Kerangka Teori Kerangka Konsep

32 BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah epidemiologi deskriptif dengan desain penelitian studi kasus untuk mengetahui keberadaan zat pewarna sintetis dan jenisnya. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekitar SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan yaitu pada makanan dan minuman jajanan yang dijual oleh 40 pedagang jajanan, pemilihan tempat dikarenakan banyaknya penjual makanan dan minuman jajanan, dimana di lokasi jajanan tersebut terdapat makanan terutama minuman yang berwarna, kemudian pemeriksaan zat warna dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan dan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Oktober 2014. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh pedagang makanan dan minuman 33 jajanan di sekitar SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua makanan dan minuman berwarna sebanyak 40 sampel yaitu, 20 sampel makanan dan 20 sampel minuman yang dijual oleh penjaja makanan dan minuman yang menetap di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. 4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer Data primer yaitu data tentang jenis zat pewarna sintetis pada makanan dan minuman jajanan yang diambil dari penjaja makanan dan minuman dan hasil pemeriksaan laboratorium.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder meliputi data terkait zat pewarna sintetis dari BPOM. 4.5 Instrumen Jenis Zat Warna 4.5.1 Peralatan Daftar Alat dan Bahan pada Penetapan Zat Warna 1. Alat a. Hot Plate and Stirrer b. Serat Wool c. piala gelas 34 d. lempeng tetes e. pipet tetes 2. Bahan a. HCl pekat b. NaOH 10 c. H 2 SO 4 pekat d. NH 4 OH 12 e. Contoh bahan pangan yang mengandung zat warna

4.5.2 Metode Pemeriksaaan Makanan dan Minuman Secara Kualitiatif

Prinsip pemeriksaan ini dilakukan dengan Hot Plate and Strirrer menggunakan serat wool yang digunakan untuk analisis zat warna karena sifatnya yang dapat mengabsorpsi zat warna baik yang asam maupun yang basa Aprianto, 1989. Serat Wool dan sutera mengandung protein amfoter yang mempunyai afinitas terhadap asam maupun basa dengan membentuk garam. Dengan mengamati perubahan warna dari benang wool yang telah dicelup dalam berbagai pereaksi maka jenis zat warna dapat ditentukan. Dapat dilihat pada lampiran 1.

4.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu jenis zat pewarna hasil pemeriksaan dilaboratorim dibuat dalam bentuk tabel dan dinarasikan, pembahasan serta diambil simpulan. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan Permenkes RI No. 722MenkesPerIX1988 tentang bahan tambahan makanan BTM. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui