Sedangkan menurut Edgar F. Huse dan James L. Sebagaimana dikutip Miftah Thoha, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambangan persepsi
seseorang, antara lain: 1
Psikologi Pesrepsi seseorang menganai segala sesuatu di alam dunia ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, Suara merdu Grace Simon, barangkali tidak menarik dan berkesan bagi
seseorang yang sulit mendengar atau tuli.
2 Famili
Pengaruh yang paling terhadap anak-anak adalah familinya. Oarang tua yang telah mengambngakan suatu cara yang khusus di
dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia, banyak sikap dan persepsi yang diturunkan kepada anak-anaknya.
3 Kebudayaan
Kebudayaan dan
lingkungan masyarakat
tertentu juga
mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan dunia ini.
5
Jadi objek atau sasaran yang dipersepsikan dan kontek dimana persepsi dibuat inilah yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi, dimana orang yang satu dengan yang lain belum tentu sama persepsinya terhadap salah satu objek. Pengalaman, perasaan, kemampuan
berpikir, keragka acuan, dan motivasi merupakan kondisi psikis dan fisik dari individu yang dapat mempengaruhi persepsi.
B. Supervisi Akademik 1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi secara bahasa berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan
maksud untuk mengadakan perbaikan. Supervisi berasal dari kata “super”
artinya lebih atau atas, dan “vision” artinya melihat atau meninjau. secara
5
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, h.
etimologis supervisi artinya melihat atau meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya.
6
Menurut Ngalim Purwanto, “supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif”.
7
Selanjutnya Sergiovani dan Starrat, mendefinisiskan “supervisi
merupakan suatu proses yang dirancang khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat
menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya
menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif ”.
8
Supervisi dikutip oleh Piet A. Sahertian, adalah “suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan
guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran”.
9
Sejalan dengan hal tersebut Made Pidarta mendefinisikan “supervisi pendidikan sebagai kegiatan membina para pendidik dalam
mengembangkan proses
pembelajaran, termasuk
segala unsur
penunjangnya ”.
10
Konsep supervisi didasarkan atas keyakinan bahwa perbaikan merupakan suatu usaha yang koperatif dari semua orang yang berpartisipasi.
Pengawas bertugas mengendalikan, membantu, membina, dan menilai hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, baik hal itu
berkenaan pada kepala sekolah, guru, siswa, ataupun pegawai lainnya.
6
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet. Ke-1, h..41
7
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet Ke-15, h. 76
8
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-3, h. 111
9
Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1, h.17
10
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, Cet Ke-1, hal. 2
Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yaitu supervisi akademik dan supervisi manajerial. Supervisi akademik menitikberatkan pada
pengamatan pengawas terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Supervisi manajerial menitik beratkan
pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung supporting terlaksananya pembelajaran.
11
Menurut Glickman, “supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran
”.
12
Pupuh mengartikan supervisi akademik adalah “pelayanan supervisi dan bimbingan profesional kepada guru sebagai usaha untuk meningkatkan
profesionalisme guru”.
13
Sejalan dengan hal tersebut Jasmani mendefinisikan “supervisi akademik adalah upaya memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan profesional guru ”.
14
Dengan demikian, esensi dari supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran,
melainkan membantu
guru mengembangkan
profesionalismenya. Supervisi akademik sebagai kegiatan pengamatan pada masa
akademik yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses
pembelajaran
15
.Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok kunci dalam pengertian supervisi akademik.
a. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan
mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran.
11
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,” Metode dan Teknik Supervisi”, Materi Pendidikan dan
Pelatihan Kompetensi Pengawas, Jakarta, 2008, h. 5
12
Ibid., h. 9
13
Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, Bandung: PT Refika Aditama,2011, Cet Ke-1, h. 41
14
Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru, Jogjakarta:Ar-ruzz Medi, 2013 Cet. Ke-
1, h.28
15
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet. Ke-1, h.47
Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara
terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang
baik dan cocok bagi semua guru. Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik
personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi
akademik.
b. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan
kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain
tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik
merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan
guru.
c. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu
memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.
16
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik adalah segala bentuk bantuan dan bimbingan yang
diberikan kepada guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah harus dilakukan secara sitematis, ini bertujuan untuk memberikan
pencerahan, pembinaan, pemberdayaan, inovasi kepada guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan umum supervisi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui kegiatan supervisi akademik guru diarahkan untuk meningkatkan kemampuannya
16
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 10
dalam melaksanakan tugasnya agar kualitasnya semakin baik, dengan begitu akan mempengaruhi kualitas belajar peserta didik.
Sejalan dengan hal tersebut Sahertian mengemukakan bahwa tujuan supervisiialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru di kelas yang pada giliranya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
17
Sementara itu Sargiovanni menegaskan tujuan pelaksanaan supervisi akademik yaitu :
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
b. Pengawasan kualitas; supervisor dapat memonitor proses pembelajaran
di sekolah. c.
Pengembangan profesional; supervisor dapat membentu guru mengembangkan kemampuannya dalam memahami pembelajaran,
kehidupan di kelas, serta mengembangkan keterampilan mengajarnya. d.
Memotivasi guru; supervisor dapat mendorong guru menerapkan dan mengembangkan kemampuannya serta beranggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya.
18
Purwanto mengungkapkan tujuan supervisi akademik adalah tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan
mutu pengetahuan, dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemeliharaan dan penggunaan
metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran dan sebagainya.
19
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kulitas hasil belajar peserta didik melalui
pengembangan profesionalisme guru dengan cara mengawasi, membimbing, dan memotivasi dalam melaksanakan tugasnya.
17
Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1, h.19
18
Mukhtar Iskandar, op. Cit., h. 57
19
Jasmani dan Syaiful mustofa, op. Cit., h. 32