Makna dibalik lagu pada album kedua :
1. Tubuhmu membiru tragis
Tubuhmu membiru tragis, menjadi lagu pembuka dalam album keduanya ini. Menceritakan seorang pecandu narkobaobat-obatan terlarang
yang sudah tidak bisa membedakan lagi mana yang nyata dan mana yang tidak nyata. Tubuhnya bahkan jiwanya melayang entah kemana dan akhirnya dia
pun mengakhiri hidup dengan bunuh diri, melompat dari ketinggian dan jatuh terkulai.
Realita akan maraknya peredaran dan penggunaan narkoba yang meresahkan banyak pihak. Efek candu yang kian menjadi seakan meruntuhkan
moral bangsa, khususnya tingkat remaja yang pada dasarnya fase pencarian jati diri. Semua dapat merubah dengan cepatnya, tak sedikit dari mereka mati
dengan sia-sia.
2. Kau dan aku menuju ruang hampa
Mereka mengambarkan sebuah keadaan dimana seseorang dipaksa untuk menuruti apa yang dikehendaki oleh atasannya atau orang yang lebih
berkuasa pemaksaan kehendakbrain wash. Menyentil juga situasi yang terjadi pada masa Orde baru.
„kau belah dadaku, mengganti isinya… dihisap pikiranku, memori terhapus… terkunci mulutku, menjeritkan pahit…’
Menceritakan akan sebuah tindak pemaksaan, dengan makin maraknya pencucian otak. Memaksa seseorang untuk bisa mengikuti sebuah
aliran atau aturan yang pada dasarnya mengarah kea rah negatif.
3. Mosi tidak percaya
Sebuah suara kepenatan akan janji yang tidak pernah dipenuhi, sebuah teriakan rakyat yang tak mau lagi dikelabui oleh janji-janji palsu para
penguasa negeri ini „Kamu ciderai janji, luka belum terobati, kami tak mau
dibeli, kami tidak bisa dibeli, janjimu pelan- pelan akan menelanmu…”
Menjadi sebuah bentuk perlawanan rakyat kepada pemerintahan yang kian marak mengumbar janji janji manis. Memanfaatkan setiap momentum
pada kesusahan rakyat, kemudian mereka menebar janji dengan alih-alih akan membantu dengan balasan timbal balik agar mereka dapat terpilih ke Senayan.
Namun ketika sudah terpilih mereka melupakan semua janji.
4. Lagu kesepian
Lagu lain yang bertemakan cinta dikemas dalam wadah cantik yang berbeda dari lagu-lagu yang beredar luas belakangan ini. Bernuansa akustik
dan masih menceritakan hal yang sederhana, sebuah janji yang tak lekas ditepati. ’Ku tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan… Kau bawa
bara berserak di halaman, hingga kekeringan… dimana terang yang kau janjikan? Aku kesepian…’
Menceritakan akan seseorang yang hidup dalam keputus asaan. Merasakan tak ada lagi orang lain yang memberikan perhatian. Hidupnya
penuh dengan masalah, dan sampai akhirnya ia menanyakan dimana bantuan Tuhan yang dijanjikan.
5. Hujan jangan marah
Hujan jangan marah menceritakan keadaan musim kemarau yang berkepanjangan. Bercerita tentang sebuah doa seseorang agar hujan cepat
turun dan tak marah lagi untuk menghapus musim kering yang berkepanjangan di negeri ini. „dengarkah? Jantungku menyerah… terbelah,
ditanah yang merah… gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering… hujan hujan jangan marah…’
Harapan besar akan sebuah kehangatan untuk negeri Indonesia, konflik yang kian banyak semoga akan segera mereda tersirat dalam “ gelisah dan
hanya suka bertanya pada musim kering” lirik yang dalam dan memuat banyak harapan untuk negeri tercinta.
6. Kenakalan remaja di era informatika
Lagu ini bercerita tentang maraknya video seks remaja Indonesia. Menggambarkan keadaan nyata tentang rendahnya moral remaja yang dengan
sesuka hati melakukan seks bebas dan mengabadikannya ke dalam bentuk video.
„rekam, dan memamerkan badan dan yang lainnya… mungkin hanya untuk kenangan
… ketika birahi yang juara, etika menguap entah kemana?’ Tindakan amoral yang dilakukan remaja kian marak, menjadikan
banyak orang gerah dengan tindakan mereka. Dunia nyata dirasa kurang memberikan sensasi atas tindakan yang membuat mereka merasa ingin
melakukannya berulang-ulang. Kemajuan zaman mengarahkan mereka untuk bisa eksis pula di dunia maya dengan kesenangan yang tiada tara, tanpa lagi
mengindahkan norma dan etika yang seharusnya mereka taati.