Supervisi Akademik 1. Pengertian Supervisi Akademik

dalam melaksanakan tugasnya agar kualitasnya semakin baik, dengan begitu akan mempengaruhi kualitas belajar peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut Sahertian mengemukakan bahwa tujuan supervisiialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada giliranya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. 17 Sementara itu Sargiovanni menegaskan tujuan pelaksanaan supervisi akademik yaitu : a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. b. Pengawasan kualitas; supervisor dapat memonitor proses pembelajaran di sekolah. c. Pengembangan profesional; supervisor dapat membentu guru mengembangkan kemampuannya dalam memahami pembelajaran, kehidupan di kelas, serta mengembangkan keterampilan mengajarnya. d. Memotivasi guru; supervisor dapat mendorong guru menerapkan dan mengembangkan kemampuannya serta beranggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya. 18 Purwanto mengungkapkan tujuan supervisi akademik adalah tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan, dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemeliharaan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran dan sebagainya. 19 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kulitas hasil belajar peserta didik melalui pengembangan profesionalisme guru dengan cara mengawasi, membimbing, dan memotivasi dalam melaksanakan tugasnya. 17 Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1, h.19 18 Mukhtar Iskandar, op. Cit., h. 57 19 Jasmani dan Syaiful mustofa, op. Cit., h. 32

3. Fungsi Supervisi Akademik

Tujuan utama supervisi adalah perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan, melalui perbaikan dan peningkatan kualtas mengajar guru dan belajar peserta didik. Untuk mencapai tujuan supervisi secara efektif, pengawas harus memiliki penguasaan terhadap fungsi-fungsi supervisi. Ametembun mengidentifikasi terdapat empat fungsi utama dalam supervisi yaitu: 1 Fungsi penelitian, yaitu meneliti bagaimana situasi dan kondisi pendidikan pada suatu sekolah atau situasi dan kondisi di kelas. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke sekolah atau kunjungan kelas. 2 Fungsi penilaian, yaitu menilai atau mengevaluasi bagaimana tingkat kualitas pendidikan di sekolah atau kelas. Apakah baik, sedang, atau rendah. 3 Fungsi perbaikan, yaitu memperbaikai aspek-aspek yang menjadi kelemahan atau kekurangan. 4 Fungsi peningkatan, yaitu meningkatkan atau mengembangkan aspek-aspek positif agar lebih baik lagi 20 Menurut Sahertian Fungsi utama supervisi akademik ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualiatas pengajaran. Menurutnya, bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan 21 . Maka dengan adanya fungsi dari supervisi akademik tujuanya adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan arti yang luas maksudnya situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisor memiliki kemampuan dasar. Selain itu juga memberikan layanan supervisi dalam bentuk bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran 20 N. A. Ametembun, Kepengawasan dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Bandung: Suri, 2000, Cet Ke-5, h. 19 21 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Jakarta: Rineka Cipta, 2008 h. 21

4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Inti dari kegiatan supervisi adalah perbaikan dan peningkatan. Dalam hal ini supervisi akademik adalah segala bentuk bantuan yang diberikan oleh pengawas untuk memperbaiki proses belajar mengajar melalui peningkatan profesionalisme guru. Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam merenacanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilaia hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, mamanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran strategi, metode, teknik yang tepat. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ruang lingkup supervisi akademik pengawas meliput, yaiitu: a. Pelaksanaan kurikulum b. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar isi. d. Peningakatan mutu pembelajaran melalui pengembangan profesioanalisme guru. 22

5. Prinsip Supervisi Akademik

Dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai supervisor akademik pengawas sekolah hendaknya berpedoman pada prinsip supervisi. Beberapa prinsip yang perlu dipegang teguh oleh pengawas, yaitu: a. Supervisi didasarkan atas hubungan kedinasan bukan pribadi b. Dilakukan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh guru dan kepala sekolah c. Dilakukan dengan sikap terbuka dan semangat keteladanan. 23 22 Nurmaherawati. Supervisi Akademik. http:nurmaherawatifaizal.wordpress.com20131119157, diakses 12 Mei 2015 Selanjutnya menurut Sahertian prinsip-prinsip yang harus dipedomani dan diterapkan pengawas sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik adalah sebagai berikut: a. Prinsip ilmiah, scientific mengandung ciri-ciri sebagai berikut: 1 Objektif, data diperoleh berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar bukan tafsiran pribadi. 2 Data diperoleh dengan alatinstrumen seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya 3 Sistematis, supervisi silakukan secara teratur, berencana, dan kontinu. b. Prinsip demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan. c. Prinsip kerja sama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “sharing of idea, sharing of experience”, memberikan support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. d. Prinsip konstruktif dan kreatif Membina inisiatif guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya. Supervisi dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, bukan menakut-nakuti. Dengan begitu para guru lebih termotivasi untuk mengembangka potensi mereka. 24 Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan supervisi akademik, pengawas sekolah harus mampu membina hubungan yang harmonis dengan personil sekolah. Prinsip supervisi akademik harus dilaksanakan secara cermat sehingga ketepatan sasaran obyek permasalahan yang dihadapi dapat dilihat secara jelas oleh pengawas. Sehingga guru ataupun personil sekolah yang sedang di awasi tidak merasakan tekanan atau beban, melainkan sebagai suatu wahana untuk mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. 23 Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, Bandung: PT Refika Aditama,2011, Cet Ke-1, h. 38 24 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Jakarta: Rineka Cipta, 2008 h. 52

6. Teknik Supervisi Akademik

Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial maupun masalah akademik di sekolah. Tugas pengawas sebagai supervisor satuan pendidikan harus memahami teknik supervisi manajerial dan akademik agar kegiatan supervisi dapat terlaksana dengan baik dan hasil pembinaanya mencapai tujuan. Dalam pelaksanaanya supervisi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik. Diantara teknik-teknik tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Teknik perseorangan Teknik yang bersifat perorangan adalah teknik dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus. Supervisi dilakukan untuk seorang guru secara individu. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: 25 1 Kunjungan kelas Pengawas atau supervisor datang ke kelas untuk melihat atau mengamati cara guru mengajar di kelas. Tujuannya memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data tersebut supervisor dapat mendiskusikan mengenai kesulitan yang dihadapi guru. Kunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan kualitas cara mengajar guru dan belajar siswa. Ada tiga macam kunjungan kelas yaitu kunjungan tanpa diberi tahu, kunjungan dengan cara memberitahu, dan kunjungan kelas atas undangan guru. 2 Observasi kelas Melalui kunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi mengajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas, yaitu: 25 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Jakarta: Rineka Cipta, 2008 h.53-58 a Observasi langsung: dengan menggunakan alat observasi, supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat guru sedang mengajar. b Observasi tidak langsung: orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca di mana murid-murid tidak mengetahuinya biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro Tujuannya adalah observasi yaitu untuk memperoleh data yang seobjektif mungkin, data yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. 3 Percakapan pribadi Antara supervisor dan guru melakukan pertemuan empat mata untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi guru. tujuannya yaitu memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, memupuk dan mengembangkan cara mengajar yang lebih baik, memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami guru, serta menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang bukan-bukan. 4 Saling mengunjungi kelas Yang dimaksud dengan menggunjungi kelas ialah saling mengunjungi antara guru yang satu dengan guru yang lain yang sedang mengajar. Kegiaan ini dimaksudkan untuk bertukar pengalaman. Keuntungannya yaitu mengamati rekan lain yag sedang mengajar, membantu guru-guru lain memperoleh pengalaman atau keterampilan tentang teknik dan metode mengajar, memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar, dan sifat bawahan dengan pimpinan tidak ada sama sekali. 5 Menilai diri sendiri Salah satu tugas yang tersukar adalah menilai kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Di samping menilai murid-muridnya, penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya. Alat yang dapat digunakan yaitu: daftar pandanganpendapat yang disampaikan pada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas, menganalisis tes-tes terhadap unit-unit kerja, mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan record baik mereka bekerja secara kelompok maupun perorangan. b. Teknik kelompok Teknik kelompok adalah teknik dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap sekelompok orang yang disupervisi. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: 26 1 Rapat guru Pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan atau tata laksana sekolah, serta pengelolaan keuangan merupakan hal- hal yang dijadikan materi rapat dalam rangka kegiatan supervisi. Tujuannya adalah untuk membri bantuan kepada seluruh guru secara umum. 2 Mengadakan diskusi kelompok Diskusi kelompk dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok- kelompok yang telah terbentuk diprogramkan untuk mengadakan pertemuandiskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar. Dalam setiap diskusi, supervisor atau pengawas dapat memberikan pengarahan, bimbingan, dan nasihat-nasihat ataupun saran-saran yang diperlukan. 26 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet Ke-15, h. 122 3 Mengadakan penataran-penataran Teknik kelompok yang dilakukan melaui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Lebih lanjut Suryasubroto menguraikan teknik-teknik supervisi sebagai berikut: a. Teknik supervisi yang bersifat individu, meliputi: 1 Kunjungan kelas 2 Observasi kelas 3 Percakapan pribadi 4 Saling mengunjungi kelas 5 Menilai diri sendiri b. Teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompok, meliputi: 1 Pertemuan orientasi 2 Panitian penyelenggara 3 Rapat guru 4 Studi kelompok 5 Diskusi 6 Tukar-menukar pengalaman 7 Lokakarya 8 Seminar 9 Simposium 10 Demonstrasi mengajar 11 Perpustakaan jabatan 12 Buletin supervisi 13 Membaca langsung 14 Mengikuti kursus 15 Organisasi jabatan 16 Laboratorium kurikulum 17 Perjalanan sekolah untuk staaf sekolah 27 Dari uraian diatas mengenai teknik supervisi, yang perlu menjadi catatan bahwa tidak ada satupun teknik supervisi guru akan efektif jika dipergunakan secara tunggal. Penetapan teknik yang digunakan pengawas didasari atas masalah yang dihadapi guru serta sifat dan kepribadian dari guru yang dibimbing. Pengawas harus mengetahui karakteristik dan sifat setiap teknik diatas, sehingga teknik yang digunakan benar-benar sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.

7. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Tahapan-tahapan yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan supervisipengawasan sekolah mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut 28 . Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Persiapan Pada tahap ini kegiatan persiapan dimulai dengan menyusun program dan organisasi supervisi. Tujuan dan sasaran pelaksanaan, waktu, dan instrumen tergambar dalam program yang direncanakan. Sementara dalam organisasi supervisi tercermin mekanisme plaksanaan kegiatan, pelaporan, dan tindak lanjut. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan supervisi hendaknya pengawas melibatkanberkordinasi dengan pejabat terkait, kepala sekolah, dan guru dalam membuat program dan organisasi supervisi. 2 Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan hal-hal pokok yang perlu mendapat perhatian pengawas dalam melaksanakan kegiatan supervisi di sekolah adalah sebagai berikut: a. Supervisi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan 27 Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru, Jogjakarta:Ar-ruzz Medi, 2013 Cet. Ke- 1, h. 84 28 Ibid., h. 55-56 b. Supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir semester, hal tersebut dimaksudkan sebagai bahan perbandingan. c. Pengawas terampil dalam menggunakan instrumen. d. Mampu mengembangkan instrumen supervisi. e. Supervisi bukan mencari kesalahan dan bukan pula menggurui, melainkan bersifat pemecahan masalah untuk mencari solusi. f. Supervisi hendaknya mencakup segi teknis kependidikan dan teknik administrasi. g. Supervisi hendaknya menguasai substansi materi yang disupervisi dan melengkapi diri dengan berbagai instrumen yang dibutuhkan. h. Karena supervisi bersifat pembinaan, para supervisor harus memiliki kemampuan profesional dan wawasan yang luas tentang pendidikan. i. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya memperhatikan prinsip- prinsip supervisi. 3 Penilaian dan tindak lanjut Pada tahap ini penilaian dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan supervisi yang meliputi keterlaksanan program supervisi, ketepatan instrumen, hasil supervisi, dan kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan. Dari hasil penilaian tersebut tahap selanjutnya adalah tindak lanjut dari kegitan supervisi, misalnya dengan melakukan pembinaan terhadap program supervisi yang baru. Tindak lanjut oleh pengawas diawali dengan berdialog dengan guru yang disupervisi untuk menentukan langkah perbaikan dari kekurangan dan kelemahan yang dialami guru selama proses supervisi. Hasil diskusi tersebut dituangkan dalam bentuk laporan atau catatan hasil supervisi akademik. Catatan ini dibuat untuk menjamin proses supervisi yang berkelanjutan, terarah, dan terprogram. Karena dari catatan tersebut akan dapat ditentukan langkah apa yang perlu dilakukan dalam program supervisi selanjutnya. Selanjutnya catatan atau laporan tersebut diberikan kepada kepala sekolah, guru dan pihak lain jika diperlukan. Tujuannya adalah agar kepala sekolah dapat memantau bahkan menindaklanjuti hasil supervisi yang dilakukan oleh pengawas. Langkah selanjutnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik kepada guru adalah dengan penugasan. Penuguasan dari pengawas kepada guru disesuaikan dengan temuan hasil supervisi akademik. 29 Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas mempersiapkan perencanan yang sistematis dan memberitahukan sebelumnya kepada guru. Pengawas menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru, menilai proses yang telah dan sedang dialaksanakan, mengarahkan, membina, dan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi guru. Dengan begitu guru akan memperoleh masukan yang membantu terwujudnya perbaikan dan pengambangan kulitas mengajarnya.

8. Pengawas Pendidikan Sebagai Supervisor Akademik

Pengawas atau supervisor adalah seseorang yang bertugas mensupervisi pendidikan dan pengajaran melalui pemberian bantuan pada guru atau kepala sekolah sehingga mengalami perubahan dan pengembangan ke arah yang lebih baik sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. 30 Dalam perannya sebagai supervisor akademik pengawas harus mampu meberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru dalam rangka meningkatkan kulitas mengajar dan mutu pembelajaran. Pengawas memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai supervisor, artinya bahwa pengawas dengan melakukan penilaian performa guru dalam mengelola proses pembelajaran dan pengajaran melalui peningkatan profesionalisme guru. 29 Asyhari, “Efektifitas antara Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Mata Pelajaran dibandingkan dengan Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah ,” Tesis pada Pasca Sarjana UPI Bandung, t.t. h. 47, www.academia.edu4524757Efektifitas_ ... 30 Yahya, Supervisi Pendidikan Metamorfosis Kepemimpinan to help to change, Padang: UNP Press Padang,2011, h.79 Dalam pelaksanaan supervisi akademik ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh pengawas sebagai supervisor akademik. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan supervisi menjadi lebih terarah sehingga hasilnya lebih efektif dan efisien. Tahap pertama adalah dengan menyusun program supervisi akademik yaitu menentukan tujuan, waktu, instrumen supervisi yang akan digunakan. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan supervisi hendakanya pengawas berkordinasi dengan guru, kepala sekolah, dan pejabat lain yang bersangkutan. Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, baik secara individu maupun kelompok. Teknik –teknik pelaksanaannya sebagaimana yang telah dijelaskan tentang teknik supervisi akademik. Penilaian dilakukan terhadap kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penilaian terhadap hasil belajar peseta didik. Apabila dalam pelaksanaanya guru menemui kendala, selanjutnya pengawas melakukan tindak lanjut dari temuan tersebut. Setelah kegiatan supervisi selesai, sebaikanya pengawas melakukan dialog dalam suasana kekeluargaan dengan para guru. pengawas dapat memberikan sara-saran, arahan, dan bantuan kepada para guru dalam meningkatkan profesinya melalui pertemuanpendekatan secara kelompok maupu individu. Supervisi akademik merupakan pembinaan yang dilakukan agar guru mampu meningkatkan kualitas profesi dan pengajarannya. Pelaksanaan supervisi akademik pengawas dapat diukur berdasarkan kemampuan pengawas dalam melaksanakan supervisi akademi, penggunaan teknik yang tepat, serta tindak lanjut hasil supervisi akademik.

C. Kerangka Berpikir

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran yaitu kualitas guru. Guru memiliki peran strategi dan merupakan ujung tombak terghadap keberhasilan proses pembelajaran. Dapat dikatakan semakin baik kulitas guru maka akan semakin baik pula kulitas hasil belajar peserta didiknya. Oleh karena itu peningkatan profesionalisme guru secara terus menerus merupakan suatu keharusan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui kegiatan supervisi akademik. Salah satu tugas pokok pengawas adalah melaksanakan kegiatan supervisi akademik. Pentingnya pelaksanaan supervisi oleh pengawas mengharuskan pengawas melakukan pekerjaanya dengan baik. Pengawas mensupervisi kegiatan pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan memberikan bantuan kepada guru dan kepala sekolah sehingga mengalami perubahan dan pengembangan ke arah lebih baik. Namun demikian, masih banyak permasalahan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas. Diantaranya, kurangnya penguasaan kompetensi supervisi akademik dan manajerial oleh pengawas, sebagian besar pengawas tidak melakukan kunjungan kelas, masih banyak guru yang beranggapan pelaksanaan supervisi akademik pengawas belum memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan profesionalismenya, intensitas tatap muka antara pengawas dan guru masih kurang, teknik-teknik supervisi yang digunakan pegawas kurang variatif, dan kegiatan supervisi belum dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan prosedur pelaksanaan supervisi. Masalah- masalah tersebut yang melatarbelakangi buruknya persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1 Cikarang Barat, yang nantinya diharapkan akan terwujud pelaksanaan supervisi akademik yang efektif, terutama oleh pengawas. Masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi, maka pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik dilakukan melalui tiga tahapan. Tahapan pertama, yaitu tahap persiapan dilakukan dengan membuat program supervisi yang bermanfaat bagi perkembangan profesionalisme guru. Tahap kedua, yaitu tahap pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik, menggunakan teknik-teknik supervisi yang sesuai dengan kebutuhan guru, serta menjadikan pengembangan profesionalisme guru sebagai tujuan utama. Tahap ketiga, yaitu penilaian dan tindak lanjut dilakukan dengan mendiskusikan hasil temuan supervisi akademik dan menindaklanjuti hasil temuan tersebut. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan supervisi akademik menjadi lebih efektif dan menghapus persepsi negatif guru tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cikarang Barat yang berlokasi di Jl. Teuku Umar No. 01 Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Adapun waktu penelitian dilaksanakan Tabel. 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Apr Mei Jan Feb Mar 1. Bimbingan 2. Observasi Awal 3. Izin Penelitian 4. Pengumpulan Data 5. Pengolahan Data 6. Analisis Data

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kondisi nyata objek penelitian. Bermaksud untuk mengetahui dan menjelaskan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat, melalui perhitungan menggunakan rumus presentase. 29

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian terdapat populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian. Populasi terjangkau adalah bagian dari pupulasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti, dari populasi ini ditentukan sampel yang akan diteliti. Populasi target penelitian ini adalah semua guru yang berstatus PNS dan non-PNS yang berjumlah 133 orang guru tahun pelajaran 20142015. Sementara itu yang menjadi populasi terjangkau adalah semua guru yang berstatus PNS dan non-PNS yang tidak menjabat sebagai kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang berjumlah 128 orang. Sampel adalah bagian dari populasi. Keberadaan sampel mewakili populasi. Dalam penelitian apabila jumlah populasi melebihi 100 orang maka boleh dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel disesuaikan dengan besarnya populasi, yaitu berkisar antara 20-30 persen dari total populasi. 1 Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 dari keseluruhan jumlah populasi terjangkau yaitu 38 orang. Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 38 orang guru SMK Negeri 1 Cikarang Barat Tahun pelajaran 20142015. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata dalam populasi. 2 Jadi setiap guru memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1 Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2012, Cet. Ke- 1, h. 91. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung:CV. Alfabeta, 2009, Cet. Ke- 7, h. 120

Dokumen yang terkait

Hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru (studi kasus di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)

0 5 73

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMK NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI. TESIS, PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PASCASARJANA UNIVERSITAS.

0 4 40

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI NGADIREJAN KECAMATAN Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KABUPATEN ACEH TAMIANG.

0 0 29

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH PENGAWAS DALAM PEMBINAAN KINERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI JAWA BARAT.

1 2 58

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 102

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK BERDASARKAN PERSEPSI PENGAWAS DAN GURU DI SMP NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 0 107

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH BINAAN PASAMAN BARAT

1 3 8

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SEKOLAH DASAR

2 49 16