Wacana Dalam Kognisi Sosial

83 Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja Sudut pandang masyarakat dalam memahami arti sebuah percintaan kian banyak mengalami pergeseran yang tidak menggambarkan karakter yang ada pada diri sendiri. Salah satu yang menjadi penyumbang pengaruh terbesar pergeseran itu disebabkan oleh film. Kenapa film? Karena pada film selalu menggambarkan pemahaman cinta yang selalu berlebihan. Salah satu contohnya adalah kebiasaan memberikan bunga kepada kekasih, secara tidak langsung kebiasaan ini terinfus ke masyarakat dan selalu dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks sebenarnya cinta hanyalah sebuah kesederhanaan, tanpa perlu adanya ekspektasi tinggi seperti yang ada di sebuah film. Karena pada dasarnya itu tidak merefleksikan diri kita sendiri. Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman dalam banyak hal. Agama, adat istiadat, sudut pandang, serta budaya yang jumlahnya tak terhingga. Filterisasi budaya global sangat berperan penting demi menjaga karakter asli masyarakat. Namun sulit dipungkiri masih ada saja yang bisa diterima karena memang ada kaum yang memang memiliki sudut yang sama. Salah satunya adalah homo seksual, dalam lagu bukan lawan jenis ini diangkat mengenai perlunya pengakuan hak terhadap kaum homo seksual. Kerena tak jarang dari mereka berprilaku seperti ini dipegaruhi juga oleh faktor genetika, dan banyak pula dari mereka yang sukses di dunia pekerjaan. Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati 84 Lirik lagu Belanja terus sampai mati merupakan salah satu bentuk ekspresi akan kegundahan efek rumah kaca dalam memandang perilaku konsumtifisme yang terjadi di masyarakat. Masyarakat Indonesia kian diarahkan untuk menjadi masyarakat yang konsumtifisme dengan semakin menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan, khususnya Jakarta. Kebiasaan memanfaatkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting menjadi gaya hidup metropolitan. Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan Sebuah lirik yang mengangkat inti sari yang terdapat dalam surat Al-Ashr. Mengisyaratkan akan sebuah kerugian yang dialami oleh umat manusia. Fokusnya adalah dalam pemanfaatan ruang untuk bersuara dan berekspresi yang ada di publik. Salah satu contohnya adalah banyak lirik lagu yang diciptakan dan dinikmati masyarakat tanpa makna dan pesan yang ada didalamnya. Demi sebuah keuntungan semata mereka dengan mudahnya memasarkan lagu tersebut, sehingga tidak lagi memperhitungkan akan manfaat dan pesan apa yang ingin disampaikan oleh masyarakat. Lagu 5 : Di Udara Lagu di Udara muncul saat maraknya kasus pembunuhan Munir yang masih misterius sampai sekarang ini. Efek rumah kaca merasa perlu untuk mengangkat sosok Munir karena beliau adalah tokoh aktivis Hak Asasi Manusia negeri ini.