Bentuk soal isian completion test

` b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, putus asa, depresi berat. c. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenag, ngeri, takut sekali. d. Kenikmatan : bahagia, gembira, puas, riang, senang, terhibur, bangga, takjub, rasa terpesona. e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Terkejut : terkesiap, terkejut. g. Jengkel : hina, jijik, muak, benci, tidak suka. h. Malu : rasa salah, malu hati, kesal, sesal, dan hati hancur lebur. 32 Menurut Saphiro dalam Hamzah B. Uno istilah “Kecerdasan Emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang ahli, yaitu Peter Salovey dan John Mayor. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoas. 33 Kecerdasan emosional muncul dari beberapa pengalaman, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang menuju suskes. Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja, memiliki gelar yang tinggi, belum tentu sukses di dunia pekerjaan. Seringkali justru yang berpendidikan formal lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal IQ, padahal diperlukan pula pengembangan kecerdasan emosional seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, dan kemampuan beradaptasi. 34 Menurut Daniel Goleman pengembangan kecerdasan emosional, orang-orang sukses selain memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi juga memiliki stabilitas emosi, 32 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-3, hal. 65 33 Ibid., hal. 68 34 Ary Ginanjar Agustian, ESQ, Jakarta : Arga Wijaya Persada, 2001, hal 41 ` motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan stress, tidak mudah putus asa dll. Pengalaman-pengalaman demikian memperkuat keyakinan bahwa disamping kecerdasan intelektual juga ada kecerdasan emosional. Orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan diri mengendalikan gejolak emosi, memelihara, dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus asa, mampu mengendalikan dan mengatasi stress, mampu menerima kenyataan, dapat merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan. 35 Keterampilan kecerdasan emosi bekerja secara sinergi dengan keterampilan kognitif, orang-orang berprestasi tinggi memiliki keduanya. Makin kompleks pekerjaan, makin penting kecerdasan emosi. Emosi yang lepas kendali dapat membuat orang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum. Kemudian, Doug Lennick menegaskan “yang diperlukan untuk sukses dimulai dengan ketrampilan intelektual, tetapi orang juga memerlukan kecakapan emosi untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Penyebab kita tidak mencapai potensi maksimum adalah ketidaktrampilan emosi”. Kecerdasan emosionallah yang memotivasi seseorang untuk mencari manfaat dan mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai yang paling dalam, mengubah apa yang dipikirkan menjadi apa yang dijalani. Kecerdasan emosional menuntut seseorang belajar mengakui dan menghargai perasaan pada dirinya dan orang lain untuk menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi, emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Jadi kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. 36 35 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2009Cet ke-5, hal. 97 36 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-3, hal. 65-71

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran PAI (Penelitian Korelasional pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco Sawangan Depok)

0 7 97

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa di MTS. Al-Hidayah Bekasi

0 10 98

Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Smp Muhammadiyah 17 Ciputat

1 48 98

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METROTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 76

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

1 2 20

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

0 0 16

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode074

0 0 3