38
Gambar 5.1 Makanan Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 yang Diuji dengan Hot Plate and
Stirrer Menggunakan Serat Wool
Berdasarkan gambar 5.1 diatas, dapat dilihat makanan jajanan yang paling banyak mengandung zat pewarna sintetis sebesar 40 terdapat
pada jenis makanan saus. Sedangkan zat pewarna sintetis yang paling sedikit ditemukan yaitu pada jenis makanan bubur sebesar 5.
Untuk analisis kandungan zat pewarna sintetis pada makanan jajanan dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.
2 10
8 40 6 30
3 15 1 5
Bumbu Saus
Produk Daging Olahan Produk Tepung Olahan
Bubur
Ket:
39
Tabel 5.1 Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Makanan
Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
No. Sampel
Hasil Pemeriksaan
Jenis Zat Pewarna Sintetis
1. Cabe bubuk cimol
Positif Amaranth
2. Saus kacang somay
Negatif -
3. Saus cabe
Negatif -
4. Bubur sumsum
Negatif -
5. Bakso tusuk
Negatif -
6. Bakso ikan I
Negatif -
7. Sosis sapi
Negatif -
8. Cilok boga
Negatif -
9. Bakso ikan II
Negatif -
10. Cilok pentol
Negatif -
11. Saus sambal telur
gulung Positif
Orange SS, Sunset yellow FCF
12. Saus sambal bakso
Positif Sunset yellow FCF
13. Saus sambal bakso
bakar Positif
Turmeric 14.
Saus kacang cilok Bandung
Positif Brilliant blue FCF,
Sudan G 15.
Saus cilok Positif
Auramin 16.
Saus cakwe Positif
Sunset yellow FCF 17.
Cabe bubuk cilok Negatif
- 18.
Kornet Positif
Bismark brown 19.
Sosis sapi Positif
Ponceau SX 20.
Cireng Negatif
-
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, diketahui bahwa terdapat 6 sampel makanan jajanan positif mengandung zat pewarna sintetis yang dilarang
dan 3 sampel positif mengandung zat pewarna sintetis namun tidak dilarang oleh Permenkes RI No. 722MenkesPerIX1988.
40
5.1.2 Pengujian Minuman Jajanan dengan Hot Plate and Strirrer Menggunakan Serat Wool
Sampel minuman dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sirop sirop hijau I, sirop hijau II, sirop strawberry, sirop kuning,
sirop jeruk dan sirop blackcurrent, adapun jenis es es teh manis I, es teh manis II, es teh manis III, es teh manis IV, es timun, es susu coklat I, es
susu coklat II, es susu coklat III, es susu coklat IV, es doger, es vanila blue, es strawberry dan es krim dan pada jenis air yaitu gula bubur
sumsum. Pemeriksaan zat pewarna sintetis secara kualitatif dengan Hot Plate
and Strirrer menggunakan serat wool pada sampel minuman jajanan dapat dilihat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2 Minuman Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 yang Diuji dengan Hot Plate and Stirrer Menggunakan Serat Wool
6 30
13 65 1 5
Sirop Es
Air gula
Ket:
41
Berdasarkan gambar 5.2, diketahui bahwa minuman es yang diperiksa merupakan jumlah sampel yang paling besar persentasenya
sebesar 65. Untuk analisis kandungan zat pewarna sintetis pada minuman
jajanan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Minuman
Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
No. Sampel
Hasil Pemeriksaan
Jenis Zat Pewarna Sintetis
1. Sirup hijau I
Positif Guinea Green B
2. Sirup hijau II
Positif Guinea Green B
3. Es teh manis I
Positif Aniline Yellow
4. Es teh manis II
Positif Aniline Yellow
5. Es teh manis III
Positif Azorubin
6. Es teh manis IV
Negatif -
7. Es timun
Positif Fast Green FCF
8. Es susu coklat I
Positif Bismark brown
9. Es susu coklat II
Positif Magenta, Enoglaucine A
10. Es susu coklat III Positif
Bismark brown 11. Es susu coklat IV
Positif Bismark brown,
Amaranth 12. Sirop strawberry
Positif Sudan II, Yellow AB
13. Sirop kuning Positif
Eritrosin 14. Sirop jeruk
Positif Eritrosin
15. Sirop blackcurrent Positif
Formyl violet, rose bengal
16. Es doger Positif
Auramin 17. Es vanila blue
Positif Brilliant blue FCF
18. Es strawberry Positif
Tartazin 19. Es krim
Negatif -
20. Air gula Negatif
-
42
Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa sebanyak 17 sampel minuman jajanan positif mengandung zat pewarna sintetis yang dilarang
oleh Permenkes RI No. 722MenkesPerIX1988. Akan tetapi, ada 4 zat pewarna sintetis yang tidak dilarang yaitu, Aniline yellow, Bismark brown,
Formyl violet, dan Rose bengal.
5.2 Zat Pewarna Sintetis yang Ditemukan pada Makanan Jajanan
Pada sampel makanan jajanan yang diuji dengan Hot Plate and Stirrer memakai serat wool adalah bumbu, saus dan produk daging olahan.
Ketiga jenis makanan tersebut mengandung pewarna sintetis sementara pada produk tepung olahan dan bubur tidak diuji.
Hasil uji makanan jajanan yang terdeteksi positif mengandung zat pewarna sintetis dapat dilihat pada gambar 5.3 dibawah ini:
Gambar 5.3 Hasil Uji Makanan Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan
Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 yang Terdeteksi Positif Mengandung Zat Pewarna Sintetis dengan Hot Plate and Stirrer
Menggunakan Serat Woll
1 11
6 67 2 22
Bumbu Saus
Produk Daging Olahan
Ket:
43
Berdasarkan gambar 5.3 diketahui bahwa makanan yang positif mengandung pewarna sintetis paling banyak ditemukan pada produk saus
sebesar 67. Hampir semua zat pewarna sintetis yang dilarang Permenkes RI No.722MenkesPerIX1988 ada di produk saus dan merupakan
sampel makanan jajanan terbanyak dengan jenis pewarna sintetis Sunset yellow FCF. Dari 9 sampel makanan jajanan yang mengandung zat
pewarna sintetis dapat dilihat pada tabel 5.3:
Tabel 5.3 Jenis Zat Pewarna pada Makanan Jajanan yang Terdeteksi Positif
Mengandung Zat Pewarna Sintetis
Jenis Pewarna Jenis Makanan
1 Bumbu cabe bubuk
6 Saus sambal saus sambal,
saus kacang, saus cilok, saus
cakwe 2 Produk
daging olahan kornet, sosis
sapi
Amaranth 1
- 1
Orange SS -
1 -
Sunset yellow FCF -
3 -
Brilliant blue FCF -
1 -
Auramin -
1 -
Ponceau SX -
- -
Bismark brown -
- 1
Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa hasil pemeriksaan laboratorium dari 6 saus sambal ditemukan paling banyak zat pewarna
sintetis Sunset yellow FCF yaitu berjumlah 3 sampel saus sambal telur gulung, saus sambal bakso dan saus cakwe.
Semua zat pewarna sintetis yang ditemukan pada sampel makanan jajanan
di atas
adalah yang
dilarang oleh
Permenkes RI
44
No.722MenkesPerIX1988 kecuali pewarna sintetis jenis Bismark brown.
5.3 Zat Pewarna Sintetis yang Ditemukan pada Minuman Jajanan
Hasil pemeriksaan dengan Hot Plate and Stirrer menggunakan serat wool didapatkan sebanyak 17 sampel minuman positif mengandung
zat pewarna sintetis yang dilarang. Hasil uji minuman jajanan yang terdeteksi positif mengandung zat
pewarna sintetis dapat dilihat pada gambar 5.4 dibawah ini:
Gambar 5.4 Hasil Uji Minuman Jajanan di SDN Kelurahan Ciputat Kecamatan
Ciputat Kota Tangsel Tahun 2014 yang Terdeteksi Positif Mengandung Zat Pewarna Sintetis dengan Hot Plate and Stirrer
Menggunakan Serat Wool
Berdasarkan gambar 5.4, diketahui bahwa pada minuman yang positif mengandung pewarna sintetis yang dilarang paling banyak
ditemukan pada minuman es sebesar 68. Sampel minuman jajanan yang positif mengandung zat pewarna
sintetis yang dilarang dapat dilihat pada tabel 5.4:
6 32 11 68
Sirup Es
Ket:
45
Tabel 5.4 Jenis Zat Pewarna pada Minuman Jajanan yang Terdeteksi
Positif Mengandung Zat Pewarna Sintetis Jenis Pewarna
Jenis Minuman 6 Sirop
11 Es
Guinea green B 2
- Sudan II
1 -
Yellow AB 1
- Eritrosin
2 -
Formy violet 1
- Rose bengal
1 -
Aniline yellow -
2 Azorubin
- 1
Fast green FCF -
1 Bismark brown
- 3
Magenta -
1 Enouglaucine A
- 1
Amaranth -
1 Auramin
- 1
Brilliant blue FCF -
1 Tartazin
- 1
Berdasarkan tabel 5.4 dibawah, pada sampel minuman diketahui bahwa jenis zat pewarna sintetis yang dilarang paling banyak ditemukan
adalah Bismark brown. Akan tetapi, Bismark brown tidak termasuk dalam Permenkes RI No.722PerMenkesIX1988.
Dari semua zat pewarna sintetis diatas, sebanyak 12 jenis pewarna sintetis sesuai dengan Permenkes RI No.722MenkesPerIX1988.
Adapun 12 pewarna sintetis tersebut adalah Guinea green B, Sudan II, Yellow AB, Eritrosin, Azorubin, Fast green FCF, Magenta, Enouglacine
A, Amaranth, Auramin, Brilliant blue FCF dan Tartazin.
46
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1. Peneliti tidak melakukan kalibrasi alat yang digunakan pada pemeriksaan
makanan dan minuman jajanan. 2. Peneliti tidak melakukan uji sensitivitas terhadap alat yang digunakan.
3. Metode pemeriksaan makanan dan minuman jajanan pada penelitian ini adalah Hot Plate and Stirrer menggunakan serat wool. Padahal jika menggunakan
metode lain seperti kromatografi kertas, zat pewarna pada sampel yang diuji dapat menghasilkan lebih dari satu jenis zat pewarna yang ditemukan pada
masing-masing sampel.
6.2 Jenis Zat Pewarna Sintetis pada Makanan dan Minuman Jajanan
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan masalah yaitu penggunaan bahan tambahan pada bahan makanan untuk berbagai
keperluan. Diantara beberapa Bahan Tambahan Makanan BTM yang sangat sering digunakan salah satunya adalah pewarna makanan.
Makanan dan minuman jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat beragam macamnya. Beberapa makanan jajanan yang dijajakan adalah
sosis, bakso bakar, kornet, ditambahkan dengan saus merah. Adapun minuman dingin dijajakan dengan berbagai macam warna seperti hijau, kuning, merah
jambu, biru, ungu, dan lain-lain yang sangat disukai oleh anak-anak sekolah dasar.
47
Umumnya makanan dan minuman jajanan yang ada di SDN I-X Kelurahan Ciputat merupakan makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh
penjaja makanan dan minuman. Karena kenyataannya, di Indonesia makanan dan minuman yang dijajakan di banyak sekolah tidak meminta izin ke BPOM
sehingga di makanan dan minuman itu sendiri tidak ada informasi konten dan komposisi yang di cantumkan. Dalam penelitian ini, beberapa makanan maupun
minuman yang telah terdaftar di BPOM tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Pewarna buatansintetis untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang
mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi Cahyadi, 2005. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu:
Warna kuning : tartrazin, sunset yellow Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.
Warna biru : biru berlian
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang
digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna