Pengertian Umum STATUS PERKAWINAN AKIBAT SUAMI HILANG

BAB III STATUS PERKAWINAN AKIBAT SUAMI HILANG

E. Pengertian Umum

Untuk lebih memahami skripsi ini maka penulis perlu memberikan beberapa informasi tentang suami yang hilang. Karena dalam perjalanan kehidupan suami isteri, kemungkinan sekali seorang suami mencari nafkah di tempat yang jauh atau mempunyai keperluan ditempat yang jauh. Perjalanan menuju ketempat-tempat yang dituju oleh seorang suami, baik untuk mencari nafkah atau keperluan lain, bilamana masa perjalanannya melebihi kebiasaan, maka akan menimbulkan kekhawatiran dalam diri isteri dan keluarganya. Dalam keadaan tidak jelas semacam ini, status yang bersangkutan dikatakan ghaib. 56 Dari sini dapat diambil pengertian bahwa : 1. Hilang suami suami meninggalkan tempat kediaman bersama dengan tidak ada alasan yang dapat diterima. 2. Kepergian suami itu menyebabkan isteri dalam bahaya walaupun si suami meninggalkan harta yang dapat dijadikan nafkah. 57 Berdasarkan beberapa ulasan singkat di atas menyebabkan isteri dapat mengambil keputusan terhadap kehidupan perkawinan. Namun sebelum penjelasan lebih jauh penulis akan memasukan beberapa pandangan dari beberapa ahli yang berkaitan dengan masalah yang hendak dibahas. 56 M. Thalib, 15 Penyebab Perceraian dan Penanggulangnnya, Jakarta: PT Irsyad Baitus Salam, 1997, Cet. Ke-1, h. 149-150 57 Firdaweri, Hukum Islam Tentang Fasakh Perkawinan Karena Ketidakmampuan Suami Memenuhi Kewajibannya , Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1989, Cet. Ke-1, h. 67 Dijelaskan oleh H. Abdul Qadir Jaelani dalam bukunya yang berjudul Keluarga Sakinah, jika suami meninggalkan isterinya tanpa pengetahuan dan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara’ seperti antara lain: 1. Pergi tanpa sepengetahuan isterinya, dan tanpa berita di mana ia berada. 2. Suami pergi dengan maksud untuk menyusahkan isterinya 3. Tenggang waktu kepergian suami lebih dari satu tahun Jika kepergian suami seperti yang disebutkan di atas, dan isteri mengajukan gugatan kepada pengadilan untuk minta diceraikan oleh suaminya yang telah meninggalkannya tanpa dibenarkan oleh syara’ dengan mengajukan saksi-saksi yang adil, pengadilan berhak untuk menjatuhkan talak penggugat terhadap suaminya tergugat. 58 Kasus–kasus yang bisa mengakibatkan perceraian, misalnya suami dipenjarakan seumur hidup, atau jika suami pergi dan tak ada beritanya lagi, atau suami cacat yang tidak dapat memungkinkan untuk bisa mencari nafkah guna kepentingan isterinya, atau mungkin juga salah satu pihak berkelakuan jahat atau berperangai kejam, atau terlalu bakhil dalam menafkahkan keluarganya. Kasus-kasus ini bisa menjadikan alasan yang kuat untuk melakukan perceraian, baik atas tuntutan suami maupun atas tuntutan isteri. 59 Jika kepergian suami itu, karena alasan-alasan yang dapat dibenarkan oleh syara’ , seperti menuntut ilmu, mencari nafkah, berdagang, dan semuanya atas sepengetahuan dan persetujuan isteri, pengadilan tidak berhak untuk menjatuhkan talak, 58 H. Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995, Cet. Pertama, h. 346 59 Ibid, h. 325 meski seandainya isteri yang mengajukan gugatan kepada pengadilan. Tetapi perlu dipertimbangkan, jika suami meninggalkan isterinya dengan tujuan tersebut, yaitu memuntut ilmu, mencari nafkah, berdagang, tetapi setelah tenggang waktu lebih dari setahun tidak ada khabar beritanya, dan isteri menjadi susah, maka isteri mengajukan gugatan kepada pengadilan untuk minta diceraikan dari suaminya, dengan mengajukan alasan-alasan yang bisa diterima pengadilan, pengadilan pun berhak untuk menjatuhkan talak atas nama penggugat atas tergugat. 60 Ada beberapa faktor atau sebab suami hilang atau ghaib, antara lain: 1. Pergi jauh, kemudian tidak ada komunikasi lagi 2. Kemungkinan meninggal di tempat jauh, tetapi tidak diketahui kejelasannya 3. Diculik orang dan tidak diketahui nasibnya 4. Terjadi bencana hebat atau peperangan sehingga mereka terpisah, dan tidak diketahui keberadaan dan nasibnya. 61 Sedangkan upaya atau langkah yang dapat dilakukan isteri antara lain: 1. Pencarian dengan seksama ketempat-tempat yang diperkirakan disinggahi oleh suami atau melalui pihak-pihak yang mengenal suami. 2. Menunggu sampai batas waktu yang menurut perkiraan umum layak sebagai masa penantian orang yang ghaib. Karena boleh jadi menantikan suami yang ghaib itu dirasakan lebih baik dari pada bercerai, lalu kawin dengan lelaki lain yang mungkin tidak sebaik suaminya yang ghaib itu. 60 Ibid, h. 346 61 M. Thalib, 15 Penyebab Perceraian Dan Penanggulangannya, Jakarta: PT Irsyad Baitus Salam, 1997, Cet. Ke-1, h. 149-150 3. Berupaya untuk terus berdoa dan memohon kepada Allah agar dimudahkan jalan dalam mencari suaminya yang ghaib dan memohon diberi ketentraman dan kepastian tentang keadaan suaminya. Misalnya, dengan melakukan shalat istikharah agar mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, apakah lebih baik melakukan penantian atau melakukan perceraian. Bila upaya-upaya tersebut telah dilakukan dan dalam tempo yang cukup lama tidak berhasil, maka isteri dapat melaksanakan keputusannya sesuai hukum. Isteri dapat meminta cerai, apabila suaminya ghaib atau tidak berada ditempat selama beberapa waktu. Talak yang jatuh karena ketidakhadiran suami di tempat, menurut Imam Malik menjadi talak bain dan menurut Imam Ahmad menjadi fasakh. Talak itu sah, karena untuk menghindarkan kemudharatan bagi isteri. 62 Adapun perceraian itu dianggap sah, dengan syarat: 1. Ketiadaan suami di tempat, bukan karena halangan yang dapat diterima. 2. Memudharatkan atau menyusahkan isteri, dengan ketiadaannya. 3. Suami berada di suatu tempat, yang isteri tidak bermukim disitu. 4. Berlalu masa satu tahun yang memudharatkan isteri. Jika ketiadaan suami di tempat itu, dengan alasan yang dapat diterima, seperti pergi menuntut ilmu, berdagang, bertugas keluar negeri atau bertugas kefront pertempuran, maka dalam hal ini isteri tidak boleh menuntut cerai. Demikian pula jika kepergian suami itu, ke suatu negeri yang isterinya berada di situ. Isteri dapat menuntut 62 H. A. Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1994, Cet. Pertama, h. 83 cerai jika sudah berlalu masa setahun ditinggal suami dan khawatir akan terjerumus kedalam perzinahan atas melakukan perbuatan tidak senonoh.

F. Status Isteri Dalam Perkawinan