Laktat Dehidrogenase LDH Peningkatan Aktivitas Laktat Dehidrogenase pada Keloid

2.4.1. Laktat Dehidrogenase LDH

Laktat dehidrogenase LDH adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak dan sel darah merah. Peningkatan kadar LDH ditemukan pada infark miokard akut, CVA, kanker paru, tulang, hati, usus, payudara, serviks, testis, ginjal, lambung, melanoma kulit, leukimia akut, infark pulmonal akut, anemia, defisiensi asam folat, dan hepatitis akut serta akibat pemakaian obat jenis narkotik kodein, morfin, meperidin. Laktat dehidrogenase mengkatalisis proses reduksi piruvat menjadi laktat dan menghasilkan NADH. Reaksi ini berlangsung di sitosol. 7 Aktivitas LDH dapat diperiksa dengan menggunakan metode flourometer dan kolorimeter dengan menggunakan spektrofotometer. Pada metode kolorimeter yang diukur adalah jumlah perubahan konsentrasi NADH. Hasil pengukuran dinyatakan dengan UL yang setara dengan molmenit dari reaksi NADH per liter sampel yang diukur. 19 Tabel 2.2. Keadaan yang Mempengaruhi Aktivitas LDH Total 20 Sumber : Sacher, 2004 KEADAAN YANG MEMENGARUHI AKTIVITAS LAKTAT DEHIDROGENASE LDH TOTAL Peningkatan mencolok 5 kali normal Anemia megaloblastik Karsinomatosis luas, terutama metastasis hati Syok septik dan hipoksia Hepatitis Infark ginjal Purpura trombositopenik trombotik Peningkatan sedang 3-5 kali normal Infark miokardium Infark paru Keadaan hemolitik Leukemia Mononukleosis infeksiosa Delirium tremens Distrofi otot Peningkatan ringan sampai 3 kali normal Sebagian besar penyakit hati Sindrom nefrotik Hipotiroidisme Kolangitis

2.4.2. Peningkatan Aktivitas Laktat Dehidrogenase pada Keloid

Enzim laktat dehidrogenase LDH memainkan peran sebagai katalisator konversi piruvat menjadi laktat pada proses metabolisme glukosa. Keloid sebagai jaringan dengan aktivitas proliferasi sel fibroblas yang tinggi dalam memproduksi kolagen, didapatkan aktivitas enzim laktat dehidrogenase LDH yang meningkat, hal ini disebabkan pada proses metabolismenya sebagian besar glukosa 85 melalui glikolisis diubah menjadi piruvat, kemudian dikonversi menjadi laktat dengan bantuan LDH. Sehingga pada keloid juga akan terjadi akumulasi laktat. Kemble dan Brown 1976 telah melakukan penelitian mengenai peningkatan kadar beberapa enzim pada hypertrophic scar. Pengamatan dilakukan secara histokimia untuk melihat aktivitas nicotinamide adenine dinucleotide diaphorase, lactate dehydrogenase, acid phosphatase, β-D glucoronidase dan alkaline phosphatase. Sampel diperoleh dari 55 biopsi jaringan pasien dengan hypertrophic scar, 24 sampel non-hypertrophic scar, dan sampel kulit normal didapatkan dari 20 pasien yang menjalani reduksi abdomen, payudara, dan telinga yang prominen. Hasilnya didapatkan peningkatan semua kadar enzim kecuali alkaline phosphatase pada hypertrophic scar. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil dimana pada non-hypertrophic scar terjadi peningkatan aktivitas laktat dehidrogenase LDH dalam ukuran sedang N+1 bila dibandingkan dengan kulit normal. Sedangkan aktivitas laktat dehidrogenase LDH pada hypertrophic scar didapatkan sangat meningkat baik pada dermis N+3 dan epidermis N+2. 10 Namun, pada penelitian ini tidak menjelaskan adanya peningkatan aktivitas LDH pada keloid. Pada studi yang dilakukan oleh Ueda dkk. tahun 2004, didapatkan adanya akumulasi laktat pada jaringan keloid. Ueda membandingkan antara jaringan keloid, hypertrophic dan atrophic scars dengan cara mengeksisi jaringan untuk kepentingan kosmetik, jaringan yang diambil tersebut diamati jumlah pembuluh darah darahdan lumennya secara immunohistopatologi serta konsentrasi laktat, dan didapatkan bahwa pada jaringan keloid terdapat pembuluh darah yang lebih sedikit dan pada internal area keloid tampak pembuluh darah dengan ukuran yang lebih kecil dan menyempit serta tekanan oksigen jaringan yang rendah yang diduga karena mengalami blokade oleh serat kolagen yang tebal dan ditemukanjuga adanya akumulasi laktat. Pada penelitian tersebut didapatkan kadar laktat pada keloid 39 13.5 mmolg dari protein, red scars 23.8 7.5; pink scars 23.8 7.6, dan white scars 13.3 7.3. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penurunan serta penyempitan lumen pembuluh darah pada keloid dapat mengurangi perfusi oksigen. Akumulasi laktat menggambarkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas LDH serta ATP diproduksi melalui glikolisis. 21

2.5. Perkembangan Terapi untuk Keloid Saat ini