Deskripsi dan Analisa Data

42 a. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. indikator melakasanakan supervisi akademik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, terdiri dari tiga item pertanyaan yang ditujukan pada guru. Tabel 4.7 Melaksanakan Supervisi Akademik di Awal Semester Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 6 15 Kadang-kadang 26 68 Tidak Pernah 4 10 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui, bahwa dalam menjawab pertanyaan mayoritas guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 68, sering 15, tidak pernah 10, selalu 5. Ini berarti bahwa pengawas jarang melaksanakan supervisi akademik di awal semester. Tabel 4.8 Melaksanakan Supervisi Akademik di Akhir Semester Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 26 68 Kadang-kadang 7 19 Tidak Pernah 3 8 Jumlah 38 100 43 Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban sering. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu sering 68, kadang-kadang 19, tidak pernah 8, selalu 5. Ini berarti bahwa pengawas biasanya melaksanakan kegiatan supervisi akademik di akhir semester. Tabel 4.9 Melaksanakan Supervisi Akademik Tepat Waktu Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 19 50 Kadang-kadang 16 43 Tidak Pernah 1 2 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban sering. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu sering 50, kadang-kadang 43, selalu 5, tidak pernah 2. Ini berarti bahwa menurut sebagian guru pengawas tepat waktu dalam melaksanakan supervisi akademik. Akan tetapi, terdapat prosentase yang cukup signifikan yakni 43 guru memilih jawaban kadang-kadang. Artinya dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru pengawas tidak selalu tepat waktu. b. Menerapkan prinsip-psinsip supervisi akademik. Pada indikator menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik, terdiri dari dua item pertanyaan yang ditujukan pada guru. Tabel 4.10 Membina Kerja Sama yang Harmonis dengan Guru Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 29 77 44 Sering 7 18 Kadang-kadang 2 5 Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 Dari tabel 4.10 di atas, dapat dietahui bahwa dalam menjawab pertanyan kebanyakan guru memilih jawaban selalu. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu selalu 77, sering 7, kadang-kadang 5. Ini berarti bahwa menurut guru dalam melaksanakan supervisi akademik pengawas selalu membina kerja sama yang harmonis dengan guru. Kerja sama yang harmonis antara pengawas dan guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan supervisi akademik. Hubungan yang harmonis anatara pengawas dan guru ini akan menghindarkan guru dari perasaan tertekan, sehingga guru dapat dengan leluasa mengembangkan potensi yang dimilikinya. Tabel 4.11 Memberikan Motivasi Untuk Terus Meningkatkan Pengatahuan dan Keterampilan Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 24 64 Kadang-kadang 11 29 Tidak Pernah 1 2 Jumlah 38 100 Dari tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban sering. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu sering 64, kadang-kadang 29, selalu 5, tidak pernah 2. Ini berarti bahwa menurut guru pengawas telah memotivasi guru untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya. Ada kalanya guru memerlukan motivasi eksternal untuk dapat mengembangkan pengetahuan 45 dan keterampilanya dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, peran pengawas sebagai motivator dalam kegiatan supervisi akademik sangatlah penting. c. Menggunakan teknik supervisi akademik yang tepat Indikator menggunakan teknik supervisi akademik yang tepat terdiri dari empat item pertanyaan yang ditujukan pada guru. Tabel 4.12 Melakukan Kunjungan Kelas untuk Menilai Pengajaran Guru Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 6 15 Kadang-kadang 27 72 Tidak Pernah 3 8 Jumlah 38 100 Dari tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini berdasarkan jawaban gurru yaitu kadang-kadang 72, sering 15, tidak pernah 8, selalu 5. Ini berarti bahwa pengawas jarang melakukan kunjungan kelas untuk menilai pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik teknik kunjungan kelas sangat penting untuk melihat kondisi nyata kemampuan mengajar guru, sehingga pengawas dapat dengan tepat menentukan treatmen apa yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan Tabel 4.13 Melakukan Pembicaraan Individual dengan Guru untuk mencari solusi Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 1 2 46 Sering 4 11 Kadang-kadang 24 64 Tidak Pernah 9 23 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 64, tidak pernah 23, sering 11, selalu 2. Ini berarti bahwa pengawas jarang melakukan pembicaraan individual dengan guru untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi guru. Tabel 4.14 Mengadakan Rapat Rutin Setiap Semester Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 3 8 Sering 22 59 Kadang-kadang 12 31 Tidak Pernah 1 2 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat diketahui dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban sering. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu sering 59, kadang-kadang 31, selalu 8, tidak pernah 2. Ini berarti bahwa pengawas telah melakukan rapat rutin setiap semester sebagai bentuk pembinaansupervisi terhadap guru. 47 Tabel 4.15 Memberikan Pelatihan-pelatihan Pengembangan Pembelajaran Kelas Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 3 8 Sering 7 18 Kadang-kadang 27 72 Tidak Pernah 1 2 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 72, sering 18, selalu 8, tidak pernah 2. Ini berarti bahwa pengawas jarang memberikan pelatihan kepada guru, sehingga guru menjadi kurang kreatif dalam mengelola kelas. d. Menempatkan pengembangan profesionalisme guru sebagai tujuan utama supervisi akademik Pada indikator pengembangan profesionalisme guru sebagai tujuan utama supervisi akademik, terdiri dari sembilan item pertanyaan. Tabel 4.16 Membimbing Guru Membuat Progam Semester Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 3 8 Sering 13 35 Kadang-kadang 20 52 Tidak Pernah 2 5 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. 48 Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 52, sering 35, selalu 8, tidak pernah 5. Ini berarti bahwa pengawas jarang membimbing guru dalam membuat program semester. Program semester adalah perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru. Program semester merupakan pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran selama satu semester. Tabel 4.17 Membimbing Guru Menyusun RPP Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 4 11 Sering 11 29 Kadang-kadang 22 58 Tidak Pernah 1 2 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 58, sering 29, selalu 11, tidak pernah 2. Ini berarti bahwa pengawas jarang membimbing guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Tabel 4.18 Membimbing Guru Megembangkan Metode Pembelajaran Sesuai dengan Kurikulum Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 5 13 Kadang-kadang 23 61 Tidak Pernah 8 21 Jumlah 38 100 49 Berdasarkan tabel 4.18, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 61, tidak pernah 21, sering 13, selalu 5. Ini berarti bahwa pengawas jarang membimbing guru mengmbangkan metode pembelajaran sesuai dengan kurikulum, sehingga metode pembelajaran yang digunakan guru menjadi kurang variatif. Penggunaan metode pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Tabel 4.19 Membimbing Guru Memanfaatkan Media Pembelajaran yang Tepat Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 4 11 Kadang-kadang 28 73 Tidak Pernah 4 11 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuia dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 73, sering 11, tidak pernah 11, selalu 2. Ini berarti bahwa pengawas jarang membimbing guru memanfaatkan media pembelajaran. 50 Tabel 4.20 Membimbing Guru Mengatasi Masalah Pada Saat Kegiatan Belajar Mengajar Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 3 8 Kadang-kadang 29 76 Tidak Pernah 4 11 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 76, tidak pernah 11, sering 8, selalu 5. Ini berarti bahwa pengawas jarang membantu guru dalam menyelesaikan masalah yang ditemui pada saat KBM berlangsung. Biasanya apabila menemui masalah pada saat KBM, guru berusaha mnyelesaikan sendiri masalah tersebut atau berdiskusi dengan wakil kepala sekolah untuk menemukan solusi permasalahan tersebut. Tabel 4.21 Membimbing Guru Menyusun Perangkat Penilaian Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 1 2 Sering 5 13 Kadang-kadang 25 66 Tidak Pernah 7 19 Jumlah 38 100 Dari tabel 4.21, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru meilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 66, tidak pernah 19, sering 13 selalu 51 2. Ini berarti bahwa pengawas jarang membimbing guru menyusun perangkat penilaian yang tepat. Tabel 4.22 Membimbing Guru yang Akan Mengikuti Program Sertifikasi Profesi Keguruan Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 8 21 Sering 30 79 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 Program sertifikasi profesi keguruan merupakan uji kompetensi yang dilakukan untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru. Sementara itu, sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. sudah menjadi tugas pengawas sebagai supervisor akademik untuk membimbing guru yang akan mengikuti program sertifikasi profesi keguruan. Berdasarkan tabel 4.22, dapat diketahui bahwa pengawas telah membimbing guru yang akan mengikuti program sertifikasi profesi keguruan. Tabel 4.23 Mendorong Guru Aktif dalam Organisasi Profesi Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 3 8 Sering 7 18 Kadang-kadang 28 74 Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 52 Dari tabel 4.23, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 74, sering 18, selalu 8. Ini berarti bahwa pengawas jarang mendorong guru untuk aktif dalam organisasi profesi guru. Misalnya, aktif dalam Kelompok Kerja Guru KKG dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP. Kepala sekolah yang aktif mendorong guru untuk mengikuti KKG dan MGMP. Tabel 4.24 Membimbing Guru Bertingkah Laku Sesuai Kode Etik Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 16 43 Sering 20 52 Kadang-kadang 2 5 Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.24 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebnayakan guru memilih jawaban sering. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu sering 52, selalu 43, kadang-kadang 5. Ini berarti pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat telah membimbing guru bertingkahlaku sesuai dengan kode etik keguruan.

3. Penilaian dan Tindak Lanjut

Pada aspek penilaian dan tindak lanjut terdapat tiga indikator, melaporkan hasil supervisi kepada guru, mengembangkan intrumenalat pengumpulan data untuk kegiatan supervisi selanjutnya, dan melaksanakan program tindak lanjut berdasarkan hasil supervisi akademik a. Melaporkan hasil supervisi kepada guru Pada indikator melaporkan hasil supervisi kepada guru, terdiri dari tiga item pertanyaan. 53 Tabel 4.25 Memberitahukan Hasil Analisis, catatan, atau Laporan Supervisi Kepada Guru Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 1 2 Sering 3 9 Kadang-kadang 28 74 Tidak Pernah 6 15 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.25 diatas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebnyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 74, tidak pernah 15, sering 3, selalu 2. Ini berarti bahwa pengawas jarang memberitahukan hasil analisis, catatan, atau laporan supervisi akademik kepada guru. Tabel 4.26 Memberikan Hasil Analisis, Catatan, Atau Laporan Tepat Waktu Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 1 2 Sering 5 13 Kadang-kadang 25 67 Tidak Pernah 7 18 Jumlah 38 100 Dari tabel 4.26, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 67, tidak pernah 18, sering 13, selalu 1. Ini berarti pengawas jarang memberikan hasil analisis, catatan, atau laporan supervisi akademik kepada guru dengan tepat waktu. 54 Tabel 4.27 Hasil Analisis, Catatan, atau Loparn Supervisi Pengawas Memotivasi Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Akademik Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 4 11 Sering 11 29 Kadang-kadang 21 55 Tidak Pernah 2 5 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.27 diatas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 55, sering 29, selalu 11, tidak pernah 5. Ini berarti bahwa menurut guru hasil analisis, catatan, atau laporan supervisi pengawas belum terlalu memberikan motivasi kepada guru untuk mengembangkan kemampuan akademiknya. b. Mengembangangkan intrumenalat pengumpulan data untuk kegiatan supervisi selanjutnya Pada aspek mengembangangkan intrumenalat pengumpulan data untuk kegiatan supervisi selanjutnya, terdiri dari dua item pertanyaan. Tabel 4.28 Mendiskusikan Hasil Supervisi Akademik dengan Guru Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 12 31 Kadang-kadang 22 59 Tidak Pernah 2 5 Jumlah 38 100 55 Berdasarkan tabel 4.28 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 59, sering 31, selalu 5, tidak pernah 5. Ini berarti pengawas jarang mendiskusikan hasil supervisi akademik dengan guru. Pengawas lebih banyak mendiskuskan hasil supervisi guru kepada kepala sekolah, tujuannya agar kepala sekolah dapat menindaklanjuti hasil temuan pengawas sesuai dengan wewenangnya di sekolah. Apabila permasalahan yang dihadapi guru dirasa serius baru kemudian pengawas secara pribadi berdiskusi dengan guru yang bersangkutan. Tabel 4.29 Solusi yang Diberikan Pengawas dalam Mengatasi Masalah Guru Sudah tepat Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 2 5 Sering 12 31 Kadang-kadang 24 64 Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.29, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kdang-kadang 64, sering 31, selalu 5. Ini berarti pengawas telah memberikan solusi untuk permasalahan yang ditemui guru. c. Melaksanakan program tindak lanjut berdasarkan hasil supervisi akademik Pada aspek melaksanakan program tindak lanjut hasil supervisi akademik, terdiri dari dua item pertanyaan. 56 Tabel 4.30 Setelah Kegiatan Supervisi Pengawas Melakukan Tindak Lanjut Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 6 15 Sering 9 24 Kadang-kadang 23 61 Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.30 di atas, dapat diketahui bahwa dalam menjawab pertanyaan kebanyakan guru memilih jawaban kadang-kadang. Hal ini sesuai dengan jawaban guru yaitu kadang-kadang 61, sering 24, selalu 15. Ini berarti bahwa menurut guru pengawas telah melakukan tindak lanjut setelah selesai melekasanakan supervisi akademik. Tabel 4.31 Memberikan Kesempatan Guru Memperbaiki Kinerjanya Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 38 100 Sering - - Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 38 100 Perbaikan kinerja guru merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas. Diharapkan dengan meningkatnya kinerja guru akan bepengaruh pula kepada peningkatan prestasi peserta didik. Berdasarkan tabel 4.31 diatas, menurut semua guru pengawas memberikan kesempatan kepada guru untuk memperbaiki kinerjanya. 57 Dalam menyimpulkan hasil penelitian persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1 Cikarang Barat, peneliti melakukan perhitungan nilai mean rata-rata yang didapatkan melalui rumus prosentase. Di bawah ini adalah tabel penghitungan jumlah skor yang diperoleh dari tiap aspek penelitian. Tabel 4.32 Jumlah Skor Tiap Aspek Penelitian Responden Aspek Penelitian No. Item Pertanyaan Angket Skor 38 orang guru Tahap Persiapan 1,2,3 381 Tahap Pelaksanan 4,5,6,7,8,9,10,11, 12,13,14,15,16,17 18,19,20,21 1.712 Tahap Penilaian dan Tindak lanjut 22,23,24,25,26,27,28, 675 Tabel 4.25 menunjukkan perolehan skor masing-masing aspek persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas. Kemudian untuk dapat mengetahui persepsi guru tentang kondisi pelaksanan supervisi akademik oleh pengawas penghitungan nilai skor dari masing- masing aspek penelitian, yakni sebagai berikut : Tabel 4.33 Penentuan Kategori Penilaian Aspek Penelitian Aspek Penelitian Nilai Harapan NH Nilai Skor NS Nilai Rata-rata Mean Kategori Persiapan 3x4 = 12 381 : 38 = 10,02 10,02 x 100 12 = 83,5 BAIK 58 Pelaksanaan 18x4 = 72 1.712 : 38 = 45,05 45,05 x 100 72 = 62,57 CUKUP Penilaian dan tindak lanjut 7x4 = 28 675 : 38 = 17,76 17,76 x 100 28 =63,43 CUKUP Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka dapat diketahui bahwa berdasarkan persepsi guru 83,5 aspek persiapan pada pelaksanaan supervisi akademik telah dilakukan oleh pengawas. Terpenuhinya aspek tersebut dapat diketahui dari hasil angket, yaitu: Pertama, pengawas memiliki program supervisi akademik untuk setiap semester. kedua guru merasa dilibatkan dalam membuat program supervisi. ketiga program yang dibuat oleh pengawas dirasa memberikan manfaat untuk pengembangan pembelajaran guru di kelas. Kemudian, pada aspek pelaksanaan yakni sekitar 62,57 telah tercapai. Terpenuhinya aspek tersebut diketahui dari hal-hal sebagai berikut: Pertama, pengawas melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, seperti di awal dan di akhir semester. kedua, pada saat pelaksanaan pengawas menerapkan prinsip-prinsip supervisi, yaitu menciptakan hubungan yang harmonis dan memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilanya. Ketiga, pengawas menggunakan teknik-teknik supervisi yang disesuakan dengan kebutuhan guru, seperti kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan rapat rutin. Keempat, pengawas menempatkan pengembangan profesionalisme guru sebagai tujuan utama supervisi akademik, yaitu dengan membimbing guru membuat perangkat pembelajaran seperti program semester dan RPP, membimbing guu mengembangkan metode dan media pembelajaran, mendorong guru mengikuti program sertifikasi profesi keguruan, serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi. Selanjutnya, pada aspek penilaian sekitar 63,43 telah terpenuhi. Terpenuhinya aspek tersebut diketahui dari hal-hal sebagai berikut: Pertama, 59 pengawas memberitahukan catatan hasil supervisi akademik kepada guru, guru merasa catatan hasil supervisi yang diberikan pengawas memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan akademiknya. Kedua, pengawas bersama guur mendiskusikan catatan hasil supervisi untuk mencari solusi permasalahan yang ditemui pada saat supervisi, guru merasa solusi yang diberikan pengawas sudah tepat. Ketiga, pengawas mengadakan tindak lanjut hasil temuan supervisi, guru merasa diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya. 60 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut: 1. Tugas supervisi akademik pengawas sekolah dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu; persiapan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut. 2. Pada tahap persiapan, guru berpersepsi bahwa pengawas telah melaksanakannya dengan sangat baik karena guru merasa diikutsertakan dalam membuat program supervisi akademik. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata prosentase yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu sebesar 83,5 pada aspek persiapan. 3. Pada tahap pelaksanaan, guru berpersepsi bahwa pelaksanaan supervisi akdemik belum berjalan dengan baik. karena guru merasa pengawas jarang melakukan kunjungan kelas, pembicaraan individu, dan rapat rutin Hal ini sesuai dengan rata-rata prosentase yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu sebesar 62,57 pada aspek pelaksanaan. 4. Demikian pula pada tahap penilaian dan tindak lanjut, guru berpersepsi bahwa pelaksanaanya belum berjalan dengan baik karena guru merasa pengawas jarang memebrikan hasil analisis, catatan temuan supervisi akademik kepada guru, pengawas juga jarang menindaklanjuti hasil temuan kegiatan supervisi akademik. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata prosentase yang diperoleh dari hasil penelitian yakni 63,43 pada aspek penilaian dan tindak lanjut. ini berarti bahwa pengawas belum optimal dalam melaksnakan tugasnya sebagai supervisor akademik. 61 Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kegiatanprogram supervisi akademik yang menjadi tugas dan tanggungjawab pengawas sekolah belum efektif, terutama pada aspek pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran, yaitu: 1. Hendaknya pengawas lebih sering hadir di sekolah untuk melakukan kunjungan kelas, observasi, dan dioalog dengan guru sehingga guru dapat memanfaatkan kehadiran pengawas untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran . 2. Diharapkan pengawas dapat memberikan penilaian dengan menerapkan prinsip-prinsip penialian yang baik ilmiah, sistematis, objektif, dan independen sehingga guru merasa dinilai secara baik demi peningkatan kinerja profesionalnya. DAFTAR PUSTAKA Ametembun, N. A. Kepengawasan dalam Penyelenggaraan Pendidikan. 2000. Bandung: Suri. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Metode dan Teknik Supervis: Materi Pendidikan dan Pelatihan Kompetensi Pengawas. 2008. Jakarta. Fathurrohman, Pupuh dan AA. Suryana. Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran. 2011. Bandung: PT Refika Aditama. Jasmani dan Syaiful Mustofa. Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru. 2013. Jogjakarta:Ar- ruzz Media. KBBI onlinedaring dalam jaringan. http:kbbi.web.idpersepsi. diakses15 April 2015 Mukhtar dan Iskandar. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. 2009. Jakarta: Gaung Persada Press. Mulyasa, E.. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nn. Supervisi Pengawas: Masalah Pelaksanaan Supervisi oleh Pengawas Satuan Pendidikan, http:library.unimed.ac.id, diakses pada 15 Mei 2015. Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. 2009. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. 2005. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P dan Timoty. Prilaku Organisasi. 2008. Jakarta: Salemba Empat. Sahertian, Piet A. Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. 2000. Jakarta: PT Rineka Cipta. Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. 2005. Jakarta: Raja Grafindo Persada. UU Sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 20 Tahun 2003. www.dispendik.go.id. Diakses pada Kamis 16 April 2015 ANGKET PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DI SMKN 1 CIKARANG BARAT I. Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah setiap penyataan dengan teliti. 2. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan menberikan tanda cecklist √ pada salah satu piliha jawaban yang BapakIbu guru anggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adapun alternatif jawabannya: SL = Selalu SR = Sering KD = Kadang-kadang, dan TP = Tidak Pernah 3. Atas kesediaan BapakIbu guru dalam menjawab pernyataan-pernyataan angket ini saya ucapkan terima kasih. No Pernyataan Pilihan Jawaban SL SR KD TP 1. Menurut Saya pengawas memiliki program yang jelas terkait supervisi untuk setiap semester. 2. Saya merasa dilibatkan dalam penyusunan program supervisi oleh pengawas. 3. Menurut Saya program yang dibuat oleh pengawas memberikan manfaat bagi pengembangan pembelajaran di kelas. 4. Pengawas Melaksanakan Supervisi akademik misalnya: kunjungan kelas di awal semester. 5. Pengawas melaksanakan supervisi akademik misalnya: kunjungan kelas di akhir semester. 6. Menurut Saya pengawas melaksanakan supervisi akademik dengan tepat waktu.

Dokumen yang terkait

Hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru (studi kasus di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)

0 5 73

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMK NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI. TESIS, PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PASCASARJANA UNIVERSITAS.

0 4 40

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI NGADIREJAN KECAMATAN Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KABUPATEN ACEH TAMIANG.

0 0 29

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH PENGAWAS DALAM PEMBINAAN KINERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI JAWA BARAT.

1 2 58

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 102

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK BERDASARKAN PERSEPSI PENGAWAS DAN GURU DI SMP NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 0 107

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH BINAAN PASAMAN BARAT

1 3 8

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SEKOLAH DASAR

2 49 16