Etiologi Keloid Patogenesis dan Patofisiologi Keloid

Indonesia, berdasarkan hasil laporan dari penelitian observasional yang dilakukan di RSU dr. Soetomo Surabaya, pada 30 kasus keloid, diperoleh data bahwa 76.67 penderita keloid berusia 10-30 tahun dan terbanyak pada wanita. Dari hasil tersebut diperkirakan bahwa pada rentang usia 10-30 tahun, kasus trauma lebih sering dialami dan laju sintesis kolagen lebih besar pada rentang usia tersebut. Angka kejadian keloid lebih besar terjadi pada wanita daripada pria, hal tersebut kemungkinan berhubungan dengan tradisi menindik telinga pada wanita dan mayoritas pasien yang datang berobat adalah wanita untuk kepentingan estetika. 6

2.2.2. Etiologi Keloid

Etiologi pasti keloid belum diketahui, keloid umumnya muncul mengikuti cedera pada kulit, misalnya bekas luka operasi, laserasi, abrasi pada kulit, cryosurgery, dan elektrokoagulasi serta vaksinasi, jerawat dan lain lain. Keloid juga diduga memiliki disposisi familial yang erat dimana telah dilaporkan genetik keloid dapat terjadi baik secara autosomal dominan maupun resesif dan berkaitan dengan Human Leukocyte Antigen HLA faktor B14, B21, BW16, BW35, DR5, DQW3, dan golongan darah A. 2,3,4

2.2.3. Patogenesis dan Patofisiologi Keloid

Pembentukan keloid melibatkan ekspresi transforming growth factor- β TGF- β oleh sel-sel endotel neovaskular dengan berikutnya produksi autokrin TGF- β oleh fibroblas yang berdekatan. Ekspresi gen kolagen tipe I dan VI juga ditingkatkan dalam jaringan keloid. Meskipun aktivitas kolagenase juga meningkat pada keloid, peningkatan sintesis kolagen melampaui jumlah destruksi, menghasilkan kelebihan bersih deposisi jaringan ikat. Jaringan ikat kolagen tersebut dihasilkan oleh sel fibroblas. Pada mikroskop cahaya, keloid menyerupai jaringan parut hipertrofik, tetapi perbedaan morfologi dapat dilihat pada level ultrastruktural. 5 Kegiatan sintesis yang terganggu ini dimediasi oleh perubahan ekspresi growth factor. Ekspresi TGF- β lebih tinggi pada hypertrophic scar. Baik hypertrophic scar maupun keloid berasal dari kemampuan fibroblast dalam merespon tingginya konsentrasi TGF- β daripada growthfactor-1 normal yang dapat mengurangi aktivitas kolagenase mRNA dan meningkatkan mRNA prokolagen tipe I dan II. Banyak yang menyimpulkan terdapat keterlibatan sel imun pada hypertrophic scar dan keloid. Contohnya baik pada hypertrophic scar maupunkeloid, sel keratinosit mengekspresikan HLA-2 dan reseptor ICAM-1, dimana keduanya tidak terdapat dalam keratinosit jaringan parut normal. Keloid juga memiliki peningkatan deposisi immunoglobulin, diantaranya IgG, IgA, dan IgM, dimana formasinya berhubungan dengan level serum IgE. Antibodi antinuklear melawan fibroblast, sel epitelial, dan sel endotelial dapat ditemukan pada keloid, tetapi tidak pada hypertrophic scar. Terdapat pula peningkatan jumlah sel mast. 5

2.2.4. Sifat dan Karakteristik Keloid