BAB IV ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING BAZIS DKI JAKARTA
A. Strategi Fundraising BAZIS Provinsi DKI Jakarta
Strategi fundraising adalah hal-hal yang berkenaan dengan cara dan usaha menguasai dan mendayagunakan sember daya yang tersedia guna mencapai
tareget penghimpunan dana yang telah ditetapkan. Setidaknya ada enam strategi fundraising yang dilakukan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta guna mencapai
target penghimpunan dana ZIS yang telah ditetapkan, yaitu kebijakan, program sosialisasi, konsep komunikasi, manajemen kemitraan dengan perusahaan,
pencarian ZIS kontemporer, serta manajemen motivasi dan kontrol.
1
1. Kebijakan Fundraising Yang dimaksud kebijakan disini adalah kebijakan internal BAZIS
Provinsi DKI Jakarta terkait segmentasi pendonor muzakki, munfik dan mutasoddik dan tata cara penghitungan zakat.
a. Segmentasi pendonor Bazis provinsi dki Jakarta mengelompokkan sumber penghimpunan
dana zis kedalam beberapa segmen,
2
yaitu: 1 Masyarakat umum yang dikoordinasikan oleh lurahyang dibantu ketua
RTRW serta tokoh agama dan pemuka masyarakat.
1
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIZ BAZIS Provinsi DKI Jakarta, cet.I, Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006, h.65
2
Ibid., h.67
2 Karyawan pegawai, yang di koordinasikan oleh kelurahan, kecamatan, kotamadya dan BAZIS unit satuan kerja.
3 Para pengusaha
nasional, hartawan
dan dermawan
yang dikoordinasikan langsung oleh BAZIS Provinsi atas nama gubernur.
4 Infak dan sedekah via sms. 5 Nasabah bank.
6 Jemaah calon haji dan umroh. b. Teknik penghitungan zakat
Sebagaimana tercantum dalam pasal 14 UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian
dalam hal penghitungan zakat, yaitu:
3
1 Muzakki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. Hukum agama yamng dimaksud
salah satunya adalah mengenai zakat perniagaan dan provesi berlaku ketentuan nisbahnya sebesar 85 gram emas dalam waktu satu tahun
dan besar zakatnya adalah 2,5.
4
2 Bila muzakki tidak bisa menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya, maka Badan Amil Zakat memberikan bantuan kepada
muzakki untuk menghitungnya.
5
3
Ibid., h. 68
4
Sukiyana, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 April 2010
5
Ibid.
2. Program Sosialisasi Memberikan pemahaman ZIS kepada masyarakat bukanlah proses
yang instan. Keberhasilan ini bergantung pada bagaimana kesungguhan ajaran ZIS didakwahkan terus menerus ke dalam masyarakat. Karena penyadaran ini
bukan hanya terhenti pada kemauan masyarakat untuk menunaikannya. Tetapi diharapkan juga masyarakat mampu menjadikannya sebagai gerakan yang
menyeluruh dan mampu menggerakkan masyarakat yang lain untuk menunaikannya pula.
Bagi sebagian masyarakat, menunaikan ZIS masih menghadapi kendala. Karena diantara mereka masih ada yang belum mengetahui hukum
ZIS, peran ZIS, dan fungsi amil BAZIS, siapa yang termasuk muzakki, munfik dan mutasoddik, bagaimana membayar ZIS serta harus kemana
membayarnya. Sebagai implementasi tugas dan fungsinya, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
melaksanakan langkah-langkah sosialisasi yang secara umum adalah:
6
a. Mengadakan kerjasama secara teknis dengan lembaga instansi lain dalam hal penyuluhan dan penghimpunan ZIS.
b. Mengadakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi yang bersifat teknis bukan kebijaksanaan dengan semua pihak, agar penghimpunan ZIS
optimal.
6
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat,. Ibid., h. 70
c. Mengadakan kerjasama dengan lembaga profesi sejenis sebagai mitra atau sinergi dalam penyuluhan zakat, infak dan sedekah.
Adapun kegiatan sosialisasi yang dilakkan BAZIS Provinsi DKI Jakarta diantaranya:
7
a. Menyediakan sarana internet dengan situs internet dengan homepage: http:www.bazisdki.go.id, email: webmasterbazis dki.go.id, yang
memuat kebutuhan informasi tentang ZIS secara lengkap yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Bagi yang ingin berhubungan langsung dengan kantor BAZIS, disediakan saluran telepon khusus hotline dengan nomor: 021 3144023, 3901367
dan faksimili 021 3144579. c. Selain itu penyebarluasan informasi secara intensif dan berkesinambungan
diupayakan pula melalui media dakwah, cetak, elektronik, penerbitan majalah, buku, leaflet, banner, baliho, pemasangan spanduk, dan lain-lain.
d. BAZIS Provinsi DKI Jakarta juga menitipkan pesan dakwah untuk menunaikan ZIS kepada para da’I dan khotib jumat agar ummat
khususnya kaum aghniya lebih paham tentang ZIS dan kemudian sadar untuk menunaikannya.
7
Ibid., h.70
3. Konsep Komunikasi
8
Komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Komunikasi vertikal terdiri dari komunikasi ke bawah,
biasanya dari manajemen puncak secara hierarkis dalam bentuk instruksi, saran, peringatan, dan penilaian kepada bawahan. Sedangkan komunikasi ke
atas adalah komunikasi dari bawahan ke atas. Biasanya dalam bentuk laporan keuangan, laporan perkembangan program yang dijalankan BAZIS, seperti
laporan dari Supervise Program SP tentang perkembangan kerjasama BMT dengan pedagang kecil di 5 wilayah DKI Jakarta.
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang sejajar. Dalam kaitannya dengan BAZIS Provinsi DKI Jakarta, maka komunikasi ini adalah
komunikasi antara personal pegawai dengan pegawai lain. Dan komunikasi horisontal antara bidang dengan bidang yang lain. Komunikasi ini dilakukan
untuk mensinkronkan berbagai program yang ada. Perkembangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta yang prestisius tidak
lepas dari keterbukaan lembaga ini terhadap berbagai perkembangan yang ada. Dalam hal ini, BAZIS Provinsi DKI Jakarta menganggap perlunya
membuka komunikasi dengan berbagai kalangan masyarakat. Karena dengan komunikasilah BAZIS Provinsi DKI Jakarta dapat berkembang seperti
sekarang.
8
Ibid., h.73
Sebagai lembaga dengan system yang modern, upaya komunikasi tidak hanya pada ketersampaian pesan kepada khalayak. Tetapi juga berbarengan
dengan komunikasi kelembagaan. Komunikasi kelembagaan ini terkait dengan citra lembaga. Betapapun juga lembaga sebagai pengelolaan harus
dapat membangun komunikasi yang dialogis dengan masyarakat baik sebagai pemberi maupun sebagai penerima. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat
menaruh kepercayaan terhadap lembaga pengelola. Adapun upaya itu meliputi:
a. Transparansi pengelolaan. Hal ini dibuktikan dengan publikasi pengelolaan kepada khalayak melalui media cetak, media online, dan
keterlibatan Komisi Pengawas, akuntan publik, dan Badan Pengawas daerah dalam kontrol kelembagaan.
b. Modernisasi pengelolaan, yang dicirikan dengan penerapan teknologi informasi berbasis komputer dan internet serta SOP yang berlaku.
c. Publikasi. Sebagai lembaga yang didirikan untuk publik, BAZIS Provinsi DKI Jakarta secara rutin mempublikasikan perkembangan pemikiran,
program, dan informasi pengelolaan melalui Majalah Peduli Umat sebagai media milik BAZIS Provinsi DKI Jakarta, dan media massa yang lain.
Upaya ini dilakukan untuk memberikan untuk memberikan informasi sekaligus penggalangan dana ZIS.
4. Manajemen Kemitraan dengan Perusahaan Dalam rangka mengoptimalkan potensi ZIS, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
menjalin hubungan dengan berbagai perusahaan yang ada di Jakarta. Disini letak perbedaan BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan lembaga pengelola zakat
yang lain. BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki power yang lebih. Power dalam arti daya tekan maupun image di hadapan perusahaan. Tetapi dalam hal
ini bukan berarti BAZIS Provinsi DKI Jakarta menggunakan secara sewenang-wenang. Dengan kelebihan ini BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah
memiliki database dan peta perusahaan yang ada di Jakarta. Untuk itu bentuk kemitraan yang dilakukan BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan perusahaan
adalah:
9
a. Mengadakan kerjasama secara teknis dengan perusahaan dalam hal penyuluhan dan penghimpunan ZIS. Upaya ini dilakukan secara
koordinatif. Hal ini dilakukan agar penyuluhan dan penghimpunan ZIS diperusahaan lebih optimal.
b. Mengadakan kerjasama teknis pembayaran ZIS dengan bank dan perusahaan jasa komunikasi. Misalnya kerjasama dengan PT. Manajemen
Qolbu dalam SMS infak dan penyimpanan dana ZIS di Bank Syariah. c. Mempertemukan pengusaha muzakki, munfik dan mutasoddik dengan
mustahik. Acara ini disebut dengan “Event Peduli Ramadhan”. Dalam acara tersebut kita mengundang muzakki dan mustahiknya dalam satu
9
Ibid., h.76
waktu. Jadi di samping mereka menyerahkan zakat sebagai kewajibannya, pada saat itu juga kita menyerahkan pendayagunaan yang menjadi hak
para mustahik. Jadi penyaerahan zakat kepada mustahik disaksikan langsung oleh muzakki.
10
d. Setiap tahun gubernur mengeluarkan seruan penghimpunan sedekah sebagai gerakan amal sosial. Seruan ini dikeluarkan pada waktu menjelang
bulan Ramadhan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta, pelaksanaannya dengan mengedarkan map GAR Gerakan Amal Sosial Ramadhan.
5. Pencarian Sumber ZIS Kontemporer Meski banyak yang menilai terus mengalami peningkatan dalam
penggalangan dana ZIS, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak pernah berhenti mencari sumber-sumber baru. Karena potensi ZIS, terutama di Jakarta, masih
banyak yang belum terjamah. Dengan potensi SDM dan Sistem Informasi modern yang sudah ada dan berkembang itu, maka BAZIS Provinsi DKI
Jakarta terus melakukan beragam inovasi dalam rangka menambah jumlah isi pundit-pundi. Upaya yang dilakukan dalam mencari sumber ZIS kontemporer
ini antara lain adalah:
11
a. Menggarap Jamaah Haji plus dan Umroh. b. Mendekati kalangan professional. Selama ini upaya ini baru sebatas
pribadi mereka dan belum menyentuh lembaga. Karena itu BAZIS
10
Sukiyana, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 April 2010
11
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat,. Ibid., h.78
Provinsi DKI Jakarta melakukan pendekatan, baik secara kelembagaan maupun personal kepada kalangan professional ini.
6. Manajemen Motivasi dan Kontrol
12
Prestasi yang diraih BAZIS Provinsi DKI Jakarta seperti saat ini tidak lepas dari motivasi dan kontrol. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada
diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan kontrol dapat diartikan sebagai pengawasan dan pengendalian.
a. Motivasi Dalam kaitannya dengan motivasi, ada dua hal penting yang
dillakukan pihak manajemen BAZIS Provinsi DKI Jakarta kepada semua unsur yang ada di dalamnya yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. 1 Motivasi intrinsik
Motivasi ini adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Dengan motivasi ini, para petugas BAZIS Provinsi DKI
Jakarta diharapkan dapat bekerja dengan ikhlas. Karena bekerja di BAZIS adalah bekerja untuk kemaslahatan umat, dimana pahalanya
tidak tampak secara langsung. Bekerja di BAZIS adalah tabungan dunia akhirat yang tidak mudah didapatkan di tempat lain. Motivasi ini
secara kontinu dan berjenjang selalu disampaikan pihak pimpinan kepada pegawai BAZIS yang ada di semua tingkatan.
12
Ibid., h.79
2 Motivasi ekstrinsik Merupakan dorongan yang munculdari luar diri seseorang.
Secara inmdividu bagi pegawai BAZIS yang berprestsai akan diberikan penghargaan dan hadiah. Secara geografis, bagi wilayah
yang berprestasi juga diberikan penghargaan misalnya dengan menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah percontohan BAZIS.
Hadiah yang diberikan dapat berupa piagam atau umrah yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Hadiah
ini diberikan sekali dalam satu tahun.motivasi ini berdampak positif karena dapat meningkatkan penghimpunan ZIS dan kinerja pegawai
BAZIS di masing-masing wilayah. b. Kontrol pengawasan
Sebagai lembaga yang memiliki spirit agama, tentunya semua unsur di BAZIS Provinsi DKI Jakarta sedapat mungkin berbuat sesuai dengan
koridor agama. Kontrol atau pengawasan merupakan proses amar ma’ruf nahi munkar dengan pengawasan diharapkan dapat menjamin tercapainya
tujuan organisasi. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari rencana organisasi, karena pengawasan merupakan usaha untuk mengembalikan, meluruskan,
dan mengantisipasi berbagai penyimpangan agar sesuai dengan perencanaan.
Upaya pengawasan dilakukan BAZIS Provinsi DKI Jakarta ada yang bersifat preventif. Pengawasan ini dilakukan dengan penertiban
administrasi, keuangan,
dalam penghimpunan,
pendistribusian, pendayaguanaan dan pengembangan ZIS. Namun secara rinci upaya ini
dilakukan dengan hal-hal berikut: 1 Dalam hal penghimpunan upaya kontrol ini dilakukan dengan
menertibkan, kartu kendali, kupon, Formulir Menghitung Zakat Sendiri MZS, formulir, tanda bukti setoran ZIS, pembukaan, dan
akuntansi. 2 Menurunkan tim setiap 2 bulan untuk melakukan control pembukuan.
3 Berkoordinasi dengan Badan Pengawas Daerah BAWASDA. 4 Melibatkan Akuntan Publik setiap tahun untuk mengaudit keuangan
dari program yang diselenggarakan BAZIS. Auditor ini dipilih secara terbuka.
5 Membuat Standar Operasional Prosedure SOP. Dengan SOP ini diharapkan pengelolaan BAZIS memiliki system yang terkontrol.
6 Adanya Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas.
B. Faktor Pendukung dan penghambat Strategi Fundraising BAZIS DKI Jakarta