Industri Pengolahan Gula Tebu

2.1.4 Industri Pengolahan Gula Tebu

Komposisi tebu tersebut terdiri dari dua bagian besar, yakni nira dan ampas. Nira yang berbentuk cairan sebenarnya terdiri dari brix dan air. Brix bila diperas terus akan didapat gula pol dan bukan gula. Menurut Hafsah 2002 Pemerasan brix menjadi gula dapat digambarkan melalui skema berikut ini: Gambar 1. Skema sederhana pengolahan tebu Hafsah, 2002 Pertama, perjalanan persiapan tebu untuk digiling. Perjalanan tersebut dimulai sebelum tebu hasil tebangan dimasukkan ke pabrik untuk diolah, terlebih dahulu harus diketahui berat tebu. Setelah itu tebu ditimbang di halaman pabrik agar tersusun dalam container-container guna menunggu giliran digiling. Untuk menjaga kualitas tebu yang akan digiling, tebu-tebu yang berasal dari lokasi yang sama diusahakan berurutan dalam container-container yang tersusun sama. Penggilingannya diatur sedemikian rupa menurut tebu yang sudah lama ditebang. Jumlah tebu yang akan digiling juga harus diatur, disesuaikan dengan kapasitas giling dan jamhari giling. Kedua, stasiun penggilingan. Proses pemerahan nira dalam stasiun penggilingan bertujuan untuk mengambil nira sebanyak mungkin dengan mencegah kehilangan gula sekecil mungkin. Pemerahan nira dilakukan dengan Blotong Ampas Pembersihan klarifikasi Penggilingan ekstraksi Batang Tebu Bahan pembersih Air Imbibisi Air Air Kristal Gula Pemisahan kristal Pengkristalan Kristalisasi Penguapan Evaporasi Molase mempergunakan alat-alat sebagai berikut, a alat persiapan yang berfungsi untuk menyiapkan, mengangkat dan mengangkut tebu kea lat pencacah dan pemerah tebu untuk dikeluarkan niranya. b Alat pencacah yang berfungsi meremukkan batang-batang tebu hingga niranya mudah dikeluarkan pada alat pemerah. c Alat pemerah yang berfungsi untuk mengeluarkan nira dengan pemerahanpenekanan. Ketiga, alat pencacah. Cane cutter pisau pemotong dan unit gilingan setting pabrik berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Seumpama pada pabrik gula Camming di Sulawesi Selatan terdapat 2 cane cutter dan 4 unitpasang gilingan. Kapasitas giling pabrik gula Camming kurang lebih 30.000 ton tebuhari. Cutter ini terdiri dari 32 buah pisau yang ujungnya dilengkapi dengan palu hammer dan mempunyai putaran 575menit. Dengan alat inilah tebu akan dicacah dan diremukkan hingga menjadi serpihan yang kecil dan lembut sehingga mudah diperah pada stasiun gilingan. Keempat, alat pemerah. Pada prinsipnya gilingan I, II, III, dan IV adalah sama, dimana tiap pasangan gilingan terdiri dari 3 buah roll gilingan yakni, a gilingan atas, b gilingan muka, dan c gilingan belakang. Tebu yang digiling mengalami 2 kali pemerahan yakni; 1 antara roll atas dan roll muka dan 2 antara roll atas dan roll belakang. Pada tiap-tiap roll atas dan roll belakang diberi suri skrapen yang berfungsi untuk menjaga ampas tidak menempel pada alur slip sehingga mengganggu proses pemerahan. Kelima, stasiun pemurnian. Tujuan pemurnian ialah untuk menghilangkan bukan gula sebanyak-banyaknya dan mencegah kerusakan gula sekecil mungkin. Untuk menghilangkan bukan gula sebanyak-banyaknya dibutuhkan kondisi tertentu misalnya pH tertentu, suhu tertentu, waktu tertentu dan lain-lain. Dengan dasar tersebut maka dalam proses pemurnian dibuat kondisi pH, suhu dan waktu bervariasi dengan maksud untuk menghilangkan bukan gula sebanya-banyaknya dan mencegah kerusakan sacharosa. Metoda pemurnian ada 3 macam yaitu; a defekasi dengan bahan pembantu CaO, b sulfitasi dengan bahan pembantu kapur + belerang dan c karbonatasi dengan bahan pembantu kapur +batu kapur +cocas. Keenam, stasiun penguapan. Pada stasiun penguapan ini dilaksanakan proses penguapan nira dengan maksud untuk menguapkan air yang terdapat dalam nira encer sebanyak-banyaknya pada batas tertentu, hingga dicapai suatu kekentalan tertentu. Ketujuh, satsiun kristakisasistasiun masakan. Proses kristalisasi melewati 3 fase yang berbeda-beda, memerlukan cara serta operasi yang khusus untuk mendapatkan hasil baik serta efisien yang tinggi. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut, a pembentukan inti Kristal, b pembesaran Kristal hingga batas yang dikehendaki dan c perapatan Kristal memasak tua, yaitu pengambilan saccharosa sebanyak-banyaknya dalam larutan tanpa penambahan larutan ke dalam pan. Dalam proses kristalisasi ini, diusahakan agar waktu kristalisasi secapat mungkin dan kualitas sebaik mungkin.

2.2 Landasan Teori