Salemba, RS Jakarta Islamic Hospital Pasar Rebo, RS Sari Asih Pamulang, RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, RS Prima Medika Bintaro, dan RS Hermina
Ciputat. Jaringan kulit preputium sebagai kontrol normal diperoleh dari sepuluh pasien sirkumsisi massal yang diadakan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada bulan Juni 2013.
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
3.4.1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, Spektrofotometer UV- Visible Hitachi U2910, seperangkat komputer Hp, Windows Xp, vortex,
timbangan analitik, sentrifuge, tabung mikro, mikropipet 2-20 µl, 20-200 µl, dan 100-1000 µl, kuvet, tip putih, kuning, dan biru, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, gelas ukur, bekker glass, sarung tangan, dan masker. 3.4.2.
Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, sampel jaringan
keloid dan preputium, pelumat jaringan Potter-Elvehjehm, NaCl 9 gL, akuades, dan Kit LDH FS DGKC yang terdiri dari :
- Reagen 1 :
Phosphate buffer pH 7.5
64 mmolL Pyruvate
0.08 mmolL -
Reagen 2 : Good’s buffer
pH 9.6 NADH
1.0 mmolL
3.5. Cara Kerja Penelitian
3.5.1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan tanpa acak dengan consecutive sampling. Pada penelitian ini, banyaknya jumlah sampel jaringan kulit preputium adalah
sepuluh jaringan yang diperoleh dari pasien sirkumsisi massal dan banyaknya jumlah jaringan keloid adalah sepuluh jaringan yang diperoleh melalui biopsi
jaringan keloid. Pada pengujian ini dilakukan secara duplo dan antar jaringan keloid saling dibandingkan.
3.5.2. Pembuatan Homogenat
Jaringan keloid dan kontrol yang diperoleh segera disimpan dalam suhu 21
o
C, pada saat akan dibuat homognenat langsung ditimbang dalam kondisi segar atau beku sebanyak 50 mg dalam tabung mikro berukuran 1,5 mL. Kemudian
ditambahkan akuades ke dalam tabung pada suhu 15-25
o
C menggunakan es sebanyak 1 mL. Selanjutnya dilakukan homogenisasi dengan menggunakan
pelumat jaringan Potter-Elvehjehm menggunakan microspestle. Hasil dari homogenat tersebut disentrifugasi, kemudian supernatan kedua jaringan tersebut
diukur aktivitas laktat dehidrogenasenya. 3.5.3.
Pengukuran Aktivitas Laktat Dehidrogenase Sampel dalam bentuk supernatan diambil sebanyak 20 µ L lalu
ditambahkan dengan reagen 1, kemudian diinkubasi selama 5 menit dengan temperatur 25°C. Setelah itu, ditambahkan dengan reagen 2, setelah 1 menit,
absorban dibaca dengan spektrofotometer λ= 400 nm dan dilakukan pembacaan kembali pada menit ke 2 menit, dan menit ke 3, kemudian hasil pengukuran
absorban dibandingkan dengan kontrol dan antar sesamanya.
3.6. Alur Penelitian