Tebu Konsep persediaan Landasan Teori

Stock yang harus dimiliki perusahaan adalah 1.578,23 ton. Titik pemesanan kembali Reorder Point pada saat persediaan di gudang sebesar 3.156,47 ton. Persediaan maksimum Maksimum Inventory yang sebaiknya dipertahankan oleh perusahaan adalah sebesar 4.893,86 ton. Total biaya persediaan bahan baku yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan dengan produksi sebesar 235.409,18 ton adalah Rp 2.399.473.609,66. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan analisis biaya persediaan yang efisien, perusahaan dapat lebih mengefisienkan biaya persediaan bahan baku sebesar Rp 2.903.796,90.

2.1.2 Tebu

Menurut Hendroko dkk 1987, tebu termasuk jenis tanaman perdu, yang dimsukkan dalam golongan bangsa rerumputan dengan klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Poaceae Genus : Saccharum Spesies : Saccharum officinarum L. Jenis tanaman ini termasuk dalam famili Gramineae yang lebih dikenal dengan kelompok rerumputan. Lingkungan yang cocok untuk tanaman tebu adalah daerah dataran yang tingginya kurang dari 500 meter dpl. Daerah tersebut juga mempunyai curah hujan tidak kurang dari 2000 mm per tahun. Lebih baik lagi kalau dipadu dengan keadaan iklim yang bergantian antara kemarau dan penghujan. Untuk daerah sekitar khatulistiwa tanaman tebu memanglah sangat tepat Muljana, 2003. Kandungan yang terdapat pada batang tebu yaitu serat-serat dan cairan manis. Serat dan kulit batang biasa disebut sabut dengan presentase sekitar 12,5 dari bobot tebu. Cairannya disebut nira dengan presentase 87,5 . Nira terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering tersebut ada yang larut dan ada pula yang tidak larut dalam nira. Gula yang merupakan produk akhir dari pengolahan tebu terdapat dari bahan kering yang larut dalam nira. Akan tetapi, bahan kering yang larut juga mengandung bahan bukan tebu. Jadi dapat dibayangkan betapa kecilnya presentase gula dalam tebu Indriani dan Sumiarsih, 2000.

2.1.3 Konsep persediaan

Persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk di proses, komponen yang diproses, barang dalam proses pada proses manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Kusuma, 2009. Menurut Assauri 1998, persediaan bahan baku adalah persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan pada proses produksi, yang mana barang tersebut dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. Bahan baku diperlukan oleh pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkan menjadi barang jadi finished goods. Beberapa hal yang menyebabkan persediaan bahan baku diperlukan oleh perusahaan antara lain: 1 Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi tidak dapat dibeli atau dijadikan satu persatu dalam jumlah dan pada saat bahan tersebut akan digunakan untuk proses produksi. 2 Apabila bahan baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan kegiatan akan terganggu. 3 Tanpa persediaan, perusahaan akan menanggung biaya sebagai akibat kekurangan bahan. Menurut Buffa 1994, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku diantaranya adalah: 1 Perkiraan Pemakaian, dalam hal ini diperhitungkan berapa banyaknya unit bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi satu periode. 2 Harga Bahan Baku, apabila bahan baku akan menjadi penentu harga, berapa besarnya dana yang harus disediakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk menyelenggarakan persediaan bahan. 3 Biaya-Biaya Persediaan yang meliputi a Biaya pembelian purchased cost, yaitu harga yang harus dibayar untuk setiap unit barang. b Biaya penyimpanan, yaitu biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dengan adanya bahan baku yang disimpan oleh perusahaan yang bersangkutan, biaya ini terdiri dari beberapa komponen yaitu uang yang tertanam dalam persediaan, biaya gedung, biaya perusahaan, biaya asuransi. c Biaya pengadaan procurementordering cost, dibedakan antara barang yang diperoleh dari supplier dan barang yang diperoleh dari berbagai fasilitas yang dimiliki. Biaya yang timbul untuk mengadakan barang yang berasal dari suplier dikenal dengan biaya pemesananordering cost, sedangkan biaya yang timbul dari hasil sendiri disebut biaya persiapanbiaya permulaan set up cost. d Biaya kehabisan persediaan stock out cost, biaya yang terjadi dan harus dikeluarkan oleh perusahaan karena mengalami kekurangan bahan untuk proses produksi. 4 Kebijaksanaan Pembelian, yaitu kebijaksanaan yang dilakukan dalam perusahaan yang berhubungan dengan penentuan jumlah dana yang tersedia untuk investasi didalam persediaan bahan baku. 5 Pemakaian bahan, yaitu penggunaan bahan baik berupa bahan baku maupun bahan pelengkap selama proses produksi. 6 Waktu Tunggu Lead Time, waktu tunggu ini berhubungan langsung dengan penggunaan bahan baku pada saat pemesanan sampai datangnya bahan. Jenis dan posisi barang di dalam urutan pengerjaan produk, persediaan dikelompokkan atas: a Persediaan Bahan Baku Raw Material Stock, yaitu persediaan dari barang- barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang yang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. b Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli purchased partscomponents stock, yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahan lain, yang dapat secara langsung di assembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. c Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan supplies stock, yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. d Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses work in processprogress stock, yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. e Persediaan barang jadi finished good stock, yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Tingkat penggunaan bahan baku atau sering disebut Standart Usage Rate SUR dipergunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi apabila diketahui produk apa dan berapa nilai jual masing-masing unitnya yang akan diproduksi. Standar penggunaan bahan baku ini relatif tetap didalam perusahaan kecuali terdapat perubahan-perubahan dalam produk akhir perusahaan atau dalam bahan baku itu sendiri. Perubahan produk misalnya terdapat perubahan dalam bentuk dan kualitas produk, sedangkan perubahan dalam bahan baku misalnya terdapat penurunan kualitas bahan baku Rijanto dkk, 1997.

2.1.4 Industri Pengolahan Gula Tebu