Tebu Sendiri TS yang dimiliki pabrik dan Tebu Rakyat TR yang berasal dari petani tebu yang bermitra. Tebu yang masuk ke PG Ngradirejo akan melalui
beberapa prosedur yaitu kelayakan tebu kualitas dan penimbangan kuantitas. Rata-rata presentase tebu giling tiap periode yaitu 5 TS dan 95 TR dari total
tebu yang digiling. Presentase tersebut berkaitan dengan areal yang dimiliki masing-masing pemasok tebu ke pabrik gula.
Tabel 4.2 Data giling PG Ngadiredjo tahun 2009-2013 Tahun
Tebu Giling Ton Kapasitas Giling Ton
Hari Giling 2009
820.184,6 5.763,7
144 2010
1.044.225,1 5.959,6
176 2011
947.166,7 5.930,6
161 2012
1.069.069,0 5.876,4
184 2013
1.145.154,9 5.826,5
198
Sumber : Tebang Angkut PG Ngadiredjo 2013
Kondisi dalam kurun waktu tahun 2009-2013 kuantitas dan kualitas tebu yang digiling mengalami fluktuasi. Tebu giling tertinggi pada tahun 2013 sebesar
1.145.154,9 ton sedangkan yang terendah pada tahun 2009 yakni sebesar 820.184,6 ton. Besarnya tebu giling yang masuk berbanding lurus dengan hari
giling pabrik gula. Dalam kurun waktu yang sama kapasitas giling pabrik masih mencapai kisaran 5800 TCD belum mencapai kapasitas maksimal yang dimiliki
yakni 6200 TCD. Beberapa hambatan yang sering dialami adalah kerusakan mesin pabrik saat musim giling dan kurangnya pasokan yang harus dipenuhi tiap hari
giling.
4.3.3 Proses Produksi Gula PG Ngadiredjo
Proses pembuatan gula pasir di PG Ngadiredjo secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Stasiun Penimbangan
Prosedur pertama yang dilalui adalah pengecekan visual tebu. Pengecekan visual berkaitan dengan kebersihan tebu, hasil tebangan dan mutu tebangan.
Penimbangan dilakukan setelah pengecekan visual tebu selesai. Cara penimbangan yang ada di PG Ngadiredjo adalah berupa digital elektrik dengan
tebu masih dalam truk atau lori. Truk tebu kemudian menuju alat pemindah tebu cane crane lalu tebu dari truk dikatrol ke meja tebu yang nantinya akan digiling.
2. Stasiun Penggilingan Mill Station
Setelah dilakukan penimbangan di stasiun penimbangan selanjutnya tebu dibawa menuju ke stasiun penggilingan atau pemerasan. Stasiun penggilingan
bertujuan untuk memisahkan ampas tebu bagasse dan nira juice dalam batang tebu. Proses penggilingan tebu di PG Ngadiredjo dilakukan dengan empat kali
penggilingan untuk meminimalisir kehilangan sukrosa yang terbawa oleh ampas tebu. Tahapan proses penggilingan adalah tebu dari meja tebu dialihkan ke
krepyak datar horizontal cane carrierconveyor dan masuk ke bagian pencacahan. Tebu dipotong menjadi bagian yang lebih pendek atau dicacah
menggunakan pisau tebu cane cutter. Tebu mengalami proses penghancuran agar tebu yang dihasilkan menjadi
lebih halus sehingga meringankan kerja gilingan. Selanjutnya tebu diperah di mesin penggilingan. Nira yang merupakan perasan ditampung dalam bak-bak
penampungan nira. Pada proses penggilingan dapat terjadi kehilangan sukrosa baik secara mekanis, kimiawi maupun bakteriologi. Kehilangan gula secara
mekanis disebabkan karena terbawanya sukrosa di dalam ampas tebu, tumpahnya nira dari saluran dan adanya kebocoran saluran. Untuk mengetahui kehilangan
sukrosa ini maka dilakukan analisa setiap satu jam terhadap nira yang dihasilkan untuk setiap unit gilingan dan juga pada ampas terakhir. Bila masih ada sukrosa
yang tertinggal berarti alat tidak bekerja dengan baik. Oleh karena itu diperlukan pemberian oli pada keempat turbin yang menggerakkan gilingan karena oli
berfungsi untuk mendinginkan alat-alat yang mengalami gesekan sehingga timbul panas.
Pencegahan kehilangan sukrosa mendapat perhatian khusus. Tidak hanya kehilangan sukrosa secara mekanis tetapi kehilangan sukrosa secara kimiawi akan
berdampak pada hasil gula yang akan diperoleh. Kehilangan sukrosa secara kimiawi terjadi karena adanya intervensi sukrosa, yaitu sukrosa akan terkonversi
menjadi gula reduksi glukosa dan fruktosa sehingga kemurnian nira berkurang.
Kehilangan sukrosa secara bakteriologi dikarenakan adanya aktifitas bakteri yang mengeluarkan enzim untuk merusak sukrosa menjadi gula reduksi. Kemungkinan
kehilangan nira ini dapat dicegah antara lain dengan menambah air imbibisi sebagai pelarut sukrosa, mengurangi aktifitas mikroorganisme dengan jalan tebu
segera dibersihkan dari bakteri, misalnya dengan menyemprotkan uap dan menambahkan kaporit pada talang-talang nira.
Sumber : Dokumentasi PG Ngadiredjo
Gambar 4.1 Proses Awal Penggilingan Tebu Pada PG Ngadiredjo
3. Stasiun Pemurnian Clarification