Tugas Pokok dan Fungsi. Perkembangan.

F. Tugas Pokok dan Fungsi.

6 Sesuai dengan BAB II Pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka tugas pokok BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah: 1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan fungsi dan tujuannya. 2. Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat obyektif dan transparan. Sedangkan yang menyangkut fungsi, sebagaimana BAB II Pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 120 di atas, maka fungsi BAZIS Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan program kerja 2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq dan shadaqah dari masyarakat termasuk pegawai di wilayah Provinsi DKI Jakarta 3. Pendayagunaan zakat, infak dan edekah sesuai dengan ketentuan hukumnya 4. Penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran menunaikan ibadah zakat, infak dan sedekah 5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infak dan sedekah agar lebih produktif dan terarah 6 BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta., h.17. 6. Koordinasi, bimbingan dan pengawasan kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang dilaksanakan oleh pelaksana pengumpulan BAZIS 7. Penyelenggaraan kerja sama dengan Badan Amil, Zakat, Infak dan Sedekah dan Lembaga Amil Zakat yang lain 8. Pengendalian atas pelaksanaan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah 9. Pengurusan fungsi-fungsi ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan sumber daya manusia.

G. Perkembangan.

7 Dimulai pada tahun 1999, tepatnya sejak keluarnya Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, babak baru BAZIS Provinsi DKI Jakarta dimulai. Lembaga ini terus berbenah. Bak meteor melesat, BAZIS Provinsi DKI Jakarta melaju dengan pesat. Hal ini terlihat dari jumlah penghimpunan ZIS yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun 6 tahun terahir misalnya, terkumpul ZIS berturut-turut Rp 8,4 Milyar 2001, Rp 11,5 Milyar 2002, Rp 14,1 Milyar 2003, dan Rp 16,2 Milyar 2004. Bahkan pada tahun 2005 BAZIS berhasil mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp 18,4 Milyar. 7 Ibid.,h.18. Prestasi tersebut menempatkan BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebagai penerima ZAKAT AWARD 2004 pada IMZ Institut Manajemen Zakat untuk kategori Penghimpunan Dana, Kategori Pendayagunaan, dan Kategori Transparansi. Meskipun demikian, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak pernah menepuk dada, tetap berusaha meningkatkan performance-nya. Upaya penghimpunan, pendayagunaan dan mobilisasi sumber daya yang ada terus-menerus dilakukan. Tak lain, hal ini dilakukan agar masyarakat benar-benar dapat merasakan kehadiran BAZIS. Ada beberapa hal yang dibenahi BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan performance-nya yaitu: melakukan rekayasa terhadap manajemen organisasi, manajemen keuangan dan Sistem Informasi Manajemen. Dalam hal manajemen organisasi ditetapkan Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana. Dengan tiga formasi ini proses pelaksanaan penghimpunan dan pendistribusian ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta berjalan dengan penuh pertimbangan dan pengawasan. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan berbagai kalangan masyarakat dalam struktur organisasi, seperti ulama, cendekia, tenaga profesional, praktisi pengelola zakat, LSM, dan unsur pemerintah. Job-job diduduki oleh kalangan profesional. Misalnya di bagian keuangan adalah orang yang berlatarbelakang pendidikannya di bidang keuangan, di bagian akuntansi diduduki oleh accounting, dan seterusnya. Sebagai lembaga yang berada di bawah naungan pemerintah Daerah DKI Jakarta, hubungan birokrasi tidak dapat dihindarkan. Hanya saja, saat ini intervensi birokrasi tidak begitu kental. Dan ini membuat gerakan BAZIS menjadi lincah. Tak ketinggalan, Teknologi Informasi pun dijamah. Dengan mengedepankan akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi, BAZIS Provinsi DKI Jakarta membuat sistem online. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengakses informasi BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan mudah. Baik yang berkaitan dengan informasi penghimpunan ZIS maupun pendistribusiannya. Inilah spirit dari tujuan pelayanan yang termaktub dalam Surat Keputusan Gubernur No. 121 tahun 2002. sehingga dapat dikatakan bahwa pasca lahirnya Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 BAZIS Provinsi DKI Jakarta meningkat dengan pesat. Berbeda dengan sebelum dikeluarkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999. saat itu BAZIS masih kental dengan birokrasi, belum transparan, kredibel dan akuntabel. Hal ini dapat dilihat dari hasil penghimpunan dana ZIS yang jauh di bawah sebelum Undang-Undang ini dikeluarkan. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk bantuan modal usaha produktif ini, yaitu: pendekatan mudharabah dan qordhul hasan. Pendekatan mudhorobah adalah bantuan yang diberikan kepada para pedagang kecil yang ada di pasar- pasar tradisional. Bantuan ini diberikan melalui Baitul Maal wa Tamwil. Sedangkan pendekatan qordhul hasan adalah bantuan tanpa bunga yang diberikan kepada para pedagang kecil di sekitar pemukiman. Dalam upaya menciptakan carachter building, BAZIS Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan biaya pendidikan kepada siswa tingkat Madrasah Ibtidaiyah sampai Perguruan Tinggi. Begitu pula para guru, lembaga sosial keagamaan, kesehatan dan lain-lain. Ibarat akar sebatang pohon yang menghujam ke bawah tanah. BAZIS Provinsi DKI Jakarta tak tampak di permukaan, tapi masyarakat merasakan manfaatnya. Ketimbang harus gembar-gembor publikasi nama BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan dana yang besar, lebih baik dana itu disalurkan kepada masyarakat. Ini akan lebih realitas. “Bila tangan kanan memberi usahakan tangan kiri jangan sampai mengetahui,” begitulah BAZIS Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan kepada kaum lemah. Sebagaimana pesan agama, jangan sampai pendistribusian ZIS membuat para mustahik merasa terhina dan rendah, justru dengan ZIS dapat mengangkat status quo kondisi kedhuafaan dan kehinaan para mustahik.

H. Struktur Organisasi Bazis DKI Jakarta.