Zat Pewarna Sintetis Amaranth pada Makanan dan Minuman Jajanan

55 yang berwarna kuning mencolok dicurigai mengandung zat pewarna sintetis yang membahayakan bagi kesehatan. Dari tiga zat pewarna sintetis yang dilarang diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar makanan dan minuman jajanan yang dijajakan di sekolah mengandung zat pewarna sintetis yang dilarang oleh Permenkes RI No.722MenkesPerIX1988. Kemudian, makanan dan minuman yang mempunyai warna mencolok harus dicurigai karena kemungkinan mengandung zat pewarna sintetis. Zat pewarna sintetis yang dilarang dapat membahayakan kesehatan terutama jika dikonsumsi secara terus menerus karena berefek jangka panjang. Selain itu, kasus yang banyak ditemukan salah satunya pada makanan dan minuman anak sekolah yang dijual di lingkungan sekolah tetutama sekolah dasar. Maka sebaiknya, pihak sekolah memberi penyuluhan atau edukasi kesehatan tentang makanan dan minuman jajanan yang baik untuk dikonsumsi dan yang tidak baik dikonsumsi serta dampak dari makanan dan minuman tersebut. Serta pihak sekolah sebaiknya mengawasi penjualan makanan dan minuman jajanan yang dijajakan di lingkungan sekolah.

6.3 Zat Pewarna Sintetis dalam Perspektif Islam

Makanan merupakan asupan gizi yang dibutuhkan, oleh karena itu asupan yang akan dicerna oleh tubuh harus mempunyai standarisasi empat sehat lima sempurna, dewasa ini perkembangan ketertarikan masyarakat terhadap beberapa 56 produk makanan jajanan merupakan peluang usaha yang prospektif untuk ditekuni oleh industri kecil atau industri rumah tangga. Banyaknya persaingan produk makanan jajanan, distributor atau home industry harus menyajikan makanan jajanan secara menarik untuk mempengaruhi daya minat konsumen membeli produk tersebut. oleh karena itu, penggunaan bahan tambahan makanan BTM dalam pembuatan makanan, minuman dan jajanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi, baik dalam kondisi siap saji maupun setelah diawetkan selama waktu tertentu Pitojo, 2009. Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan Winarno,2004. Islam sangat menganjurkan makan dan minum yang baik dan halal, tentunya hal ini tidak lepas dari kebutuhan pokok kesehatan. Di samping itu, al- Qur’an telah meletakkan kaidah untuk makanan yang baik dan yang diharamkan Asyari, 1989. Dalam firman-Nya yang artinya: “Yang dimaksud dengan at-tayyibat yang baik-baik adalah semua yang dianggap baik dan dinikmati oleh manusia, tanpa adanya mashdalil pengharamannya. Begitu pula jika dianggap kotor maka makanan atau jajanan itu diharamkan” Al-a’raf 7:157. 57 Dari ayat tersebut bahwa manusia diciptakan dari sari pati berasal dari tanah, maka kedudukan makanan dalam islam sangat diperhatikan kemurnian dan kehalalannya untuk dikonsumsi. Makanan dan jajanan adalah kebutuhan pokok, secara tidak langsung bisa dikatakan kebutuhan tersebut tidak dapat dihindari, baik yang bersifat jajanan dan makanan yang diperjualbelikan oleh pedagang Mahran, 2006. Ketidaktahuan konsumen sering kali menjadi keuntungan bagi home industry dan pedagang, bahwa makanan itu layak atau tidak untuk dikonsumsi. Apakah makanan jajanan tersebut sudah aman dari zat-zat kimiawi ataupun tidak, dan bagaimana pandangan hukum islam apakah ini nanti termasuk dalam satu penipuan terhadap konsumen Muhammad, 1997. Sejak dahulu kala umat manusia berbeda-beda dalam menilai masalah makanan dan minuman mereka, ada yang boleh dan ada juga yang tidak boleh. Lebih-lebih dalam masalah makanan yang berupa binatang Qardhawi, 1993. Dewasa ini makanan dan minuman yang semakin unik dan membanjiri kehidupan masyarakat, baik yang sehat atau murni alami dan yang mengandung zat-zat kimiawi yang kasat mata dapat dilihat yakni zat pewarna sintetis Mahran, 2006. Makanan yang sering dijumpai dibanyak tempat seperti makanan ringan atau tambahan pada makanan, contoh pada makanan ringan seperti pentol, cilok, tempura dan jajanan ringan lainnya. Sedangkan tambahan pada makanan yang sering kali tidak bisa dihindari seperti saos, dan kecap yang menjadi tambahan pada makanan seperti bakso, soto, mie ayam dan jajanan ringan lainnya.