Pengolahan Data Terkomputerisasi Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009. USU Repository © 2009 Barang ini sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksikegiatan perusahaan yang bersangkutan dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti. 5. Menurut jenis anggaran a. Barang operasi Barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan akan dibukukan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih cepat dan sederhana. b. Barang investasi capital materials Barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, atau pembangunan proyek, atau sebagai aset perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran produksi, dan dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih sulit dan lama. 6. Menurut cara pembukuan perusahaan a. Barang persediaan stock items Jenis barang dimana setibanya barang dibukukan dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan di gudang persediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang, sehingga memang perlu disediakan di gudang. b. Barang dibebankan langsung direct charged materials Jenis barang yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan ke bagian yang akan menggunakannya. Barang jenis ini memang biasanya tidak disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan. 7. Menurut hubungannya dengan produksi a. Barang langsung direct marterials Jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir. Jadi, bahan mentah, bahan penolong, bahan setengah jadi, barang jadi dan barang komoditas termasuk dalam kategori ini. b. Barang tidak langsung indirect marterials Jenis barang yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan untuk proses produksi. Yang masuk dalam kategori ini adalah barang MRO suku cadang dan barang umum dan barang proyek.

F. Pengolahan Data Terkomputerisasi

Pengolahan data terkomputerisasi atau dikenal dengan istilah Electronic transaction processing system merupakan sistem pengolahan data akuntansi secara elektronikkomputerisasi. Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009. USU Repository © 2009 Pada saat ini, semakin banyak sistem akuntansi yang terkomputerisasi menggantikan sistem akuntansi yang manual. Hal ini juga banyak dilakukan di perusahaan-perusahaan yang kecil. Banyak aspek dari pemrosesan data secara komputerisasi yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagian aspek dari pemrosesan komputer meningkatkan risiko atau potensi kerugian dalam organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan ataupun tidak. Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan data secara mekanis dan kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan atau tidak. Menurut Warouw dan Idawati 2001:297, dalam sistem pengolahan data akuntansi secara komputerisasi electronic transaction processing system terdiri dari 3 tahapan optimalisasi pemrosesan data yaitu: 1. Input data 2. Proses akuntansi 3. Output laporan Input mencerminkan data yang diperoleh dari sumber dokumen seperti faktur penjualan, slip deposito bank, dan dokumen yang didapat secara elektronik seperti dari mesin faksimile dan alat telekomunikasi yang lain. Input biasanya akan dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, misalnya perusahaan akan memasukkan transaksi penjualan tunai terpisah dari transaksi penjualan kredit maupun pembelian. Proses akuntansi merupakan proses pengubahan data akuntansi menjadi informasi Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009. USU Repository © 2009 akuntansi. Output merupakan laporan yang dipergunakan untuk mengambil keputusan termasuk di dalamnya laporan keuangan laporan laba rugi, neraca dan lainnya. Menurut Hall 2002:172, electronic data interchangeEDI merupakan “pertukaran antar perusahaan dari informasi bisnis yang dapat diperoleh oleh komputer dalam bentuk standar.” Definisi di atas mengungkapkan beberapa fitur penting dari EDI yaitu: 1. EDI adalah suatu usaha antar organisasi. 2. Transaksi diproses secara otomatis oleh sistem informasi dari mitra dagang. 3. Transaksi informasi dikirimkan dalam suatu bentuk standar. Menurut Hall 2002:174, manfaat adanya EDI dalam penghematan biaya adalah: 1. Penyesuaian data, dimana EDI mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan untuk pemasukan data. 2. Pengurangan kesalahan, dimana perusahaan menggunakan EDI melihat pengurangan dalam kesalahan penyesuaian data, penafsiran manusia dan kesalahan pengklasifikasian dan kesalahan pengarsipan kehilangan dokumen. 3. Pengurangan dari kertas, dimana penggunaan amplop dan dokumen elektronik mengurangi secara drasatis bentuk kertas dalam sistem tersebut. 4. Perangko, dimana dokumen yang dikirim dengan pos diganti dengan pengiriman data yang lebih murah. 