabah akan mendapatkan dana pinjaman sesuai dengan kesepakatan. g. Pengelolaan dan Penyaluran ZIS (Zakat, Infak dan Shodaqoh).8

Merupakan produk jasa yang bertujuan membantu mengumpulkan dan mengelola dana zakat, infak dan sodaqoh dari masyarakat (nasabah & non nasabah) serta menyalurkannya kepada para pihak yang berhak (mustahiq).

8Dakta 107 FM, “

BMT Al-Kautsar”, Artikel diakses pada 15 Februari 2011


(48)

37

BIDARA CINA JAKARTA TIMUR

A. Mekanisme dan Operasional Produk Simpanan Haji pada BMT. Al-Kautsar Bidara Cina.

1. Karakteristik Produk

Dana Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar adalah merupakan produk milik BMT Al-Kautsar yang memberikan sarana dan fasilitas bagi umat islam yang mempunyai niat yang kuat untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci sehingga secara bertahap niat itu dapat terwujud.1

Produk ini sudah diluncurkan sejak bulan februari tahun 2003 lalu. Kebutuhan dan dorongan dari masyarakatlah yang memberikan landasan bagi pihak BMT Al-Kautsar untuk membuat suatu produk yang bisa membantu masyarakat muslim dalam rangka mewujudkan niat mereka untuk beribadah haji. Oleh karena itu, BMT Al-Kautsar sebagai lembaga keuangan mikro syariah berupaya untuk mewujudkan niat kaum muslimin yang akan menunaikan rukun islam kelima ini melalui simpanan haji.

Adapun ketentuan dan fitur produk Simpanan Haji ini adalah sebagai berikut:

Ketentuan:

a. Setoran awal minimal Rp 500.000

1


(49)

Manfaat dan Kemudahan: a. Aman dan terjamin. b. Proses mudah dan cepat.

c. Terkoneksi dengan rekening tabungan. Persyaratan:

a. Kartu identitas nasabah. Peruntukkan:

a. Perorangan. Biaya-biaya:

a. Biaya administrasi

b. Biaya administrasi dibayar saat dana lunas dan saat pencairan Karakteristik:

a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah dan

mudharabah

b. Akad antara pihak nasabah dengan BMT adalah menggunakan akad

wadi’ah yad dhamanah.

c. Akad antara pihak BMT dengan pengusaha mikro adalah mudharabah. Berikut ini mekanisme/prosedur untuk membuka rekening simpanan haji di BMT Al-Kautsar:

a. Calon Nasabah mendatangi BMT Al-Kautsar melalui bagian pelayanan anggota (customer service) dengan menyampaikan tujuan dan maksud untuk menjadi nasabah haji di BMT Al-Kautsar.


(50)

b. Bagian pelayanan anggota (customer service) menjelaskan syarat dan ketentuan kepada nasabah tentang mekanisme menjadi nasabah simpanan haji.

c. Nasabah mengisi formulir menjadi nasabah simpanan haji.

d. Menyerahkan setoran awal sebesar Rp. 500.000 untuk saldo awal simpanan haji.

e. Nasabah mendapatkan buku tabungan simpanan haji untuk kemudian dicicil tanpa ada batasan waktu menjadi calon haji. Akan tetapi, tetap melakukan niat untuk menjadi calon haji.

Gambar 4.1. Prosedur Pembukaan rekening simpanan Haji

Customer Service

Calon nasabah

Menyerahkan setoran awal

Isi Formuir

Penjelasan syarat & ketentuan

Penyampaian maksud & tujuan

Ya/Setuju Tidak Batal

Nasabah mendapatkan buku tabungan Simpanan Haji


(51)

2. Sistem Pembayaran dan Jangka Waktu Pelunasan.

Produk simpanan Haji ini adalah berbentuk tabungan. Oleh karena itu, cara pembayarannya pun sama dengan sistem menabung pada umumnya yaitu dengan cara menyetor sejumlah dana kedalam rekening tabungan. Jumlah dana yang disetorkan dan tempo setiap ingin menabung adalah fleksibel, sesuai kemampuan dan keinginan nasabah. Semakin besar jumlah dana yang disetorkan, maka semakin cepat tempo yang digunakan, akan semakin cepat pula niat nasabah untuk beribadah haji ini bisa terwujud.

Jika dana nasabah yang ada didalam rekening sudah mencapai Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah), maka pihak BMT sudah bisa mengajukan nama nasabah ke Kantor Wilayah Departemen Agama untuk mendapatkan jatah seat (kursi). Adapun sisa kekurangannya bisa dilunasi secepatnya.

Adapun prosedurnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Nasabah dapat membayar dana simpanan Haji miliknya dengan cara manual atau secara otomatis dengan cara on line melalui ATM. Jika nasabah melakukannya secara manual maka bisa datang ke kantor BMT Al-Kautsar dan menuju ke bagian teller untuk mencicil tabungannya. Jika melakukannya secara otomatis maka dapat menggunakan fasilitas ATM

Dakta Card, jadi nasabah bisa langsung mentransfer uangnya kedalam rekening Simpanan Haji miliknya.


(52)

b. Setelah dana masuk kedalam rekening nasabah, petugas akan mendebet sejumlah dana yang dibutuhkan dari rekening nasabah untuk disetorkan kepada Biro Haji & Umroh yang telah bekerjasama dengan pihak BMT. c. Setelah seluruh proses administrasi di Biro Haji & Umroh selesai maka

pihak Biro mendaftarkan nama nasabah bersangkutan ke Kantor Wilayah Departemen Agama setempat untuk kemudian diajukan ke Departemen Agama Pusat.

d. Setelah proses administrasi di Departemen Agama Pusat selesai, maka pihaknya akan memberikan konfirmasi perihal jatah seat untuk nasabah yang bersangkutan.

e. Kemudian pihak Biro secepatnya akan memberikan informasi kepada nasabah tentang hal-hal dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Pusat.


(53)

Gambar 4.2. Prosedur Pelunasan Pembayaran

Untuk penarikan dana simpanan haji ini, hanya dapat dilakukan pada saat dana tersebut lunas dan akan digunakan untuk keperluan biaya haji. Jika belum saatnya tiba namun nasabah ingin menarik dananya maka hal ini dibolehkan dengan ketentuan bahwa nasabah harus mengemukakan alasan yang tepat seperti misalnya biaya berobat bagi keluarga yang sakit, atau hal lain yang bersifat darurat.

Nasabah

Pelunasan Tabungan

Petugas BMT Mendebet dari rekening nasabah

Biro Haji & Umroh pihak

BMT

Kanwil Departemen

Agama

Mendaftarkan nama nasabah ke Biro Haji & umroh

Nasabah

Penyelesaian administrasi dan Konfirmasi dari Pusat

Menunggu jadwal keberangkatan

Depatemen Agama Pusat Secara manual datang ke kantor

Atau secara otomatis melalui ATM


(54)

Jika nasabah meninggal dunia pada masa tabungan berjalan, maka seluruh haknya jatuh kepada ahli waris yang telah ditentukan sendiri oleh nasabah pada awal transaksi. Ahli waris mempunyai 2 (dua) pilihan, yaitu antara mengambil seluruh dana yang ada, atau melanjutkan tabungannya hingga mencukupi untuk si ahli waris menunaikan ibadah haji. Namun pihak BMT tetap akan memberikan saran dan menganjurkan agar ahli waris meneruskan tabungan yang ada, karena memang tujuan awal dari dana simpanan ini adalah ibadah ke tanah suci.

B. Pengelolaan Dana Simpanan Haji untuk Investasi pada BMT Al-Kautsar. Saat ini pamor investasi semakin menanjak seiring teredukasi-nya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Orang semakin sadar bahwa menyimpan uang dalam celengan atau di bawah bantal, tidak lagi memberi nilai lebih. Sebaliknya, semangat untuk membuat uang berkembang baik dengan

sendirinya, “membuat uang bekerja untuk Anda”, menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Orang pun semakin sadar bahwa nilai uang saat ini berbeda dengan masa yang datang.2

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangakan harta. Di dalam kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan

2

Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, (Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama, 2009), cet.II, h.2.


(55)

lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.3

Pada dasarnya konsep investasi dalam islam tidak berbeda dengan konsep investasi pada umumnya (konvensional). Ahmad Rodoni dalam bukunya Investasi Syariah menyatakan bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah islam. Jadi titik perbedaannya adalah kesesuaian seluruh tindakan investasi dengan aturan syariat islam, sehingga seluruh praktisi investasi dalam kondisi apapun harus tetap berada dalam koridor syariat islam.

Produk Simpanan Haji yang menggunakan akad wadi’ah yad dhamanah, dimana pihak yang dititipkan dana oleh para nasabah bisa menggunakan dana yang terkumpul tersebut, membuat pihak BMT Al-Kautsar mendapatkan izin dari para nasabah simpanan haji-nya untuk menginvestasikan dana haji yang terkumpul kedalam dunia usaha mikro dengan cara menyalurkan pembiayaan kepada para pengusaha-pengusaha mikro.

Dana yang akan disalurkan kepada para pengusaha mikro sebagai pembiayaan ini menggunakan akad mudharabah. Pengusaha mikro sebagai

mudhorib dan pihak BMT sebagai wakil dari para nasabah simpanan haji yang menjadi shohibul mal (pemilik dana). Adapun nisabah yang diterapkan oleh pihak

3

Ahmad Rodoni, Investasi syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. Ke-1, h. 28


(56)

BMT Al-Kautsar dengan para pengusaha mikro ini adalah 60% : 40%, dimana pihak pengusaha mendapatkan 60% dari total keuntungan dan sisanya adalah bagian milik BMT.

Setelah keuntungan yang didapat dari pembiayaan ke sektor mikro ini terkumpul, maka pihak BMT akan membagikan keuntungan ini kepada seluruh nasabah simpanan Haji secara proporsional, tergantung dari jumlah dana dari tiap nasabah yang ada di rekening masing-masing. Adapun nisbah yang ditentukan oleh pihak BMT kepada para nasabah adalah 35% : 65%, dimana 35% adalah milik BMT dan sisanya adalah milik nasabah.4

Contoh sederhana adalah misalnya total keuntungan yang didapat dari pembiayaan ke usaha sektor mikro adalah Rp 1.000.000, maka rinciannya adalah sebagai berikut:

Perhitungan antara pihak BMT dengan pengusaha mikro Nisbah BMT : pengusaha = 40% / 60%

Total keuntungan = Rp 1.000.000

BMT = 40% x 1.000.000 = Rp 400.000 Pengusaha = 60% x 1.000.000 = Rp. 600.000

Perhitungan antara pihak BMT dengan nasabah Simpanan Haji Nisbah BMT : nasabah = 35% / 65%

Total keuntungan = Rp 400.000

4


(1)

b.

Tantangan

1)

Pemikiran bahwa menunaikan ibadah haji hanya bisa dilakukan oleh

orang kaya.

2)

Kondisi keuangan masyarakat yang belum memadai.

3)

Sistem kuota yang sering kali penuh.

4)

Brand Image BMT Al-Kautsar yang belum cukup familiar di

masyarakat luas.

Jakarta, 09 Juni 2011

Manajer Tamwil BMT Al Kautsar


(2)

'i

BMTAL-KAUTSAR

Jl. Tanjung lengkong No.4 KeL Bidara Cirn Jatinegara Jakarta Timur Telp. 021 850 9910

Jl. KH Agus Salim No. 77 Bekasi

rimur

Radio DAr(TA 107 FM Telp 021 88o 2677

SURAT I(ETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah

ini

Manajer

LKMS BMT

Al-Kautsar

Bidara Cina Jakarta

Timur,

menerangkan bahwa :

Nama

NIM

Semester

Prodi/ Konsentrasi

Fakultas

: Ahmad Syauqie :2O6O461O3802 :

X

(Sepuluh)

: Muamalat/ Perbankan Syariah : Syariah

&

Hukum

Benar, yang bersangkutan telah melakukan observasil penelitian di

LKMS

BMT

Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta

Timur

dengan tema

"Dana

Simpanan

Haji

Untuk

Investasi

pada

BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta

Timur".

Demikian

surat keterangan

ini

kami

buat dengan sesungguhnya agar dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

10 Juqi 201 I

BMT

Al-Kautsar

(Abdullah

M.

Said)


(3)

L

em

6

ag

a

l{euang an

gW.ifu.o

Sy

ari'

a

fi

BMT

AL- KAUTSAR

n.

KH.

Agus Salim No. 77 Bekasi Timur Radio

DAKTA

107 FM Telp. (o21) gga 2677

BMT

AL.KAUTSAR

Jl. Tanjung Lengkong No. 44 Bidaracina Jakarta Timur Telp. (O2l) 85o 9910

ffi

AKAD

KESEDIAAN

I}VVESTASI

TABLINGAN

Bisynitra.frirafr

manilrafiil4

ridho

Allah

SWT, Saya yang berranda tangan di bawah

ini

Dengan memohan Nama Lengkap Tempat/ Tgl

Lahir

Alamat Rumah

( Lengkap

)

Tlp.

No. KTP/Identitas

Bersedia

berinvestasikan

mernilih

j

enis Tabungan

dengan

rnembuka

sirnpanan Tabungan

di

BMT

A-l-Kautsar

dan

(

(

(

)

Dana

Muarnalah/ usaha

)

Qurban

dan

Idul

Fitri

)

Walirnah/ Nikah

( ( (

)

Haji

dan

Umroh

)

Pendidikan

)

Aqikah

Saya

bersedia

rnernatuhi

semua

dan

rnenunjuk

:

peraturan

dan

ketentlran yang

berlaku

di

BMT

Al-Kautsar

Nama

A-lamat

Hub. Keluarga

Sebagai

ahli waris

saya,

sekaligus rneleepaskan tanggung

jawab

BMT

Al-Kautsar dari

segala

kewajiban dan tuntutan

dari

siapapun

dan

dengan

dalih

apapun rnengenai

hak

terhad.ap

tabungan

ini.

Dernikian

akad

pembukaan Tabungan

ini

saya

buai

dengan

iebenarnya.

No.Rek .../.../

Pernohon

Petugas

BMT

Al-Kautsar

Nama

&

Tanda Tangan

Nama

&

Tanda Tangan

Mari

kita

galang bersama

kekuatan ekonomi {Jmmat

dengan

Langkah-langkah nyata


(4)

LEMBAGA KEUANGAN

MKRO

SYARIAH

BMTAL-KAUTSAR

Jl. Tg. Lengkong Rr 1ll7 No. 4 Bidaracina Jakarta Timur 13330 E 8509910 Fax- 8574406

Radio DAKTA 10? FM Jl. KH. Agus SalimNo. TT Bekasi 28802677' 88340148 B is miUsh ift ah manin a h im

Harap diterima untuk dibukukan dalam rekening tabungan :

flMuamalah

trTajarni

QHariRaya trHaji&UmrohtrWalimahNikahQAqikah trKavlingTanah

No.Rekening

:l I l.l I

l.

Tanggal Jumlah Rp. Atas Nama

Terbilang

TTD & Cap Petugas Nama & TTD Penyetor

a

LEMBAGA KEUANCAN MIKRO SYARIAH

BMTauxaUrsari

,i"l:;

r;Xlry

H

i

yJ Tl.

i

:,.*:l:,*".:-il,

il

ir.ro

r

s 50ee r 0 Fax. 85 24406

Mffi

;

;i

T;

d

;;* a"*?#;?i?3ffi

B ismill s h iina h ma ni rra h i m

::J:11

Erajarni

Raya eHaji& umroh Ewalimah,r.rikah trAqikah O Kavling

Tanah

No.Rekening

:l I l.l I

l.

Tanggal Atas Nama

Terbilang

Tm

& Cap Petugas

Nama & TTD penarik

Harap dicalrkan untuk Rekening Sirnpauan :


(5)

Ng#

Kqil

'fi[t'

.{UJ, >>o<(r

1fii'

tcl{,J

t6't

>o(i t$.li

s@

ffi&

flr,-I8

'\t [! lz-:

:'>o,.d:

ffiil

frffi

:1,\ V.'.r

rffii

6'p,G'A

\1i{i/

\\ e, I-4

p>o<i

6l$il

Lfei

:r>o<<x ://a!\Y l,t\J,l

M

ffi

ffi

ffi

ffi

ffi

ffirXfl

ffi

ffi

ffi

ffi

ffi

ffi

ffi

z

i:F

b! ao

cllo! ctcl'I 9bnd

E€

9qo

P

.- 9! n< Fi 6dbJH

i.< ar d trt

l--ttcl

€d;

L.Egs?

bSE E

E

€ E-Z

*.l .Vq)o

n)(nd4'

F:dfl{ t t

&+ )Qi

}P

6r +"{ t"+ }1&

F$

w.

H

H

+rt

f.R

|** +4 +4*\j +"t e*{

lA4

t-\i*U x.) r*nf i*n

;o

*"4'

t-i

al

i ---l

FL

ffi

4

€m

h

%

#

@

w

l&

H K Fsi;e!+EfiH

@

@

EtsEtrEt.x %h

ffi

ffi

-\ i.d

F

\=r

&

F< F< F"{

s

&

FI

F"4 tssE

+

v q >.av

.='i.g

:A(ttflg

3&H

e.A R r=c{,j! HF;i

g.Eii

L 6:i@ Hg

.= ti< Gt

(r'j€ N

63

{)

g

5 'r: d v

43

q

e:*

3

E?$

J N?\d 4 oa I

E

JESF

= !J\:

E9fliEE

, o v X'- bo

H'7).<)aA\

E6.E=BY

3 XFZ^9

rt€:s3

is$:gE

t

g'.E E

a!

HFSESE

E

*

E

J

3fi

\

\\

s

z.

4

$€

E,c(s

q".s?

-v,

ffi ci<.-

6

SrrrSi!=t/,@U-.v!

F

Sd'a

EE

e

.+

H

..r .J

E9E3

6F-- L

- !

E

HEEH€=

H

q

\e 9-r

PE

E5g

-C'-S

ffi;€€€+

Ti-?tttc-r

g €

E

E=

FI

s --j' * t vd^g

'5

tr

E'-EE*

5 ut

E 0O.;# iibc

h

=

=&

$

z

EEfi€

5

cr

4-A

-b

<f. -()

-:z CL

=

CN


(6)

[,r ['i a\\ :i,

i{

Fi

\l

cjli 9/' t.t ?r

Ir

ci" 1;l br

e-Q,1 GE v: FI, trri d.,'\ ili hL: '!" 6;t Jt{ a,:.; t;),1

itj

6{: \1$

i>, c

ruq O*{ \1',4 .^' t

i;€

tiu

iC :a :€ :F :F itl !c :c :4 :F :i :F :ad :f :t: ::::c!

{'

..:

i;g

F ':.H

#

4,

:

"::

iiaF

* ::::,

:

d.

r

,:i

,', qF

.S ,i: €

-S

d e

i

i i i

:

, '*{ *

5 i

:

:

E

ffi<

4 ii: :,!+* &

€ i:i E

tri

HE E=;ii :i;€€ *

*riiiE

&*

m7

.E <;

: i i r : EL ssE

;i ;: ir ;

,

=

t4d € €E :i, ;.

g=

*E=

a

*i:i :

i

E

MA E :f ::i

ii

=F

sS;E

F:i,

En

o

5

*,€,

F F:

:..

.:€ *E 5-rioj=

??:is.

i

,i

f \ H b = - .= 7i c rc d F := -= -^ = c.. -. b s

47i,

€ F& -

E€qTSFEEtryE5 E,5

i

.4v) E EF €

S E: H!+€E$Fs

=

t E

i

G

=

F;

-6*

se

-E;

fgggfS*€

g

.-$

sr

i

*

'

E

5"9

fgt

E2

g*

EE€H

EE

:

E

3a

€ss

aE

*=

E;#

=Eg

eE;

fl

5?=s*aESSej=BH"

frH

EF*S

$";FEg.:ggE

EEXeqi5EfsE;:saj

;E{:3F.gs=tfffEE

b,- !l== 5 p *= h

aEEESi;EE.OAqO

7) o- o.CQ o-.t> a<tD p- ?) rJ CC ,]

E:€

fi€t$g

igH€r

a

.<"

F-_g

F$*=s i=-:38

E

I

IrE iEE-S Tf;gE

rll

4A :;-E EE=iS -E.6Ec -.98t*

t= tsEs.;EgEt :.EyE,!

E:q.<

2'd 9;EfE€F3=

in!-3F

{

aF

*Eg

31

as€€s*eg

:F€;g

F

EF

gE{

#*

jigFss€;g_f€€E"g

-

=g

fEi

HsE

E€58"E

€EEF

s=E

5E:=€5Es

FFE€sq=

EES-i.s

,>-=

)4EEs;=:a

!.=.1E-:

.a

F;i;:iF€

#€$E€:€

;is:it

=F

z?i;3F€s

E.,*5EEE:

Es*

==:

oi

E$t:=f"er

FEEE€1fl EEs+8"-

S*

cVi;=;si:

i+.9c:":;

-:^==FE

isl

;€€"::€ii

?fggl'I* *F*:t;

AE

*xs*EEEH Hf*ff*=TE >:=>s-xT

-E

o:>-ilS o=x]3

cf

E

gES c

.;

E

SE !F

7iZ!;5;:"

EE*;Ei;

+

f

rgE3A

Ez

E:i:B?HF

s=:!l

=i+.

=:;:fl{_

$te

!>

S=.S

:i

=g

E

;

=!-

q

; t i

=

s.:';: ;<.

S

s*

E,E:EEEt

:{+:i,;EA

e;zi€lg

sif

j€i=

F:Fg;

iEFFige

iE€F

;

;-Egg

€rE;

)u:lr

:si;*ingr€{

;argEE

EgE:

€es€€

F;f;'gg

rie€.

i$E€E;

g€*uS

g:;€fl

E:i":*3e

*"€E+E

eBstE;

€s$us sn€Eu*

f;;;Eg$;

F€jg,E

iFrFFg.

)6rdi-j

{$i1

,\o<i

ilJi

i

btlriJ

(il-rlr

t[)i

*ESEEE

ffiJ'i

*

;E

Ei.?E

i.'i e.;'E !-j=

-r-r-. --

.E *'l j:'= *j

E

frLl' N "oZ -';.E=

,'$'l

,r'. tJ ).-:-J.::

E3EE=<n

= i,

. 4 :i E

:.r: € _ t2.4.._

- ^a -'t 2

irll

E

i;

g:

E

=;

(vr\

E

€iE +n::

t ,:r :- -,rE id - *= ..q cs .: !-j Cx * .i :",H,

qil F*).h F - - ;i -_ f ,.;' ,a'fr€ * -, tr=*tc:'C F r

iv:-6-vyra,

fujl

*

E=.8:=TvI

19,:,'F.-ii'c'

5Ea=

,$1,

E

trE;

FFEE-!

,l:r.; Cg q-= G o 6.-

-..ir,i-r

o a.D -E F

E

$.'

E

EE

E

**qA*

'gl'

ec

JE

I

='3

5

E

Vlt +€.e=

e

fr. g*

'ill! E aE€

',

1#P

ll)t E :g:

6=

E->

Ffi

fi

E"Ei

FE**r