14
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan pokok dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah Kepuasan Masyarakat Dalam Kualitas Pelayanan STNK di Kantor SAMSAT Tapanuli
Tengah?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan masyarakat dalam kualitas pelayanan STNK di Kantor SAMSAT
Tapanuli Tengah.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian tersebut sebagai
berikut : a.
Secara teoritis, bagi penulis penelitian ini dapat digunakan sebagai latihan dalam penelitian dan penulisan serta menambah pengetahuan melalui karya
ilmiah. b.
Secara praktis, bagi kepolisian khususnya Kantor SAMSAT Tapanuli Tengah kiranya penelitian ini sebagai referensi dan sebagai bahan masukan tertentu
dalam mengevaluasi kinerja dan mengambil kebijakan dalam memberikan kepuasan terhadap kualitas pelayanan pada masyarakat khususnya dalam
pelayanan STNK. c.
Secara akademis, bagi mahasiswa FISIP USU penelitian ini diharapkan sebagai acuan dan penelitian ini diharapkan dapat meberikan masukan dan
saran-saran dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya pelayanan STNK.
Universitas Sumatera Utara
15
1.5 Kerangka Teori
Sebagai landasan berpikir dalam mengidentifikasi atau memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu
perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah disoroti.Teori adalah serangkaian
asumsi, konsep dan konstrak defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomenal sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep Singarimbun, 2008:37. Kerangka teori adalah landasan berpikir untuk melaksanakan penelitian
dan teori apa yang digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang menjadi objek penelitian.
1.5.1 Kepuasan Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001, puas adalah merasa senang, lega, gembira dan sebagainya karena sudah terpenuhi hasratnya dan
kepuasan adalah perihal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan. Menurut Supranto 2003:396, kepuasan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, sukar untuk
diukur serta sangat subjektif sifatnya. Menurut Peter 2008:18, konsep kepuasan dalam tinjauan prospektif dibagi
dua hal yaitu tinjauan prospektif makro dan prospektif mikro. Tinjauan kepuasan makro adalah memberikan pelayanan prima, sedangkan tinjauan mikro terdiri dari
kepuasan pelayanan dan strategi budaya. Oleh karena itu, pelayanan kualitas menekankan kepada mutu suatu pelayanan. Lebih lanjut Engel 1990:23
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap hasil produk atau jasa dan harapan-
harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan, maka pelanggan akan merasa amat puas atau senang. Dalam kaitan ini, maka faktor
kepuasan pelanggan menjadi elemen penting dalam memberikan atau menambah nilai bagi pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
16 Menurut Tse dan Wilton dalam Tjiptono, 2004 disebutkan bahwa
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja
aktual produk setelah pemakaiannya. Kepuasan masyarakat merupakan fungsi dari harapan dan kinerja. Oliver dalam Tjiptono, 2004 memberikan pendapat
bahwa kepuasan keseluruhan ditentukan oleh ketidaksesuaian harapan yang merupakan perbandingan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Kepuasan merupakan fungsi positif dari harapan pelanggan dan keyakinan diskonfirmasi. Dengan demikian kepuasan atau ketidakpuasan mayarakat
merupakan respon dari perbandingan antara harapan dan kenyataan. Lebih lanjut dapat dijelaskan oleh Linder Pelz dalam Gotleb, Grewal dan
Brown Tjiptono, 2004 bahwa kepuasan merupakan respon afektif terhadap pengalaman melakukan konsumsi yang spesifik. Sementara Engel dalam
Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purna beli terhadap alternatif yang dipilih yang memberikan hasil sama atau melampaui
harapan pelanggan. Kotler dalam Tjiptono, 2004 memberikan definisi kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Definisi tersebut di atas dapat dijabarkan bahwa kepuasan
merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan serta semuanya mengarah kepada pemberian pelayanan dengan penilaian suatu kepuasan bagi mereka yang
menerima pelayanan. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan, maka akan meningkatkan kepuasan atas barang dan jasa. Apabila kinerja berada di bawah
harapan, pelanggan tidak puas, sebaliknya apabila kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas dan apabila kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau
senang. Penilaian kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan mengambil salah satu dari tiga bentuk yang berbeda Engel, Blackwell dan Miniard dalam Tjiptono,
2004, yaitu: 1. Diskonfirmasi positif, yaitu apabila kinerja lebih baik dari yang diharapkan.
2. Konfirmasi sederhana, apabila kinerja sama dengan yang diharapkan. 3. Diskonfirmasi negatif, apabila kinerja lebih buruk dari yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
17 Diskonfirmasi positif menghasilkan respon kepuasan dan yang berlawanan
terjadi ketika diskonfirmasi negatif. Konfirmasi sederhana menyiratkan respon yang lebih netral yang tidak positif atau negatif. Kepuasan pelanggan keseluruhan
pada akhirnya berpengaruh negatif pada komplain pelanggan dan berpengaruh positif pada kesetiaan pelanggan. Dikaitkan dengan kepuasan masyarakat, maka
kepuasan pelanggan dapat dianalogikan sebagai kepuasan masyarakat yang membutuhkan pelayanan instansi.
Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan dan menggunakan cara riset mengenai kepuasan masyarakat, sehingga nantinya secara riil dapat
diketahui atribut yang memiliki hubungan kuat dengan kepuasan masyarakat. Indikator yang dipergunakan untuk mengetahui kepuasan masyarakat antara lain
adalah: 1.
Tanggapan masyarakat yang meliputi tingkat kinerja dan tingkat harapan dari kualitas pelayanan
2. Tanggapan masyarakat yang meliputi tingkat kinerja dan tingkat harapan dari
semangat kerja pegawai.
1.5.1.1 Indeks Kepuasan Masyarakat
Pemerintah sebagai penyedia jasa layanan publik, harus senantiasa meningkatkan kualitasnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
Pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
PROPENAS, perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan.
Indeks Kepuasan Masyarakat IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan public dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya Kepmnen PAN no. 25 tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
18 Di samping itu data IKM akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap
unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat dimaksudkan sebagai acuan bagi Unit Pelayanan instansi pemerintah untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara
berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan
Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan. Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh
manfaat sebagai berikut: 1.
Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam penyelenggaraabn pelayanan publik.
2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh
unit pelayanan publik secara periodik. 3.
Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan.
4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil
pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah. 5.
Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan.
6. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.
1.5.2 Masyarakat
Menurut Paul B Harton dalam Soekanto, 2002:24 masyarakat adalah sekumpulan manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tertentu.
Masyarakat sebagai terjemahan istilah society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berbeda dalam kelompok tersebut. Dalam abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-
Universitas Sumatera Utara
19 hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam mata pencariannya. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan
masyarakat kedalam beberapa istilah, antara lain adalah: Masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat
agricultural intensif atau yang lebih sering disebut masyarkat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca industri sebagai kelompok
masyarakat yang terpisah dari masyarakat agricultural tradisional. Selain itu, masyarakat dapat pula di organisasikan berdasarkan struktur politiknya.
Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, dimana terdapat kesadaran
bahwa mereka adalah suatu kesatuan dan memiliki sistem kehidupan dan kebudayaan tersendiri.
1.5.3 Pelayanan Publik
1.5.3.1 Pengertian Pelayanan Publik
Menelusuri arti pelayanan publik Public Service tidak terlepas dari masalah kepentingan umum yang menjadi asal usul timbulnya istilah pelayanan
publik tersebut. Dengan kata lain, kepentingan umum ada kaitannya dengan pelayanan umum.
Pelayanan publik adalah pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat berupa usaha yang dijalankan dan pelayanan itu diberikan dengan memegang
teguh syarat-syarat efesiensi, efektifitas, ekonomi serta manajemen yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan memuaskan Lukman,
2006: 82.
Universitas Sumatera Utara
20 Pengertian yang lengkap terhadap pelayanan publik dapat dikutip dari
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa “Pelayanan Publik adalah segala bentuk pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan Peraturan
Perundang-undangan”. Menurut Rohman 2008:3 mendefinisikan pelayanan publik adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat berupa
penggunaan fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik yaitu pemerintahan.
Sedangkan menurut Sinambela 2006:5 mendefinisikan pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara
negara. Negara didirikan oleh publik masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan beberapa pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik, yang diberikan
oleh instansi pemerintahan dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
1.5.3.2 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik
Pemerintah merupakan yang memberikan pelayanan bagi masyarakat. Adapun di dalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa bentuk.
Menurut Moenir 2002:190, bentuk pelayanan itu terdiri dari:
1. Pelayanan lisan
Pelayanan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan masyarakat HUMAS, dibidang layanan informasi dan di bidang-bidang
lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada masyarakat mengenai berbagai fasilitas yang tersedia. Agar layanan lisan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
21 a.
Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa saja yang perlu dengan lancar,
singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.
2. Pelayanan berbentuk tulisan
Ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah masyarakat. Pelayanan dalam bentuk
tulisan ini terdiri dari dua jenis yakni: a.
Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka
dalam berurusan dengan institusi atau lembaga. b.
Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberianpenyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Pelayanan yang berbentuk perbuatan.
Pelayanan yang berbentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan
dan penjelasan secara lisan. Oleh sebab itu, faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan
atau pekerjaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
22
1.5.3.3 Asas Pelayanan Publik
Menurut Tjandra 2005:12-13, untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi
asas-asas pelayanan sebagai berikut: a.
Transparan, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas, dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentua
peraturan perundang-undangan. c.
Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
d. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harpan masyarakat.
e. Kesamaan hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,
agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi. f.
Keseimbangan hak dan kewajiban, pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
1.5.3.4 Kualitas Pelayanan
Salah satu fungsi pemerintahan yang kini semakin disorot masyarakat adalah pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi-instansi pemerintah yang
menyelenggarakan pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan instansi pemerintahan kini semakin mengemuka bahkan menjadi
tuntutan masyarakat. Persoalan yang sering dikritisi masyarakat atau para penerima layanan adalah persepsi terhadap “kualitas” yang melekat pada aspek
pelayanan. Istilah “kualitas” ini, menurut Tjiptono 1996:55 mencakup pengertian 1 kesesuaian dengan persyaratan; 2 kecocokan untuk pemakaian; 3
perbaikan berkelanjutan; 4 bebas dari kerusakancacat; 5 pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat; 6 melakukan segala sesuatu secara benar;
dan 7 sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
23 Ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam kualitas tersebut menurut
Tjiptono 1996 : 56 adalah: 1.
Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses.
2. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan.
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.
4. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang
melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer. 5.
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan lain-
lain. 6.
Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-AC, bahan bacaan, dan lain-lain.
Dari pendapat dan uraian di atas diketahui bahwa kualitas pelayanan mencakup berbagai faktor. Menurut Parasuraman 1985: 1-50 menyatakan bahwa
terdapat dua faktor penentu yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu: 1.
Kualitas Pelayanan yang diharapkan masyarakat expected service. 2.
Kualitas Pelayanan yang dirasakan perceiped service oleh masyarakat. Adapun model dimensi kualitas pelayanan menurut pemikiran
Parasuraman dijelaskan lebih lanjut oleh Tjiptono dalam Arief, 2006:127 sebagai berikut:
a Tangible, aspek ini sangat penting untuk dijadikan tolak ukur apakah
layanan itu berkualitas atau tidak. Dimensi ini menilai wujud fisik di kantor penyedia layanan.
b Reliability, dimensi ini menjelaskan derajat kehandalan dari aparat
pelayanan publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aspek kehandalan ini berkaitan dengan kemampuan lembaga publik dan para
aparatnya untuk memberikan layanan sesuai dengan yang dijanjikan. c
Responsiveness, dimensi ini berhubungan dengan sikap tanggap dari para pelayan publik terhadap harapan, keluhan, maupun kecenderungan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Dalam hal inilah diperlukan
Universitas Sumatera Utara
24 keberadaan staf yang sigap untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan
yang diajukan oleh warga masyarakat. d
Assurance, dimensi ini berkaitan dengan sopan santun lembaga dan para stafnya untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para
pengguna layanan publik. e
Empathy, dimensi ini ditandai dengan sikap peduli dan penuh perhatian kepada warga masyarakat yang membutuhkan jasa layanan.
Baik buruknya kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia layanan dalam memenuhi harapan masyarakat para penerima layanan
secara konsisten.
1.5.3.5 Kriteria Pelayanan yang Baik
Adapun kriteria pelayanan yang baik menurut Joko Widodo 2001:275-276 adalah sebagai berikut:
a. Keterbukaan, kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara persyaratan,
satuan kerja atau pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu dan tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
b. Kesederhanaan, kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara
pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta
pelayanan. c.
Keamanan, kriteria ini mengandung arti proses hasil pelayanan dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian
hukum bagi masyarakat. d.
Keadilan yang merata, kriteria ini mengandung arti cakupan atau jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata
dan diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat. e.
Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
25
1.6 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: mengenai kejadian keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 2008:33. Untuk mendapatkan batasan- batasan yang jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, maka penulis
mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu: 1.
Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan serta semuanya mengarah kepada pemberian pelayanan dengan penilaian suatu kepuasan bagi
mereka yang menerima pelayanan. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan, maka akan meningkatkan kepuasan atas barang dan jasa.
2. Masyarakat adalah sekelompok manusia hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, dimana terdapat kesadaran bahwa mereka adalah suatu kesatuan dan memiliki sistem kehidupan dan kebudayaan tersendiri.
3. Analisis adalah
proses mengurai konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas. Analisis
juga merupakan metode untuk menguji, menilai, dan memahami sistem pemikiran yang kompleks dengan memecahnya ke dalam unsur-unsur yang
lebih sederhana sehingga hubungan antar unsur-unsur itu menjadi jelas. 4.
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik, yang diberikan oleh instansi pemerintahan
dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
5. Kualitas Pelayanan adalah keadaan kesesuaian persyaratan, kecocokan
pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakancacat, memenuhi kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat, melakukan segala sesuatu
secara benar dan yang bisa membahagiakan pelanggan. Dalam penelitian ini, analisis dilakukan menurut pemikiran Parasuraman dalam Arief, 2006:127
sebagai berikut: a
Tangibles bukti fisik, indikatornya adalah kenyamanan fasilitas pelayanan, penampilan pegawai yang rapi dalam memberi layanan,
kebersihan dan kerapian ruang pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
26 b
Reliability kehandalan, indikator adalah kesederhanaan persyaratan layanan, kejelasan dalam menyampaikan informasi tentang prosedur,
dan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kejelasan dalam menyampaikan informasi tentang prosedur, serta ketepatan
waktu dalam memberikan pelayanan. c
Responsiveness daya tanggap, indikatornya adalah ketanggapan kepedulian pegawai dalam memberikan pelayanan.
d Assurance jaminan, indikatornya terdiri dari, keramahan pegawai
dalam melayani masyarakat, kesopanan pegawai dan keamanan tempat pelayanan.
e Empathy kepedulian, indikatornya terdiri dari kemampuan pegawai
berkomunikasi dan keadilan dalam pemberian pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
27
1.7 Sistematika Penulisan BAB I