5. Prosedur otomatis, dimana aktivitas manual otomatis EDI berhubungan dengan pembelian, pemrosesan pesanan penjualan, pengeluaran dana kas dan penerimaan kas. 6. Pengurangan persediaan, dengan memesan secara langsung seperti yang dibutuhkan dari penjual, EDI mengurangi waktu tertinggal yang meningkatkan akumulasi persediaan. Adapun beberapa alasan mengapa pengendalian dalam sistem pengolahan data terkomput erisasi dianggap lebih penting daripada pengendalian intern pada sistem manual yaitu sistem pengolahan data terkomputerisasi dapat memproses data dalam jumlah yang lebih besar sehingga setiap kesalahan yang terjadi akan Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009. USU Repository © 2009 menimbulkan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kesalahan pada sistem manual. Sistem pengolahan data terkomputerisasi pada umumnya menghimpun, memproses, dan menyimpan data dalam bentuk atau format yang tidak terbaca manusia. Oleh sebab itu, tidak seperti pada sistem manual, pengawasan kelayakan dan kecermatan data dalam sistem pengolahan data terkomput erisasi lebih sulit dilakukan. Sistem pengolahan data terkomputerisasi cenderung mengaburkan jejak audit audit trail, sehingga akuntan lebih sulit untuk melacak jejak tersebut. Akibatnya, peluang untuk menyalahgunakan kecanggihan sistem pengolahan data terkomputerisasi untuk penyelewengan akan lebih besar. Menurut Wijayanto 2001:234, pengendalian intern memiliki dua fungsi utama yaitu : 1. Mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga kecermatan data akuntansi. 2. Mendorong efisiensi operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan manajemen yang telah digariskan dapat tercapai. Lingkup pengendalian intern yang mencakup fungsi pertama, yaitu mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga kecermatan data akuntansi, merupakan lingkup pengendalian akuntansi accounting control. Sedangkan lingkup yang kedua, yaitu mendorong efisiensi operasi dan mengupayakan agar kebijakan ataupun tujuan manajemen dapat tercapai, merupakan lingkup pengendalian administratif administrative control. Pengendalian preventif atau umpan maju adalah pengendalian dengan jalan menangkal sebelum permasalahan terjadi dan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan. Pengendalian Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009. USU Repository © 2009 yang diarahkan kepada pengamanan aktiva dari penyalahgunaan, dengan jalan menangkal sebelum permasalahan itu sendiri terjadi, seringkali disebut pengendalian preventif preventive control atau kadang kala disebut pula sebagai pengendalian sebelum fakta. Pengendalian ini ditetapkan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan. Pengendalian preventif disebut juga pengendalian umpan maju feed forward control. Contohnya antara lain adalah penggunaan biaya standar dalam subsistem produksi. Maksud dari penetapan biaya standar ini, yang biasanya dikelompokkan ke dalam biaya bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung adalah sebagai informasi bagi jajaran produksi mengenai berapa tingkat biaya yang seharusnya terjadi pada suatu tingkat kegiatan tertentu, sebelum biaya itu sendiri terjadi. Perekrutan karyawan yang berkemampunan tinggi, pemisahan fungsi yang ditetapkan dengan baik, serta pengawasan yang ketat terhadap keluar masuk orang dari dan ke fasilitas serta informasi perusahaan, merupakan contoh pengendalian preventif. Karena tidak semua permasalahan pengendalian dapat ditanggal, maka diperlukan bentuk pengendalian lain yang disebut pengendalian detektif detective control yang dapat mengungkap permasalahan dalam suatu aktivitas segera setelah aktivitas itu terjadi. Pengendalian detektif, dalam beberapa hal, disebut juga pengendalian umpan balik feedback control. Contoh pengendalian detektif adalah pengecekan ulang terhadap perhitungan-perhitungan, penyusunan rekonsiliasi bank ataupun penyusunan neraca saldo untuk menguji keseimbangan pencatatan transaksi dalam suatu periode tertentu. Di samping itu pengendalian detektif tentunya Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009. USU Repository © 2009 diperlukan pengendalian korektif corrective control untuk mengoreksi kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Pengendalian korektif meliputi beberapa prosedur yang diambil untuk menentukan sebab permasalahan, memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh permasahan tersebut dan memodifikasi sistem demikian rupa sehingga permasalahan serupa dapat dihindari atau diminimalkan di masa depan. Pengendalian korektif adalah pengendalian yang berfungsi mengoreksi kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Contoh pengendalian korektif adalah pembuatan file-file backup untuk file transaksi dan master file yang penting atau perbaikan pemasukan data input dengan mengikuti prosedur. Pengendalian umum general control adalah pengendalian yang dirancang untuk menjaga lingkungan pengendalian organisasi menjadi stabil dan terkelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektivitas pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi application control digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan serta penyimpangan irregularities dalam transaksi pada saat diproses.

G. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan