1 Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan. 2 Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan.
3 Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon harus
diotorisasi. c.
Dokumen dan catatan yang memadai Karena setiap perusahaan memiliki sistem penerimaan, pemrosesan, dan
pecatatan transaksi yang unik, auditor mungkin sulit mengevaluasi apakah setiap prosedur klien telah dirancang untuk pengendalian maksimum.
Akan tetapi, prosedur pencatatan yang memadai harus sudah tersedia sebelum sebagian besar tujuan audit. Yang berkaitan dengan transaksi
dapat dipenuhi.
d. Dokumen yang telah dipranomori
Memberi nomor terlebih dahulu dokumen ditujukan untuk mencegah baik kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan dan terjadinya
penagihan serta pencatatan duplikat.
e. Laporan Bulanan
Pengiriman laporan bulanan merupakan pengendalian yang bermanfaat karena mendorong para pelanggan untuk merespon jika ada saldo yang
dinyatakan tidak benar.
f. Prosedur verifikasi internal
Program komputer atau personil yang independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi memenuhi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi. Tujuan audit tersebut sebagai berikut ini. 1
Penjualan yang dicatat adalah untuk dikirimkan kepada pelanggan non fiktif
2 Transaksi penjualan diotorisasi dengan tepat
3 Transaksi penjualan yang terjadi dicatat
4 Penjualan dicatat sejumlah barang yang akan dikirimkan dan difaktur
serta dicatat dengan benar 5
Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan tepat 6
Penjualan dicatat atas dasar waktu yang tepat 7
Transaksi penjualan dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diiktisarkan dengan benar
F. Keterbatasan Pengendalian Internal
Pengendalian internal yang dijalankan perusahaan tidak selamanya bisa berjalan dengan efektif, dikarenakan pengendalian internal pun memiliki
kelemahan dan keterbatasan. Keterbatasan pengendalian internal menurut
Universitas Sumatera Utara
Mulyadi 2002:181 terdiri dari ”kesalahan dalam pertimbangan, gangguan, kolusi, pengabaian oleh manajemen, dan biaya lawan manfaat”.
1. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali manajemen dan personil lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain.
2. Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena pesonil secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena
kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan. 3.
Kolusi Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut
kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi aktiva perusahaan dan tidak terungkapnya
ketidakberesan atau tidak terditeksinya kecurangan oleh pengendalian yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi
manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu.
Universitas Sumatera Utara
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian interal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal
tersebut.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi untuk penelitian lanjutan. Berikut ini adalah tabel tinjauan penelitian terdahulu.
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
1 R. Feriska 2008
Hasilnya bahwa peranan auditor internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan satuan pengawasan
internal pada perusahaan.
2 Tarigan 2009
Hasilnya bahwa peran internal auditor telah dilaksanakan dengan memadai dan telah sesuai
dengan teori yang berlaku bahkan dapat menjadi yang lebih baik lagi, yaitu sebagai informasi yang
dapat membantu meningkatkan kualitas manajemen perusahaan.
3 Maha 2010
Hasilnya adalah internal auditor dalam perusahaan tersebut memang melakukan perannya. Sehingga
tidak heran jika Harian Sumut Pos memiliki penjualan dan pendapatan iklan yang cukup tinggi.
Pada penelitian terdahulu oleh Astrid Feriska R dalam penelitiannya yang
berjudul “Peranan Auditor Internal dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern pada PT Socfin Indonesia Medan” 2008. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan satuan pengawasan intern pada perusahaan. Laporan audit mengungkapkan kelemahan
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian internal yang dijalankan perusahaan akan semakin baik dimasa yang akan datang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erika Junita Tarigan 2009 dengan penelitian yang berjudul “Peran Internal Auditor pada PT Telkomsel Area
Sumatera dalam Study Kasus Penjualan kartu As dan Simpati”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah internal auditor sudah berfungsi di
dalam penilaian dan aktivitas penjualan kartu As dan Simpati, serta untuk mengetahui apakah saran dan rekomendasi yang diberikan internal auditor dapat
meningkatkan pengendalian internal perusahaan. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa internal auditor PT Telkomsel sudah sesuai dengan teori
yang berlaku bahkan dapat menjadi yang lebih baik lagi, yaitu sebagai informasi yang dapat membantu pihak manajemen dalam mengendalikan pengendalian
internal secara efektif dan efisien. Penelitian yang dilakukan oleh Arizona br. Maha 2010 melakukan penelitian
terhadap “Peran dan Kedudukan Internal Auditor”, mengambil tempat di sebuah perusahaan media di Sumatera Utara, yaitu Harian Sumut Pos. Tujuannya adalah
untuk melihat apakah internal auditor telah benar-benar melakukan perannya dengan baik atau belum. Hasilnya adalah internal auditor dalam perusahaan
tersebut memang melakukan perannya, sehingga tidak heran jika Harian Sumut Pos memiliki penjualan dan pendapatan iklan cukup tinggi. Perbedaan penelitian
ini dari penelitian terdahulu yaitu penelitian ini mengukur bagaimana peran internal audit terhadap pengendalian internal pada perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
H. Kerangka Konseptual