Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya
persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Menurut Mulyadi 2001:233, dokumen yang terkait dalam retur penjualan
adalah: 1.
Memo kredit 2.
Laporan penerimaan barang Memo kredit merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi
tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit.
Selain sistem pembelian terkomputerisasi, sistem penjualan terkomputerisasi juga perlu adanya pengolahan data retur penjualan. Hal ini disebabkan
jumlahnominal barang yang dijual kepada pelanggan dapat diretur dengan alasan misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika dalam sistem penjualan
terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur penjualan, maka akan terjadi jumlah realitas penjualan tidak sesuai dengan informasi penjualan yang ditampilkan
sistem sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan stok barang.
E. Persediaan
Menurut Astuti dan Purwantini 2001:58, persediaan merupakan “semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau
dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan.”
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Persediaan dapat disimpulkan sebagai suatu aktiva yang dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual untuk memperoleh laba atau persediaan barang–barang
yang masih dalam pengerjaanproses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu pengunaaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan
bahan–bahan, parts yang disediakan dan bahan–bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang–barang jadi atau produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu. Tujuan mengadakan persediaan antara lain memenuhi kebutuhan normal,
memenuhi kebutuhan mendadak dan memungkinkan pembelian atas dasar jumlah ekonomis. Persediaan memungkinkan produk–produk dihasilkan pada tempat yang
jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu konsumsi
didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2003:8, barang persediaan dapat dibagi
atas beberapa jenisklasifikasi yaitu: 1.
Bahan baku raw materials Bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai
hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Bahan setengah jadi semi finished products
Hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang dijual seperti
apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.
3. Barang jadi finished products
Barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkandijual.
4. Barang umum dan suku cadang general materials and spareparts
Segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaanpabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. Sering kali
persediaan jenis ini disebut juga barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi atau MRO materials maintenance, repair and operation.
5. Barang untuk proyek work in progress
Barang-barang yang ditumpuk menunggu pemasangan dalam suatu proyek baru.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
6. Barang dagangan commodities
Barang yang dibeli sudah merupakan barang jadi dan disimpan di gudang menunggu penjualan kembali dengan keuntungan tertentu.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2003:12 dalam persediaan, barang- barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandangpendekatan antara lain:
1. Menurut jenis
a. Barang umum general materials
Barang jenis ini biasanya macamnya cukup banyak, pemakaiannya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih kecil dan penentuan
kebutuhannya relatif lebih gampang.
b. Suku cadang spareparts
Barang jenis ini macamnya sangat banyak, pemakaiannya tergantung dari peralatan, harganya biasanya lebih mahal dan penentuan kebutuhannya lebih
sulit.
2. Menurut harga
a. Barang berharga tinggi high value items
Barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya 10 dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70 dari seluruh nilai
persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.
b. Barang berharga menengah medium value items
Barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20 dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20 dari jumlah nilai persediaan, sehingga
memerlukan tingkat pengawasan yang cukup saja.
c. Barang berharga rendah low value items
Berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70 dari seluruh pos persediaan, namun nilai harganya
hanya mewakili 10 saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah.
3. Menurut frekuensi penggunaan
a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya fast moving items
Barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya di bawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini
memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering.
b. Barang lambat pemakaiannya atau pergerakannya slow moving items
Barang ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan
frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering.
4. Menurut tujuan penggunaan
a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi MRO materials
Barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi, dan kalau pada suatu saat persediaan
habis, operasi masih dapat berjalan sementara.
b. Barang program program materials
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Barang ini sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksikegiatan perusahaan yang bersangkutan dan kalau pada
suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti.
5. Menurut jenis anggaran
a. Barang operasi
Barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan akan dibukukan sebagai
biaya, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih cepat dan sederhana.
b. Barang investasi capital materials
Barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, atau pembangunan proyek, atau sebagai aset perusahaan,
dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran produksi, dan dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan
metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih sulit dan lama.
6. Menurut cara pembukuan perusahaan
a. Barang persediaan stock items
Jenis barang dimana setibanya barang dibukukan dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan di gudang persediaan.
Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang,
sehingga memang perlu disediakan di gudang.
b. Barang dibebankan langsung direct charged materials
Jenis barang yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan ke bagian yang akan menggunakannya. Barang jenis ini memang biasanya tidak
disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.
7. Menurut hubungannya dengan produksi
a. Barang langsung direct marterials
Jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir. Jadi, bahan mentah, bahan penolong, bahan
setengah jadi, barang jadi dan barang komoditas termasuk dalam kategori ini.
b. Barang tidak langsung indirect marterials
Jenis barang yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan untuk
proses produksi. Yang masuk dalam kategori ini adalah barang MRO suku cadang dan barang umum dan barang proyek.
F. Pengolahan Data Terkomputerisasi