BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam Menurut Bahasa
“Dalam Islam ada beberapa istilah yang digunakan untuk pendidikan, yaitu yang pertama, kata tarbiyah
ﺔ ﺑﺮ yang berasal dari kata
ﺑر ﺑﺮ
ﺔ ﺑﺮ ﺎ ﺑﺮ yang berarti mendidik, yang kedua kata
ta’lim yang berasal dari kata
yang berarti mendidik,mengajarkan, dan yang ketiga kata ta’dib
دﺄ yang berasal dari kata
ﺎ دﺄ بدﺆ بدا yang berarti mengajarkan”.
1
Irsyad Djuwaeli mengutip pendapat Fuad Abd. Al-Baqy dalam bukunya: Al-Mu’jam Al-Mufahras li al-Fadz Al-Qur’an Al-Karim: “di
dalam Al-Qur’an kata tarbiyah dengan berbagai kata yang sempurna dengannya diulang sebanyak lebih dari 872 kali. Kata tersebut pada
mulanya digunakan dalam arti Insya al-syai’ halan fa halan ila al-had
1
Louis Ma’Louf, Al-Lughoh Wa Al-Lughoh Wa Al-a’lam, Beirut : Dar Al-Masyiq, 1986, Cet. XVI, h. 526.
10
al-tamam yang artinya mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu
setahap demi setahap sampai batas yang sempurna”.
2
Istilah tarbiyah,menurut para pendukungnya berakar pada tiga kata: “Pertama,kata raba yarbu
ﻮﺑﺮ ﺎﺑر yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabiya yarba
ﺑر ﻮﺑﺮ
yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, kata rabba yarubbu
بﺮ بر yang berarti memperbaiki,menguasai,memimpin, menjaga dan
memelihara sesuatu kepada kesempurnaannya secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur”.
3
Kata rabb digunakan untuk menjelaskan berbagai hal,antara lain menerangkan salah satu sifat atau perbuatan Tuhan, misalnya
rabbul ‘alamin بر
ا ﺎ
yang berarti pemelihara, pendidik, penguasa dan penjaga alam. Kata rabb selain digunakan untuk arti
sebagaimana di atas, digunakan pula untuk arti yang objeknya lebih diperinci lagi, baik benda-benda yang bersifat fisik maupun non
fisik. Dengan demikian pendidikan mengandung arti pemeliharaan terhadap seluruh makhluk Tuhan.
4
Abuddin Nata juga menjelaskan: “kata ta’lim yang berakar pada kata ‘allama digunakan secara khusus untuk menunjukkan sesuatu yang
dapat diulang dan diperbanyak sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang”.
5
“Kata ta’lim dengan berbagai kata yang serumpun dengannya di dalam al-Qur’an disebut sebanyak 840 kali dan
digunakan untuk arti bermacam-macam, seperti digunakan Tuhan untuk menjelaskan pengetahuan-Nya yang diberikan kepada umat manusia, dan
digunakan untuk menerangkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa atas segala sesuatu”.
6
2
Irsyad Djuwaeli, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, Jakarta : Karsa Utama Mandiri, 1998, Cet. I, h. 3.
3
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. II, h. 4
4
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. II, h. 6
5
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. II, h. 7
6
Irsyad Djuwaeli, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, Jakarta : Karsa Utama Mandiri, 1998, Cet. I, h. 4
Adapun mengenai kata ta’dib yang berasal dari kata addaba tidak dijumpai dalam al-Qur’an.Kata tersebut hanya dijumpai dalam hadis yang
berbunyi:
لﺎ ﷲا ر دﻮ
ﺑا لﺎ
ر ﺳ
ﻮ ل
ﷲا ﻰﱠﺻ
ٰ ا ﺳو
ﱠدا ﺑ
ﺑر ﺎﻓ
ﺣ ﺄ
د يرﺎﺨ ا اور
7
Dari Ibnu Mas’ud ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tuhanku telah mendidikku, maka Ia sempurnakan
pendidikanku”. HR.Bukhari.
Meskipun kata ta’dib tidak terdapat dalam al-Qur’an, tetapi kata ini menurut Naqib al-Attas yang dikutip oleh Irsyad Djuwaeli justru memiliki
fungsi dan arti yang lebih tepat bagi pendidikan, karena kata tersebut lebih khusus ditekankan kepada pembinaan manusia. Sedangkan kata tarbiyah
mengandung pengertian lebih luas mencakup pemeliharaan seluruh makhluk Tuhan, termasuk hewan.
8
Berdasarkan pengertian ketiga kata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tarbiyah merupakan upaya sadar akan pemeliharaan,
pengembangan seluruh potensi diri manusia sesuai fitrahnya dan perlindungan menyeluruh terhadap hak-hak kemanusiaannya, sementara
kata ta’lim mengesankan proses pemberian ilmu pengetahuan penyadaran akan fitrah dan tugas-tugas kemanusiaannya yang harus diwujudkan dalam
kehidupan nyata. Sedangkan kata ta’dib mengesankan proses pembinaan kepribadian dan sikap moral serta etika dalam kehidupan.
Dengan demikian, ketiga kata tersebut pada dasarnya mengacu kepada pemeliharaan dan perlindungan keseluruhan potensi diri manusia.
7
Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar As-Suyuti, al-Jami’ As-Shagir, Dar Al-Ihya Al-Kutub Al-Arobiyah, Jilid. I, h. 14.
8
Irsyad Djuwaeli, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, Jakarta : Karsa Utama Mandiri, 1998, Cet. I, h. 4.
2. Pengertian Pendidikan Islam Menurut Istilah
Pengertian pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie
yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang
berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.
Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata didik. Bila kata ini diberi awalan me-
menjadi mendidik yang berarti “memelihara dan memberi latihan ajaran, tuntunan, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya
pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
9
Banyak para ahli berbeda versi dalam memberikan pengertian pendidikan, namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama.
Tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata berpendapat bahwa:
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia.
Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan pula. Pendidikan berarti memelihara hidup
tumbuh kearah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin, pendidikan adalah kebudayaan,
berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan.
10
Sedangkan Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa: Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “didik”, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : balai Pustaka, 1996, Edisi Kedua, Cet. VII, h. 232
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. II, h. 9.
menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusan ini Ahmad D. Marimba menyebutkan ada lima unsur
utama dalam pendidikan, yaitu; 1 usaha kegiatan yang bersifat membimbing, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara
sadar, 2 ada pendidik, 3 ada yang di didik 4 adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan 5 dalam usaha tersebut
tentu ada alat-alat yang digunakan.
11
Dan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.
12
Dari beberapa rumusan pendidikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja,
seksama, terencana dan bertujuan, yang dilaksanakan oleh orang dewasa, yang berarti memiliki bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan
menyampaikannya kepada anak didik. Dan apa yang diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat menolong tugas dan perannya di
masyarakat kelak mereka hidup. Kemudian tentang rumusan tentang pendidikan Islam, para ahli pun
berbeda pendapat dalam merumuskannya. Misalnya Muhammad Atiyah memberikan pengertian pendidikan Islam sebagaimana yang dikutip oleh
Ramayulis bahwa “Tarbiyah Islamiyah adalah upaya mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah
air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya, baik
dengan lisan atau tulisan”.
13
Sementara menurut Prof. Dr. Omar al-Toumy, pendidikan Islam diartikan sebagai “Usaha mengubah tingkah laku individu dalam
11
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al- Ma’arif,1986, h. 131
12
UUSPN, Jakarta : Sinar Grafika, 1999, Cet. III, h. 2
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 1994, Cet. I, h. 3-4
kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dengan alam sekitarnya melalui proses pendidikan. Perubahan itu
dilandasi dengan nilai-nilai Islami”.
14
Syahminan Zaini dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam memaparkan bahwa “Pendidikan Islam adalah usaha
mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran-ajaran Islam, agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia”.
15
Dan Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa “Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam”.
16
Dari beberapa defenisi di atas tentang pendidikan Islam terkandung hal-hal sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam itu mempunyai dasar dan tujuan yang jelas,sesuai
dengan ajaran Islam. 2.
Pendidikan menurut Islam tidak terbatas sampai dewasa,tetapi sampai terwujud kehidupan yang sempurna,makmur dan bahagia.
3. Hakikat pendidikan Islam adalah merupakan usaha mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah manusia kea rah titik maksimal perkembangan dan pertumbuhannya.
14
Omar Muhammad Al-Toumy, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, Cet. I, h. 399
15
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta : kalam Mulia, 1986, Cet. I, h. 4
16
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al- Ma’arif,1986, h. 131
B. Dasar Pendidikan Islam