kelemahan yang terjadi maupun tindakan pencegahan agar seluruh kegiatan berjalan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan. Internal audit merupakan bagian dari sistem pengendalian internal maka ada kalanya audit internal baik belum tentu pengendalian
internalnya baik. Hal tersebut dikarenakan manajemen lambat dalam menerapkan tindakan koreksi yang harusnya dilakukan. Risiko potensial yang terjadi bahwa
adakanya kesalahan dalam pencatatan faktur yang dikeluarkandicetak tidak memberikan harga yang benar atau tidak memberikan jumlahkuantitas aluminium
yang akan dikirimkan. Oleh karena itu auditor melakukan internal audit untuk menilai dan menjaga agar sistem pengendalian internal benar-benar dilaksanakan.
Melihat pentingnya keberadaan internal audit yang dilakukan auditor untuk membantu manajemen dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan maka penulis
tertarik untuk mengkaji peran internal audit terhadap pengendalian internal penjualan aluminium pada PT Inalum Kuala Tanjung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, secara sederhana dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan diteliti, yaitu apakah internal audit
terhadap pengendalian internal penjualan aluminium PT Inalum telah berperan sesuai dengan standar internal audit perusahaan?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah internal audit terhadap pengendalian internal penjualan aluminium PT Inalum telah berperan
sesuai dengan standar internal audit perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini selain untuk peneliti diharapkan juga bermanfaat bagi perusahaan dan pembaca.
1. Peneliti, untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
penerapan audit internal dan pengendalian internal atas penjualan dalam suatu perusahaan, khususnya pada perusahaan yang digunakan sebagai
objek penelitian. 2.
Perusahaan, sebagai bahan mengenai pentingnya audit internal dalam menunjang pengendalian internal sehingga dapat membantu manajemen
untuk lebih meningkatkan fungsinya dalam operasinya terutama yang berkenaan dengan penjualan.
3. Pembaca, untuk menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan sumber
informasi bidang audit internal penjualan bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing dan Audit Internal 1. Pengertian Auditing
Audit berasal dari bahasa latin ”audire” yang berarti mendengarkan. Mendengarkan dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati
pertanggungjawaban yang disampaikan oleh penanggung jawab keuangan yaitu manajemen perusahaan. Fungsi ini perlahan-lahan berkembang sesuai
dengan tuntutan jaman yang semakin maju. Orang yang melaksanakan audit tersebut dinamakan pemeriksa auditor dan tugas yang diemban auditor
disebut auditing. Menurut Arens,dkk 2008:4 “auditing adalah pengumpulan dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.” Menurut Mulyadi 2002:9 auditing merupakan suatu proses sistematik,
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan keterjadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa untuk melaksanakan audit selalu diperlukan auditor yang independen dan kompeten untuk menghimpun data-
data dari suatu usaha dengan pertimbangan tertentu dan kriteria tertentu
Universitas Sumatera Utara
melalui proses yang sistematik untuk menghasilkan suatu informasi dan menyampaikannya pada pihak yang bekepentingan.
2. Pengertian Audit Internal
Audit Internal terdapat pada perusahaan, lembaga pemerintah, atau perusahaan nirlaba, dimana pemimpin perusahaan membentuk banyak
departemen, bagian, seksi atau satuan organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Bila perusahaan terdiri dari beberapa departemen maka
pimpinan dapat mendelegasikan wewenangnya kepada kepala unit-unit operasi tertentu.
Menurut Sawyers,dkk 2005:10 audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap
operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1 informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
dapat diandalkan, 2 risiko yang di hadapi perusahaan telah di identifikasi dan diminimaliasi, 3 peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bias diterima telah diikuti, 4 kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, 5 sumber daya telah digunakan secara
efissien dan ekonomis, dan 6 tujuan organisasi telah dicapai secara efektif-semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Pada perkembangannya, pengertian internal audit yang dikemukakan Sawyers di atas dalam perkembangannya kemudian dianggap sudah tidak
sesuai lagi, dan tidak efektif dalam mengangkat peran internal audit ke dalam profesi yang kompetitif. Pengertian dimaksud hanya menekankan
pada bagaimana internal audit melakukan pekerjaannya, dan tidak menekankan pada nilai value yang dapat diberikan pada setiap level dalam
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Mempetimbangkan hal tersebut dan berdasarkan masukan dari berbagai pihak, IIA The Istitute of Internal Auditing kemudian mengeluarkan
pernyataan mengenai pengertian internal audit. Pernyataan terakhir dikeluarkan IIA bulan Juli 1999 mengenai internal audit sebagaimana yang
dikemukakan oleh Gondodiyoto 2007:43. Internal auditing is an independent, objective assurance and
consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It’s helps an organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and
governance processes.
Definisi diatas dapat diartikan bahwa audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk
memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan
yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan
organisasi. Pernyataan IIA dimaksud secara umum dapat dibagi dalam lima butir
elemen yang perlu mendapatkan perhatian para internal auditor, yaitu independency and objectivity assurance, consulting activities, value added,
organizational objectives, and a systematic and disciplined approach. Berdasarkan penyataan tersebut diatas nampak adanya keinginan kuat
IIA agar fungsi internal audit dapat lebih luas dan fleksibel, dan dapat sejalan dengan kebutuhan dan harapan pihak manajemen. Fungsi audit
internal bagi manajemen menurut Sawyers,dkk 2005:32.
Universitas Sumatera Utara
mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak, mengidentifikasi dan meminimalkan resiko,
memvalidasi laporan ke manajer senior, membantu manajemen pada bidang-bidang teknis, membantu proses pengambilan keputusan,
menganalisis masa depan bukan hanya untuk masa lalu, dan membantu manajer untuk mengelola perusahaan.
Pada dasarnya apa yang dikerjakan oleh internal auditor dalam suatu organisasi merupakan hasil akhir dari proses penawaran dan penerimaan
yang terjadi antara pihak auditor dan manajemen.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal 1. Tujuan Audit Internal
Sebagaimana didefinisikan dalam Statements of Responsibilities of Internal Auditor yang diterbitkan IIA yang dikutip oleh Guy, dkk
2003:410 “tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.” Untuk mencapai tujuan
ini, staf audit internal diharapkan dapat melengkapi organisasi dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi tentang kegiatan
yang ditelaah. IIA mengakui bahwa tujuan audit internal meliputi juga meningkatkan pengendalian yang efektif pada biaya yang wajar.
Tujuan audit internal yang dikemukakan oleh Boynton,dkk 2003:491. Auditing internal dilakukan untuk membantu atau memberi manfaat
bagi keseluruhan organisasi dan diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut. Beberapa cara spesifik yang dilakukan auditor
internal untuk menambah nilai mencakup fokus pada perbaikan operasi organisasi serta efektivitas proses manajemen risiko,
pengendalian dan pengelolaan.
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan yang dapat diambil dari pernyataan diatas bahwa tujuan audit internal adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan mereka analisa, penilaian, saran, komentar dan rekomendasi
yang dianggap perlu mengenai kegiatan usaha, dimana dia dapat memberikan jasanya kepada manajemen.
2. Ruang Lingkup Audit Internal
Ruang lingkup audit internal menurut Standar IIA untuk praktik profesional audit internal menurut Guy,dkk 2003:424.
a. Menelaah reabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta
perangkat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi semacam itu.
b. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap
kebijakan perencanaan,prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan laporan serta
menentukan apakah organisasional telah mematuhinya.
c. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan, secara tepat,
memverifikasi aktiva tersebut. d.
Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan. e.
Menelaah operasi dan program untuk memastikan apakah hasil yang dicapai konsisten dengan tujuan, serta sasaran yang ditetapkan dan
apakah operasi dan program telah dilaksanakan sesuai rencana. Jadi ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan
evaluasi atas kecukupan, serta efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja ketika melaksanakan tanggung jawab
penugasan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelaksanaan Pekerjaan Audit
Apabila standar ruang lingkup pekerjaan audit memberikan pedoman mengenai pekerjaan audit apa yang harus dilakukan, standar pelaksanaan
pekerjaan audit memberikan pedoman tentang struktur audit secara keseluruhan, yang meliputi bidang-bidang perencanaan audit, pemeriksaan
dan evaluasi informasi, komunikasi hasil, dan tindak lanjut. a.
Perencanaan audit Auditor internal harus merencanakan setiap audit dengan benar.
Perencanaan ini harus didokumentasikan dan harus meliputi menetapkan tujuan audit, mendapatkan informasi tentang latar
belakang, menentukan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan audit, berkomunikasi dengan semua pihak yang tepat,
mengidentifikasi bidang-bidang yang menjadi perhatian audit, menulis program audit, mengidentifikasi prosedur untuk mengkomunikasikan
hasil, serta mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit. b.
Pemeriksaan dan evaluasi informasi Auditor internal harus mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang
memadai untuk menunjang temuan audit agar bermanfaat bagi organisasi dalam mencapai sasarannya. Auditor harus
mendokumentasikan temuan-temuannya melalui kertas kerja audit, mencatat informasi yang diperoleh serta setiap analisis yang dibuat.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengkomunikasikan hasil
Pekerjaan auditor internal hanya akan memberi sedikit manfaat bagi entitas apabila hasilnya tidak dikomunikasikan dengan benar kepada
orang-orang yang tepat. Setelah audit diselesaikan, auditor internal harus menyerahkan laporan tertulis yang ditandatangani. Standar
praktik profesional audit internal mendorong auditor internal untuk membahas kesimpulan audit serta rekomendasinya dengan tingkat
manajemen yang sesuai sebelum menerbitkan laporan akhir. Laporan audit internal harus objektif dan ditulis dengan jelas. Laporan
itu tidak hanya menguraikan ruang lingkup audit dan tujuannya, tetapi juga harus disertai dengan hasil audit. Laporan ini harus disampaikan
secara tepat waktu dan bersifat konstruktif berikut rekomendasi untuk peningkatan atau perbaikannya. Laporan itu juga harus memuat kineja
memuaskan serta langkah perbaikan. d.
Tindak lanjut Auditor internal harus menindaklanjuti masalah yang dikemukakan
atau rekomendasi yang disampaikan dalam laporan. Auditor internal harus menentukan apakah setiap tindakan perbaikan yang diperlukan,
yang dinyatakan dalam laporan audit, telah dilakukan atau apakah manajemen menyadari risiko yang terkait dengan tidak
dilaksanakannya tindakan perbaikan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Standar Audit Internal
Institute of Internal Auditors IIA juga mendefinisikan pernyataan standard audit dalam Standards for the Professional Pactice of Internal
Auditing SPPIA. Menurut Tunggal 2008:184 SPPIA disusun dengan tujuan sebagai berikut:
a. menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang menyatakan paktik audit internal
sebagaimana mestinya, b.
menyediakan suatu kerangka untuk melaksanakan dan meningkatkan aktivitas audit internal yang memberikan nilai tambah dalam cakupan
yang luas,
c. membuat dasar pengukuran kinerja audit,
d. mendorong kemajuan proses dan operasi organisasi yang lebih baik.
Berikut ini adalah standar yang diimplementasikan per 1 Januari 2002
yang berisi pokok-pokok standar internal audit.
Tabel 2.1 Standar Audit Internal
Standar Atribut Attribute Standards 1000
Tujuan, Wewenang dan Tanggung jawab Tujuan, wewenang, dan tanggung jawab auditor internal harus
dinyatakan dalam anggaran dasar, konsisten dengan standar dan disetujui oleh direksi.
1100 Independensi dan Objektivitas
Fungsi audit internal harus independen, artinya harus bersikap objektif.
1200 Keahlian dan Kecermatan Profesional
Kegiatan audit harus dilakukan dengan ketrampilan, kecakapan atau kemahiran dan kehati-hatian profesional.
1300 Program Quality Assurance dan Perbaikan
Pimpinan audit internal wajib mengembangkan suatu quality assurance dan improvement program, dengan maksud agar seluruh
kegiatan audit internal memberikan add value dan improve organisation’s operations, serta selaras dengan standar dan kode etik.
Standar Kinerja Performance Standards 2000
Pengelolaan aktivitas Audit Internal Pimpinan fungsi auditor internal hendaknya dapat mengelola unitnya
secara efektif sehingga benar-benar berfungsi.
Universitas Sumatera Utara
2100 Sifat Pekerjaan
Aktivitas audit internal adalah melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi dalam penyempurnaan risk management, control, dan good
governance systems.
2200 Perencanaan Penugasan
Audit internal harus mengembangkan dan mengelola suatu perencanaan yang baik dalam menjalankan tugasnya.
2300 Pelaksanaan Penugasan
Audit internal harus mengidentifikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencatat informasi dan bukti-bukti audit secara
cukup agar dapat mencapai tujuan penugasan auditnya.
2400 Pengkomunikasian Hasil
Audit internal harus mengkomunikasikan hasil penugasan auditnya secara cepat dan tepat.
2500 Pengendalian Kemajuan
Pimpinan audit internal harus mengembangkan sistem pemantauan realisasi dari rekomendasi audit dan mengkomunikasikan kepada
manajemen.
2600 Penerimaan Manajemen terhadap Risiko
Pimpinan audit internal harus mendiskusikan jika terdapat perbedaan pendapat tentang suatu risiko yang menurut manajemen resiko itu
dapat diterima padahal fungsi audit internal menganggap bahwa resiko tersebut berpotensi merugikan organisasi, maka hal itu harus
dibicarakan dengan dewan komisaris.
Sumber: Gondodiyoto, 2007
5. Kedudukan Auditor
Kedudukan internal auditor dalam suatu struktur organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Hal ini
bergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian audit internal. Kedudukan ataupun
status internal auditor dalam suatu struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan, peranan serta tingkat kebebasan di
dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Kedudukan internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian
rupa sehingga internal auditor dapat melaksanakan wewenang dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawabnya dengan baik. Internal auditor dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya seperti yang diinginkan pihak
manajemen apabila internal auditor bebas dalam menjalankan aktivitas yang diperiksanya. Hal ini memungkinkan bagi internal auditor untuk
mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Kebebasan yang dimaksudkan di sini adalah dapat
memasuki setiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Menurut Sukrisno Agoes 2004:243, ada empat alternatif kedudukan
internal auditor, yaitu bagian internal audit dibawah direktur, bagian internal audit merupakan staff direktur utama, bagian internal audit
merupakan staff dewan komisaris, dan bagian internal audit dipimpin oleh direktur internal audit.
a.
Bagian Internal Audit dibawah Direktur Keuangan
Sumber: Sukrisno Agoes, 2004
Gambar 2.1 Internal Audit Dibawah Direktur Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa audit internal berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Dimana bagian
audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada direktur keuangan. Kelemahan dalam posisi ini fungsi audit internal hanya ditekan pada
pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja. b.
Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama
a. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur
Utama
Sumber: Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 2.2
Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan bagian audit internal adalah merupakan staff direktur utama. Dalam hal ini audit internal
mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena audit internal dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian kecuali pimpinan perusahaan
atau direktur utama. Kelemahan fungsi ini, dimana direktur utama mempunyai tugas yang banyak sehingga direktur utama tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
mempelajari hasil audit internal secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak segera diambil.
c. Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris
Sumber: Sukrisno Agoes, 2004
Gambar 2.3 Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris
Pada gambar ini terlihat bahwa bagian audit internal berfungsi sebagai staff bagian dewan komisaris dan posisinya berada diatas direktur utama.
Status ini memberikan tingkat independensinya yang tinggi sekali, para anggota dewan komisaris tidak setiap saat bisa ditemui. Mereka juga
kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dapat dengan cepat mengambil tindakan atau saran-saran yang diajukan oleh
auditor internal untuk pencegahan atau perbaikan, selain itu karena tugas dewan komisaris sangat banyak sehingga laporan yang diberikan oleh
auditor internal tidak dapat dengan segera dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
d. Bagian Internal Audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit
Sumber: Sukrisno Agoes, 2004
Gambar 2.4 Internal Audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit
Direktur Internal Audit mengarahkan personel dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal dan mempunyai tanggung jawab terhadap
program dan pelatihan staff audit. Direktur audit internal mempunyai akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris. Tanggung jawab
direktur audit internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan mengajukan program tersebut
untuk persetujuan. Auditing Supervisor membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit
yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior Auditor mempunyai staff auditor
Universitas Sumatera Utara
dalam pekerjaan lapangan audit. Staff Auditor melaksanakan tugas pada suatu lokasi audit. Kelemahan pada struktur ini adalah ketika direktur
internal audit tidak dapat mengelola departemen audit internal dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan
tanggung jawab yang telah disetujui manajemen.
C. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula pada dunia usaha
mempunyai perhatian yang makin meningkat terhadap pengendalian internal. Definisi mengenai pengendalian internal yang disusun oleh The
Institute of Internal Auditors IIA yang dikutip oleh Gondodiyoto 2007:247.
The attitude and actions of management and the board regarding the significance of control within the organisation. The control environment
provides the discipline and structure for the achievement of the primary objectives of the system of internal control. The control environments
includes for the following elements: integrity and ethical values, management’s philosophy and operating style, organizational structure,
assignment of authority and responsibility, human resources policies and practices, and competence of personnel.
Menurut perluasan Standar Auditing Seksi 78, revisi American Institute of Certified Public Accountant AICPA yang dikutip Sawyers, dkk
2005:58. Pengendalian internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh
aktivitas dewan komisaris, manajemen atau pegawai lainnya yang diidesain untuk memberikan keyakinan yang wajar tentang pencapaian
Universitas Sumatera Utara
tiga golongan tujuan, yaitu: keandalan pelaporan keuangan, efisiensi operasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Dari definisi pengendalian internal tersebut terdapat empat konsep dasar pengendalian internal.
a. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
tertentu. b.
Pengendalian internal dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel
lain. c.
Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan
komisaris entitas. d.
Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan, yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
2. Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian internal menurut COSO yang dikutip Sawyers,dkk 2005:61 bahwa pengendalian kontrol internal dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian dalam hal “efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan informasi keuangan, dan
ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.” a.
Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian internal dimaksudkan untuk menghindari tanggung jawab
rangkap sehingga perlu adanya pemisahan tugas antara berbagai fungsi
Universitas Sumatera Utara
operasi, penyimpanan dan pencatatan. Pengendalian dalam suatu perusahaan adalah alat untuk mencegah pemborosan kegiatan yang tidak
diperlukan dalam seluruh aspek, serta mencegah penggunaan sumber daya secara tidak efisien. Bagian terpenting dari efektivitas dan efisiensi
adalah pengamanan aktiva dan catatan. b.
Keandalan informasi keuangan Pengendalian yang berkaitan dengan masalah kewajaran laporan
keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak luar. Penyajian laporan keuangan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. c.
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Pengendalian internal dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala
peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan telah dipatuhi para karyawan perusahaan.
Menurut Mulyadi 2001:163 tujuan sistem pengendalian internal adalah ”menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Menurut tujuannya, sistem pengendalian internal tersebut dibagi menjadi dua macam, yaitu pengendalian internal akuntansi internal accounting
control dan pengendalian internal administratif internal administrative control. Pengendalian internal akuntansi yang merupakan bagian dari
sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan
Universitas Sumatera Utara
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengendalian internal akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan
akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Pengendalian internal administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
D. Komponen Pengendalian Internal
Komponen pengendalian internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2001:319.2 adalah ”lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan.” 1.
Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
internal, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian terdiri dari tujuh faktor, yaitu integritas dan nilai etika, komitmen terhadap
kompetensi, partisipasi dewan komisaris atau komite audit, filosofi dan gaya manajemen, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung
jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
2. Penaksiran risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Faktor-faktor yang menimbulkan penaksiran risiko, yaitu perubahan dalam lingkungan
operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, pertumbuhan yang pesat, teknologi baru, lini produk, produk, atau
aktivitas baru, restrukturisasi korporat, operasi luar negeri, dan penerbitan standar akuntansi baru.
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur, yaitu review terhadap kinerja, pengolahan
informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. 4.
Informasi dan komunikasi Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu.
Universitas Sumatera Utara
E. Pengertian Penjualan dan Pengendalian Internal atas Penjualan 1. Pengertian penjualan