Faktor yang mempengaruhi kreativitas

64 Dari tabel di atas dapat diketahui, sebanyak 20 siswa menjawab sering bertadarus sebelum memulai pelajaran, 60 siswa menjawab kadang-kadang, 10 siswa menjawab jarang, dan 10 siswa menjawab tidak pernah. Hal ini kemungkinan kurangnya pengawasan dari guru agamaguru kelas. Tabel 4.27 Saya selalu hadir dalam mengikuti pelajaran Agama Islam Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase Selalu 16 53,4 Kadanag-kadang 10 33,3 Jarang 4 13,3 Tidak pernah Jumlah 30 100 Dari tabel di atas dapat diketahui sebanyak 53,4 siswa selalu mengikuti, 33,3 siswa menjawab kadang-kadang mengikuti, sedangkan 13 siswa menjawab jarang jarang, tidak ada yang menjawab tidak pernah ikut mengikuti pelajaran agama islam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu hadir dalam pelajaran agama Islam. Tabel 4.28 Saya mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islamdengan sungguh- sungguh Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase Selalu 18 60 Kadanag-kadang 5 16,7 Jarang 4 13,3 Tidak pernah 3 10 Jumlah 30 100 65 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 60 siswa menjawab selalu mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebanyak 16,7 kadang-kadang, 13,3 siswa menjawab jarang, dan 10 siswa menjawab tidak pernah. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun ada yang tidak mengikuti pelajaran Pendidikan agama Islam dengan sungguh- sungguh yang mengakibatkan kurang kondusifnya keadaan di kelas. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan metode yang tepat. Tabel 4.29 Senang membiasakan mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase Selalu 10 33,3 Kadanag-kadang 16 53,4 Jarang 4 13,3 Tidak pernah Jumlah 30 100 Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa masih belum terbiasa mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru, dari 30 responden yang dijadikan sampel sebanyak 33,3 siswamenjawab selalu melakukannya, tidak seorang siswa pun menjawab tidak pernah melakukan, sedangkan 13,3 siswa menjawab jarang melakukan, dan 53,4 siswa menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat disimpulkan perlunya pembiasaan dan pengawasan dari guru supaya para siswa biasa mengucapkan salam apabila ketemu dengan guru. 66 Tabel 4.30 Saya sering membaca al-Quran di waktu senggang Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase Selalu 12 40 Kadanag-kadang 10 33,4 Jarang 4 13,3 Tidak pernah 4 13,3 Jumlah 30 100 Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lebih dari separuh siswa kelas III SD Islam Terpadu Meranti mempergunakan waktu luangnya untuk membaca al-Quran. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan selalu 40, kadang-kadang 33,4, jarang 13,3 dan yang tidak pernah 13,3. Para siswa masih menggunakan waktu luangya hanya untuk bermain atau untuk menonton TV. Dalam proses kegiatan belajar mengajar KBM tidak terlepas dari hambatan hambatan. Hal ini juga dirasakan oleh guru-guru Agaman Islam yang ada di SD Islam terpadu Meranti. Akan tetapi penghambat tersebut diusahakan tidak berpengaruh besar, karena perbaikan terus diusahakan oleh lemabaga ini. Dari hasil observasi, wawancara serta angket yang telah di lakukan maka saya mengambil kesimpulan yang mejadi hambatan kreativitas guru agama dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam diantaraya yaitu : 1. Latar belakang siswa Keadaan siswa yang bermacam-macam serta latar belakang siswa yang bermacam-macam pula sedikit mempengaruhi dalam proses belajar di kelas. Mereka kurang semangat dalam mengikuti pelajaran khususnya pendidikan agama islam. 67 2. Kesadaran siswa untuk berdisiplin Tidak semua siswa memahami akan nilai-nilai yang terkandung dari kedisiplinan, sehingga mereka terkadang kurang disiplin dalam bersekolah maupun belajar. Padahal penegakan kedisiplinan di sekolah merupakan sutu bekal nantinya untuk hidup di tengah-tengah masyarakat. Karena kedisiplinan dari usia dini akan terus melekat dan berakar sampai mereka dewasa. 3. Kemapuan daya tangkap belajar siswa Keberadaan anak-anak yang memiliki daya tangkap terhadap materi yang kurang dari yang lain akan menjadikan kendala tersendiri, dimana mungkin ketertinggalan akan terjadi dalam memahami materi. Karena pada dasarnya tidak semua anak memiliki kecerdasan pada semua mata pelajaran yang ada. 4. Pihak guru yang terkadang kurang tanggungjawab Selain adanya kelemahan yang ada pada peserta didik, faktor lain yang terkadang menghambat kreativitas guru agama dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Islam terpadu Meranti adalah sikap guru yang terkadang kurang tanggungjawab terhadap tugas-tugasnya sebagai pendidik atau seorang guru, yang hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan serta kontrol yang baik dari berbagai pihak. 5. Arus Informasi yang Semakin Bebas. Kemajuan informasi yang begitu cepat akan mengakibatkan timbulnya kendala tersendiri, dimana ketika siswa diberikan contoh yang baik tentang nilai-nilai mulia, terkadang mereka lupa ketika sudah mengakses Internet, memiliki Handphone, menyaksikan tayangan televisi semakin semarak dengan acara-acara yang kurang mendidik yang tidak sepantasnya mereka pertontontonkan, dan lain sebagainya. Faktor penghambat dan pendukung akan semakin kompleks sejalan dengan arus globalisasi dan perkembangan zaman. Akan tetapi usaha perbaikan dan pembenahan akan selalu dilakukan guna menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas sehingga mampu bersaing secara ketat dengan 68 Negara-negara luar yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara Indonisia. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Setiap guru mempunyai kreativitas masing-masing dalam mengelola pembelajaran walau pun ada kesamaan dalam metode pengajarannya. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam. Setiap guru diharuskan terus berupaya meningkatkan kreativitasnya baik dari penggunaan metode pembelajaran, pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada serta menggunakan media yang tepat untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden dari angket yang peneliti bagikan tabel 4.7, s.d 4.16. 2. Upaya peningkatan kretaivitas guru di Sekolah Dasar Islam terpadu Meranti dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya dengan mengikut sertakan guru dalam kegiatan seminar, penyetaraan pendidikan minimal S1, mengadakan pelatihan komputer bagi guru-guru yang belum menguasai penggunaannya dan mengadakan rapat pembinaan sebulan sekali dan sebagainya. Upaya tersebut diharapkan supaya para guru berkembang kreativitasnya sehingga dalam kegiatan belajar mengajar tidak terpaku hanya satu metode saja yaitu ceramah tapi bisa menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Yang dampaknya siswa akan lebih senang dalam mengikuti pelajaran khususnya pelajaran agama Islam. 3. Faktor pendukung dan penghambat kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti, yaitu : a. Faktor pendukung - Kegiatan sekolah berkarakter baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler - Lingkungan sekolah yang kondusif - Sarana prasarana yang memadai - Guru yang kompeten b. Faktor penghambat - Latar belakang sifat, dan karakter siswa - Kemampuan siswa dalam menangkap materi yang tidak sama - Kedisiplin siswa - Guru yang terkadang kurang tanggungjawab - Arus alat komunikasi dan informasi yang semakin canggih Namun dengan demikian bisa dikatakan bahwa Pendidikan Agama Islam yang ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti memenuhi apa yang telah diharapkan. Yaitu dengan meeningkatanya kualitas guru, penggunaan berbagai metode, sarana dan prasara, serta peningkatan kualitas pendidikan agama Islam.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas penulis sarankan yang mudah-mudahan menjadi masukan bagi pengelola Sekolah Dasar Islam terpadu Meranti Kususnya, dan kepada Yayasan masjid meranti umumnya sebagai berikut : 1. Bagi seorang guru khususnya guru Agama Islam hendaknya terus berupaya meningkatkan kreativitasnya supaya meningkat juga kualitas pendidikan agama Islam. 2. Kepala sekolah terus menbina serta membimbing para gurunya, supaya tercipta guru yang kreatif dan berkualitas. 3. Guru yang kreatif dapat meminimalisir masalah-masalah yang timbul dalam kegaiatan belajar mengajar. Sehingga siswa kembali kondusif dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran agama islam. 4. Orang tua siswa hendaknya terus memberikan dorongan dan contoh yang baik dalam belajar, serta kerja sama yang baik dengan guru- gurunya agar siswa tersebut mampu mengamalkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Agung, Iskandar, meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru, Jakarta: Bestari Buana Murni, 2010, Cet. I Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. 13 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemaahnya, Bandung: Diponogoro. Departemen Agama RI, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. 4. Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Jakarta: Quantum Teaching, 2006, cet. 1 Jumhur dan Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Jakarta: Rajawali Press, 2001 Margono, S., Metode Penelitian Kependidikan : Komponen MKDK, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet. 6 Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Yusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, Cet. Ke-1 Nata, Abudin, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid,Studi Pemikiran Tasawuf Al Ghazali, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2001, cet. 1. Racmawati, Yeni dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. 1 Rozak, Abd., Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undangan dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta: PITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, Cet. 1. Rostiyah, N. K., Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1982 Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan bimbingan Non- eksaktaLainnya, Bandung: Tarsito 2005

Dokumen yang terkait

Peran guru pendidikan agama islam di sekolah multikultural

5 42 98

USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 PACITAN Usaha guru agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama islam di sma negeri 1 pacitan tahun 2013/2014.

0 0 19

USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI I PACITAN Usaha guru agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama islam di sma negeri 1 pacitan tahun 2013/2014.

0 0 28

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2009 - 2010.

0 1 16

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AR-RISALAH Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas III Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Surakarta Tahun 2012/2013.

0 1 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas III Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Surakarta Tahun 2012/2013.

0 4 15

PENDIDIKaN KaraKtEr MELaLUI PENDIDIKaN aGaMa IsLaM DI sEKOLaH Dasar IsLaM tErPaDU DI KOta YOGYaKarta

0 0 12

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN

0 0 7

Peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam di Smpn 1 Penengahan Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam - Peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam di Smpn 1 Penengahan Lampung Selatan - Raden Int

0 0 42