Menurut Akal Tujuan Perkawinan

perkawinan sangat penting untuk pengembangan manusia secara bertanggung jawab. 31 sebagaimana hadis : Z N M Z Z D 4 D = N 5 =9 L ] 8 7 r 9 8 7 5 Z D 5 =s N N 4 =[ ﻡ =B L K : \ 9 ﺱ K R +7 N 7 : ﺱ +7 یt ﻡ M ی N 2M X2 - d Z Zی ی ? K ; g + , , T , 1 T D ﻡ T A M T Tی ? Tﻡ E Z u 32 Artinya : Meriwayatkan kepada kami Abdullah meriwayatkan kepada kami abi tsana Khusain dan affan : mereka berkata kepada tsana khalaf bin khalifah meriwayatkan kepada kami hafsin bin umar dari anas bin malik : Ada Nabi Muhammad SAW bersabda, dia memerintahkan kepada kami dengan nikah dan mencegah kita beribadah saja tanpa kawin. Dan ia bersabda: “Kawinilah wanita yang simpatik banyak kasih sayangnya dan yang peranak, karena aku bangga dengan banyaknya kamu pada hari kiamat. HR. Ahmad

c. Menurut Akal

1 Memelihara dan Menjaga Bumi Bumi ini cukup luas, kelilingnya ada 40.000 KM, sedang garis tengahnya atau diameternya ada 25.000 KM, wilayah yang demikian luas tentunya harus diurus oleh orang banyak, karena bumi ini Allah nyatakan dibuat untuk kita manusia. Bila orangnya hanya sedikit tentu banyak wilayah yang tersia-sia. Untuk meningkatkan jumlah manusia tentunya harus dengan perkawinan atau pernikahan. 33 Oleh karena itu, demi kemakmuran bumi secara lestari, kehadiran 31 Chuzaimah T Yanggo ed, Problematika Hukum Islam Kontemporer Jakarta: LSIK, 2002 Buku Kedua, h. 76 32 Ahmad Ibn Hanbal Abû Abd Allâh al–Syaibâni, Musnad al–Imâm Ahmad ibn Hambal, Kairo: Muassasah al–Qurtubah, t.th., juz. 3, h. 158 33 Basiq, Tebaran Pemikiran, h. 90 manusia sangat diperlukan sepanjang bumi masih ada. sehingga perkawinan merupakan syarat mutlak bagi kelestarian dan kemakmuran bumi. 34 2 Tertib Nasab Bila manusia banyak tentunya harus diwujudkan ketertiban atau keteraturan, terutama yang berkaitan dengan nasab, sebab kalau tidak tertib tentu akan terjadi kekacauan karena tidak diketahui si A dan si B anak siapa. Bila nasab tidak tertata rapi tentu semua akan tidak menentu, tentu ini menjadi awal dari sebesar- besarnya bencana. 35 Selain itu diadakannya hukum perkawinan dalam islam adalah pemeliharaan moralitas. Islam menganggap perbuatan zina merupakan perbuatan yang tidak halal, 36 yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat. Selain itu jika tanpa nasab yang tidak jelas maka akan membuat kesulitan apabila si anak akan membuat atau mengurus tentang surat yang berperihal pada kependudukan dan lain sebagainya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Kamal Mukhtar, keturunan yang bersih, yang jelas ayah, kakek dan sebagainya hanya diperoleh dengan perkawinan. Dengan demikian akan jelas pula orang-orang yang bertanggung 34 Chuzaimah, Problematika Hukum, h. 116 35 Basiq, Tebaran Pemikiran, h. 90. 36 Abul Ala al-Maududi dan Fazl Ahmed, Pedoman Perkawinan Dalam Islam, Jakarta: Darul Ulum Press, 1999, h. 7 jawab terhadap anak-anak, yang akan memelihara dan mendidiknya sehingga menjadilah ia seorang muslim yang dicita-citakan. 37 3 Tertib Harta Untuk menjaga kewarisan, setiap orang yang hidup tentu akan memiliki barang atau benda yang diperlukan manusia, walau hanya sekeping papan atau sehelai kain. Ketika manusia itu wafat tentu harus ada ahli waris yang menerima atau menampung harta peninggalan tersebut. Nah untuk tertibnya para ahli waris, tentunya harus dilakukan prosedur yang tertib pula, yakni dengan pernikahan. 38

d. Menurut Undang-Undang