Kedudukan Auditor Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal 1. Tujuan Audit Internal

2100 Sifat Pekerjaan Aktivitas audit internal adalah melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi dalam penyempurnaan risk management, control, dan good governance systems. 2200 Perencanaan Penugasan Audit internal harus mengembangkan dan mengelola suatu perencanaan yang baik dalam menjalankan tugasnya. 2300 Pelaksanaan Penugasan Audit internal harus mengidentifikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencatat informasi dan bukti-bukti audit secara cukup agar dapat mencapai tujuan penugasan auditnya. 2400 Pengkomunikasian Hasil Audit internal harus mengkomunikasikan hasil penugasan auditnya secara cepat dan tepat. 2500 Pengendalian Kemajuan Pimpinan audit internal harus mengembangkan sistem pemantauan realisasi dari rekomendasi audit dan mengkomunikasikan kepada manajemen. 2600 Penerimaan Manajemen terhadap Risiko Pimpinan audit internal harus mendiskusikan jika terdapat perbedaan pendapat tentang suatu risiko yang menurut manajemen resiko itu dapat diterima padahal fungsi audit internal menganggap bahwa resiko tersebut berpotensi merugikan organisasi, maka hal itu harus dibicarakan dengan dewan komisaris. Sumber: Gondodiyoto, 2007

5. Kedudukan Auditor

Kedudukan internal auditor dalam suatu struktur organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Hal ini bergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian audit internal. Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan, peranan serta tingkat kebebasan di dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Kedudukan internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga internal auditor dapat melaksanakan wewenang dan Universitas Sumatera Utara tanggung jawabnya dengan baik. Internal auditor dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya seperti yang diinginkan pihak manajemen apabila internal auditor bebas dalam menjalankan aktivitas yang diperiksanya. Hal ini memungkinkan bagi internal auditor untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Kebebasan yang dimaksudkan di sini adalah dapat memasuki setiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Menurut Sukrisno Agoes 2004:243, ada empat alternatif kedudukan internal auditor, yaitu bagian internal audit dibawah direktur, bagian internal audit merupakan staff direktur utama, bagian internal audit merupakan staff dewan komisaris, dan bagian internal audit dipimpin oleh direktur internal audit. a. Bagian Internal Audit dibawah Direktur Keuangan Sumber: Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 2.1 Internal Audit Dibawah Direktur Keuangan Universitas Sumatera Utara Gambar tersebut memperlihatkan bahwa audit internal berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Dimana bagian audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada direktur keuangan. Kelemahan dalam posisi ini fungsi audit internal hanya ditekan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja. b. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama a. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Sumber: Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 2.2 Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Gambar tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan bagian audit internal adalah merupakan staff direktur utama. Dalam hal ini audit internal mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena audit internal dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan fungsi ini, dimana direktur utama mempunyai tugas yang banyak sehingga direktur utama tidak dapat Universitas Sumatera Utara mempelajari hasil audit internal secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak segera diambil. c. Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Sumber: Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 2.3 Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Pada gambar ini terlihat bahwa bagian audit internal berfungsi sebagai staff bagian dewan komisaris dan posisinya berada diatas direktur utama. Status ini memberikan tingkat independensinya yang tinggi sekali, para anggota dewan komisaris tidak setiap saat bisa ditemui. Mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dapat dengan cepat mengambil tindakan atau saran-saran yang diajukan oleh auditor internal untuk pencegahan atau perbaikan, selain itu karena tugas dewan komisaris sangat banyak sehingga laporan yang diberikan oleh auditor internal tidak dapat dengan segera dipelajari. Universitas Sumatera Utara d. Bagian Internal Audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit Sumber: Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 2.4 Internal Audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit Direktur Internal Audit mengarahkan personel dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur audit internal mempunyai akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris. Tanggung jawab direktur audit internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan mengajukan program tersebut untuk persetujuan. Auditing Supervisor membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior Auditor mempunyai staff auditor Universitas Sumatera Utara dalam pekerjaan lapangan audit. Staff Auditor melaksanakan tugas pada suatu lokasi audit. Kelemahan pada struktur ini adalah ketika direktur internal audit tidak dapat mengelola departemen audit internal dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen.

C. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal