Dasar Pendidikan Islam TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

B. Dasar Pendidikan Islam

“Dasar Arab: asas, Inggris: poundation, Perancis: fondemen, Latin: fundementum secara bahasa berarti alas, fundamen, pokok atau pangkal segala sesuatu pendapat, ajaran, aturan”. 17 “Dasar adalah landasan unuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar adalah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu”. 18 Dasar ilmu pendidikan Islam adalah Islam dan segala ajarannya. Ajaran itu bersumber pada al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad hasil pikiran manusia. Dasar inilah yang membuat ilmu pendidikan disebut ilmu pendidikan Islam. Tanpa dasar ini, tidak akan ada ilmu pendidikan Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dirinci sebagai berikut: 1. Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT untuk menjadi pedoman bagi seluruh umat, dengan segala petunjuk-Nya yang lengkap, meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal. Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam. Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat Al-Qur’an yang berbunyi: 17 Fakhrur Razi, Tafsir Fakhrur Razi, Beirut : Dar Al-Fikr, h. 211. 18 HQ Shaleh, dan A. Dahlan, Asbabun Nuzul, Bandung : CV. Penerbit Diponegoro, 2000, h. 12. Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu Yang Menciptakan 1, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah 2, Bacalah dengan dan Tuhan mullah Yang Paling Pemurah 3, Yang mengajar manusia dengan perantara kalam 4, Dia mengajarkan kpada manusia apa yang tidak diketahuinya 5, QS. Al-‘Alaq: 1-5. 2. Sunnah Dasar yang kedua setelah Al-Qur’an adalah sunnah Rasulullah, amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan sikap hidup sehari-hari tersebut menjadi dasar utama pendidikan Islam setelah al-Qur’an karena Allah SWT menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya, sebagai firman-Nya: ⌧ ☺ ⌧ ⌧ ⌧ اﺬ ﻻا \ ׃ “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab: 21. Dalam suatu hadis Nabi SAW bersabda: ا ﻰ ﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎ لﺎ ﷲا ر ةﺮ ﺮه ﻰﺑأ ﺳو ﷲ : ﺖآﺮ ﻜ ﻓ ﺮ ا ا نا ﺘﻜ ا ﻬﺑ ﱠ اﺪﺑا باﺘآ ﷲ و ﺔ ﺳ ﻮﺳر اور ﻚ ا 19 Aku tinggalkan untuk kamu sekalian dua hal perkara, kamu sekalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya HR.Imam Malik 19 Abu Abdillah bin Anas Imam Malik, al- Muwaththa, Beirut: Dar al- Fikr, 1994, h. 785. As-Sunah ialah perkataan لاﻮ ا , perbuatan لﺎ ﻓا ataupun pengakuan ﺮ ﺮ Rasulullah SAW. Yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian atau perbuatan yang dilakukan oleh orang lain yang diketahui oleh Nabi Muhammad SAW dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu terjadi. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yang juga berisi petunjuk pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dengan segala aspeknya. Abdurrahman an-Nahlawi mengatakan, bahwa dalam lapangan pendidikan, Sunnah mempunyai dua faedah: a. Menjelaskan sistem pendidikan Islam sebagai terdapat di dalam Al- Qur’an dan menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat di dalamnya. b. Menggariskan metode-metode pendidikan yang dapat dipraktekkan. 20 3. Ijtihad Ijtihad ialah para fuqaha yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum dipertegaskan lagi hukumnya oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam bidang pendidikan harus tetap bersumber dari Al- Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di sesuatu tempat pada 20 Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Terj. Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, Cet. II, h. 32. kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hal-hal ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. Ijtihad dibidang pendidikan ternyata semakin perlu, sebab ajaran Islam yang terdapat dalam ajaran Al-Qur’an dan Sunnah sebagian besar bersifat pokok-pokok dan prinsipnya saja termasuk dalam aspek pendidikan. Sejak diturunkannya ajaran Islam sampai wafatnya Nabi Muhammad SAW, Islam telah tumbuh dan berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang pula. C. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Islam 1. Fungsi Pendidikan Islam Menurut Ahmad Tafsir,pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, lingkungan, dan orang lain guru. Seluruh aspek mencakup jasmani, akal dan hati.” 21 Hal ini memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam berfungsi mengembangkan semua potensi pada peserta didik sehingga dapat mencapai kemampuan maksimal. Sehingga ia mampu memahami dirinya, orang lain dan lingkungan disekitarnya. Selain itu, dengan merujuk kepada konsep rububiyah Allah SWT terhadap manusia, maka pendidikan Islam berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi kekhalifahan di muka bumi dengan baik. 2. Tujuan Pendidikan Islam 21 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, h. 26. Setiap manusia mempunyai tujuan: tujuan pendidikan dengan tujuan hidup manusia terdapat keterkaitan. Karena, pada dasarnya pendidikan bertujuan memelihara kehidupan manusia dan isi tujuan pendidikan Islam merupakan penjabaran dari tujuan hidup manusia di muka bumi ini. Maka pada hakikatnya tujuan dari pendidikan Islam itu adalah realisasi dari cita-cita ajaran itu sendiri, yang membawa misi kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat bagi umat Islam. Imam Al-Ghazali, sebagaimana dikutip Zainuddin dalam buku Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, memandang dan membagi tujuan pendidikan menjadi tiga aspek, yaitu: a. Aspek keilmuan, yang bertujuan agar manusia senang berpikir, menggalakkan penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga menjadi manusia yang cerdas dan terampil. b. Aspek kerohanian, yang menghantarkan manusia agar berakhlak mulia dan berkepribadian yang kuat. c. Aspek ke-Tuhanan, yang menghantarkan manusia beragama agar dapat mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. 22 Dalam hal ini, Abuddin Nata mencoba memberikan ciri-ciri tujuan pendidikan Islam. Antara lain adalah: a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak-Nya. b. Mengarahkan manusia agar setiap pelaksanaan tugas kekhalifahannya dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah SWt sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan. c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia sehingga fungsi kekhalifahannya tidak disalahgunakan. d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmani manusia agar memilki keterampilan, ilmu serta akhlak sebagai pendukung tugas kekhalifahannya. 22 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, Cet. I, h. 48 e. Mengarahkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. 23 Berdasarkan hal di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam dalah mengarahkan manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, mengembangkan aspek keilmuan aspek kerohanian dan juga aspek ke- Tuhanan serta mengarahkan kepada dua kebahagiaan di dunia dan akhirat.

D. Metode Pendidikan Islam