Asumsi Dasar Teori Konseptualisasi Konstruksi Sosial

dijadikan bahan berita oleh wartawan. Maka tidak mengherankan jika media memberitakan berbeda sebuah peristiwa yang sama karena masing-masing media memiliki pemahaman dan pemaknaan sendiri. 12 Sering kali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita akses berbeda dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Tanpa disadari, berita yang kita konsumsi dari media massa adalah berita yang faktanya sudah mengalami proses penciptaan atau pembangunan ulang konstruksi oleh media itu sendiri. Isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat mempresentasikan realitas, tetapi juga menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksi. 13 B. Konseptualisasi Lirik Lagu Lirik adalah perkataan-perkataan dalam lagu. Lirik boleh ditulis semasa musiknya digubah, atau ditulis selepasnya. Musik dipadankan atau ditulis selepas lagu atau puisinya telah ditulis. Seorang yang menulis lirik dipanggil penulis lirik. Maksud yang diberikan dalam rangkap lirik boleh bersifat tersurat atau tersirat. Sebagian lirik adalah terlalu abstrak sehingga tidak dapat difahami. 14 Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg 1989 yaitu 12 Fahri Firdausi, artikel: Berita sebagai konstruksi media, diakses pada 7 mei 2013 dari http:media indonesia.com2013po2.html. 13 Ibnu Hamad, Muhammad Qadari dan Agus Sudibyi, Kabar-kabar Kebencian, Jakarta; Institut Studi Arus Informasi, PT. Sembrani Aksara Nusantara, 2001, hal. 74-75. 14 http:ms.MSI.orgwikiLirik diakses pada 06 Mei 2013 definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Jika definisi lirik lagu dianggap sama dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi. “Lirik adalah karya sastra yang bersifat curahan perasaan pribadi atau dapat juga dikatakan sebagai susunan kata sebuah nyanyian.” 15 Seorang pencipta lagu biasanya mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sebuah karya biasanya dalam sebuah momen tertentu, seperti perasaan jatuh cinta, patah hati, semangat hidup, kritik sosial, dan masih banyak lainnya. Lagu yang terlahirpun harus memiliki unsur keaslian karya sendiri, tanpa adanya penjiplakan dari pihak manapun. Karena jika terdapat kesamaan maka akan mendapatkan sanksi mengenai plagiatisme sebuah karya. Setelah mendapatkan lirik yang tepat biasanya sang pencipta lagu langsung mengkomposisikannya dengan musik yang akan mengiringi, agar tercipta harmonisasi yang indah untuk didengar. Menurut Herman J. Waluyo 1987: 72, setidaknya dalam proses pemilihan kata terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: perbendaharaan kata, urutan kata, dan daya sugesti kata. Berikut ini penjelasannya: 1. Perbendaharaan kata Perbendaharaan kata penyair dapat memberikan kekuatan ekspresi dan menunjukkan ciri khas penyair. Penyair memilih kata-kata berdasarkan pada beberapa hal, yaitu: makna yang akan disampaikan, tingkat perasaan, suasana batin, dan faktor sosial budayanya. 15 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Balai Pustaka,1988, hal. 205 2. Urutan kata Urutan kata dalam lagu bersifat beku. Artinya, urutan itu tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan tempat itu. Terdapat perbedaan teknik menyusun urutan kata dalam lagu baik urutan dalam tiap baris maupun urutan dalam suatu bait. Oleh karena itu, pengurutan kata itu bersifat khas antara masing- masing penyair. 3. Daya sugesti kata Sugesti ditimbulkan oleh makna kata yang dipandang sangat tepat mewakili perasaan penyair. Ketepatan pilihan dan ketepatan penempatan menyebabkan kata-kata itu seolah memancarkan daya yang mampu memberikan sugesti kepada pendengar untuk ikut bersedih, terharu, bersemangat dan marah. 16 Sedangkan musik adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik itu. Bidang musik membahas cara menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik juga mempunyai nada tertentu. Disamping itu, seni musik membahas cara membuat not, bermacam aliran musik misalnya musik vokal atau musik instrumental. 17 16 Atar Semi. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.2001 hal.29 17 Ahmad Musabikh, “Analisis isi lagu Group Nasyid Izzatul Islam dalam Dakwah dan Jiha d”, Skripsi S1 Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah 2006, hal.15 Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam: 18 1. Bunyikesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. 2. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. 3. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.

C. Konseptualisasi Wacana

Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi, baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan dengan pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks. 19 Analisis wacana adalah ilmu yang baru muncul beberapa puluh tahun belakangan ini, aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya pada soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatian kepada penganalisaan wacana. 20 Secara etimologi analisis wacana sebagaimana dikutip Deddy Mulyana berasal dari bahasa sansekerta wacwakvac yang memiliki arti „berkata’, „berucap’. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana, kata ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks akhiran yang bermakna 18 http:.MSI.com201010macam-macam-genre-musik-di-dunia.html Diakses pada 17 m ei 2013 19 Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif Yogyakarta; LKiS,2007, hal. 170. 20 Hamid Hasan Lubis. Analisis Wacana Pragmatik Bandung; Angkasa,1993, hal. 12. „membedakan’. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. 21 Berdasarkah Kamus Besar Bahasa Indonesia, wacana adalah ucapan; perkataan; tutur, keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, satuan bahasa terlengkap, dan realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh. 22 Analisis wacana dapat berfungsi sebagai salah satu alternatif dalam mempelajari makna pesan dari sebuah teks atau karangan. Alternatif tersebut diupayakan mengingat keterbatasan dari analisis isi. Analisis isi hanya menekankan pada muatan teks komunikasi yang bersifat nyata. Berbeda dengan analisis wacana, tidak hanya menekankan pada segi teks saja, tetapi juga memfokuskan pada pesan dan makna yang tersembunyi. Di samping itu, analisis isi, hanya membahas seputar “apa yang dikatakan oleh seseorang” what senagkan analisis wacana mengungkapkan “bagaimana seseorang mengatakannya how”. 23 Mengutip Eriyanto dalm bukunya Analisis Wacana, Pengantar Teks Media, menyatakan bahwa : “Pengertian satu kalimat dihubungkan dengan kalimat lain dan tidak ditafsirkan satu persatu kalimat saja. Kesatuan bahasa itu bisa panjang dan pendek. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang tidak mempunyai ikatan sesamanya, bukan kalimat-kalimat yang dideretkan begitu saja. Ada sesuatu yang mengikat kalimat-kalimat itu menjadi sebuah teks, dan yang menyebabkan pendengar atau pembaca mengetahui bahwa ia berhadapan dengan sebuah teks atau wacana dan sebuah kumpulan kalimat yang dideretkan begitu saja. Studi wacana dalam linguistik, merupakan reaksi terhadap studi linguistik yang hanya meneliti aspek kebahasaan dari kata atau kalimat saja. Kata atau kalimat itu 21 Deddy Mulyana. Kajian Wacana; Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta; Tiara Wacana 2005, hal.3. 22 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Balai Pustaka,1988, hal. 1005. 23 Rachmat Kriyantoro, Tekhnis Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-2, Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2006, hal. 258 dipelajari secara independen, tidak dihubungkan dengan kalimat lain. Disini, studi hanya diletakkan pada frase atau kalimat belaka, tidak dihubungkan dengan relasi antar kalimat sebagai kesatuan utuh.” 24 Menurut J.S. Badudu Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya. Membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat. Teun A. Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah bangun teoritis yang abstrak The abstract theoritical construct dengan begitu wacana belum dapat dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa. Dan perwujudan bahasa adalah teks. 25 Menurut Henry Guntur Tarigan, wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon. 26 Analisis wacana lebih bersifat kualitatif, karena dasar metode ini bukan suatu analisis yang menggunakan perhitungan objektif. Melainkan sangat tergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan objek penelitian. Penelitian ini dipandang berhasil mana kala peneliti mampu memperlihatkan konteks sosial, ekonomi, politik dan analisis komprehensif, sehingga integrasi sangat dituntut agar penafsiran dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 27 24 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media Yogyakarta: LKiS, 2001, hal.3 25 Abdul rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian Malang: Bayu Media, 2004, hal. 4. 26 Alex Sobur. Analisis Teks Media, hal. 9. 27 Ama Khotimah, Analisis Wacana Ideologi Tandingan Pemberitaan Kritis Abu Bakar Ba’asyir Bandung, 2004, hal. 43.