Pola Penghimpunan Zakat, Infak Dan Sedekah

7. Dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfak dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuha hidup diri dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki dan munfik. Zakat yang di kelola dengan baik akan mampu membuka lapangan kerja dan usaha yang luas. Dengan demikian, zakat menurut Yusuf Al-Qaradhawi adalah ibadah maaliyah al ijtima’iyyah, yaitu ibadah di bidang harta yang memiliki fungsi strategis, penting dan menentukan dalam membangun kesejahteraan masyarakat.

G. Pola Penghimpunan Zakat, Infak Dan Sedekah

Pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan terhadap muazakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya yang harus dibayarkan kewajibannya. Dalam hal, muzakki tidak dapat menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZLAZ atau lembaga pengelola zakat LPZ. Idealnya, LPZ menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana dan cara dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang akan diterima sebagai sumber dana. Setiap jenis dana memiliki karakteristik sumber dan konsekuensi pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat. 21 21 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005. h. 20. Jenis dana yang dapat dihimpun organisasi pengelola aazakat tidak terbatas hanya zakat. Selain zakat, dana yang dapat dihimpun menurut UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan realitas di masyarakat adalah sebagai berikut: infak sedekah, wasiat, waris, kafarat, wakaf, hibah lembaga lain, hibah dari pemerintah, dan lain-lain. 22 Ada tiga cara dana zakat diterma, yaitu: melalui transfer di Bank, bayar di LPZ, atau jemput bola. Termasuk dalam cara dana diterima adalah pilihan tempat dari masing-masing cara tersebut. Artinya di Bank mana LPZ membuka rekening, dilokasi mana membuka counter atau wilayah mana yang akan dilayani dengan jemput bola merupakan bagian dari cara dana diterima. Organisasi pengelola zakat dapat memilih salah satu, dua, atau menggunakan tiga cara sekaligus. Pemillihan cara penerimaan dana disesuaikan dengan tempat kedudukan organisasi dan target muzakki guna kemudahan akses. 23 22 Ibid., h. 21. 23 Ibid., h. 22.

BAB III GAMBARAN UMUM BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah Berdiri

1 Badan amil zakat, sebagai cikal bakal BAZIS sekarang digagas sejak awal berdirinya orde baru. Tepatnya, ketika sebelas ulama tingkat nasional mengadakan pertemuan pada tanggal 24 Septembar 1968 di Jakarta. Ulama-ulama itu adalah Prof.Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrohman, KH. Moh. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy. Mereka menyarankan diadakan sebuah badan untuk pelaksanaan zakat di Indonesia. Hal ini dipertegas oleh presiden Soeharto ketika menyampaikan pidatonya pada peringatan Isra mi’raj, tanggal 26 oktober 1968. Pada saat itu beliau mengajak ummat islam untuk mengamalkan ibadah zakat secara konkret dengan mengintensifkan pengumpulan zakat sehingga hasilnya menjadi lebih terarah. Selanjutnya, soeharto, presiden RI saat itu, mengeluarkan Surat Perintah No. 07PRN101968 tanggal 31 Oktober 1968 yang isinya adalah perintah kepada Alamsyah Ratuperwiranegara, M. Azwar Hamid dan ali Afandy untuk membantu presiden dalam pengadministrasian peneriman zakat. 1 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005. h.92.