Dalam ROP memperhitungkan persediaan pengaman bahan baku untuk meminimalisir keterlambatan bahan baku. Secara otomatis penentuan ROP sama
halnya dengan penjadwalan BBT masuk ke pabrik secara tepat waktu dan tepat guna. Perhitungan ROP menggunakan rumus:
ROP = SS + DLT Keterangan:
ROP = Re-Order Point ton SS = Safety Stock ton
DLT = kebutuhan masa tunggu ton
Pengambilan keputusan untuk analisis EOQ dan ROP tergantung dari selisih yang terjadi antara hasil dengan yang terjadi di lapang. Kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika hasil analisis EOQ dan ROP kenyataan di lapang, maka terjadi inefisiensi
biaya pada pemesanan dan kelebihan BBT yang dipasok PG Ngadiredjo.
Jika hasil analisis EOQ dan ROP kenyataan di lapang, maka tidak terjadi inefisiensi
biaya pemesanan
dan kelebihan
BBT yang
dipasok PG
Ngadiredjo.
3.5 Definisi Operasional
1. Bahan baku tebu BBT adalah bahan baku mentah yang digunakan untuk
menghasilkan gula. 2.
Pengadaan bahan baku adalah proses penyediaan bahan baku produksi untuk gula yang terdapat pada Pabrik Gula PG.
3. Persediaan adalah sejumlah bahan yang disediakan guna memenuhi
kebutuhan untuk produksi dan barang jadi untuk pemenuhan permintaan konsumen.
4. Ketersediaan bahan baku raw material stock adalah persediaan dari barang-
barang berwujud yaitu tebu yang digunaka untuk memproduksi gula sebagai hasil yang diharapkan, barang mana dapat diperoleh dari petanipekebun yang
menghasilkan bahan baku bagi pabrik serta bahan baku dari lahan pabrik sendiri HGU
5. Gula adalah butiran kristal kecil yang dibuat dari air tebu dan digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. 6.
Pabrik gula adalah tempat proses pengolahan tebu menjadi gula kristal. 7.
Ton Cane per Day TCD adalah satuan kapasitas pabrik per hari. 8.
Rata-rata giling adalah rata-rata kapabilitas giling tebu per hari 9.
Sisa pagi adalah kesenjangan atau selisih antara penerimaan tebu dengan kapabilitas giling pabrik gula per hari.
10. Rendemen adalah kadar gula yang terkandung dalam tebu yang akan proses
menjadi gula. 11.
SPTA adalah Surat Perintah Tebang Angkut dimana memiliki fungsi sebagai legalisasi bahan baku tebu dari lahan tebu dapat diproses giling menuju
Pabrik Gula. 12.
Standar Deviasi atau simpangan baku adalah jarak persebaran data dengan nilai rata-rata.
13. Sebaran normal adalah pengukuran tingkat persebaran data untuk melihat
homogenitas data yang diperoleh. 14.
Economic Order Quantity EOQ atau jumlah pemesanan ekonomis adalah volume atau jumlah pembelian bahan yang dilakukan dengan meminimalkan
biaya pemesanan atau pembelian. 15.
Re-Order Point ROP adalah waktu pemesanan kembali untuk bahan baku 16.
Safety Stock SS adalah penyediaan pengamanan yang digunakan ketika ada kekurangan pasokan bahan baku.
17. Demand the Lead Time DLT adalah kebutuhan masa tunggu dalam periode
produksi tertentu.
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN