14
hingga kini, orang kuat selalu selamat, saudara, sahabat atau kepercayaannya ikut aman, dan kebohongan mereka berubah menjadi
kebenaran. Kebohongan inilah yang bikin Negara kita bangkrut secara total hingga kita kehilangan harga diri. Dalam dunia politik memang banyak
tokoh dan jujur, tapi itu hanya cerminan moralitas individual. Dengan begitu, anggapan bahwa dunia politik itu bohong, dan culas, bukan sikap
gebyah uyah, melainkan penilaian mendasar, shahih kuat, terpercaya. b.
Kebohongan ilmiah yaitu perilaku culas kaum ilmuwan, yang menggelapkan data, mengemukakan data fiktif, palsu manupulatif, atau
mengklaim pemikiran dan hasil ijtihad pihak lain sebagai milik dan karyannya. Ini berbahaya bagi bukan saja dunia ilmu yang karena itu tak
bakal bisa berkembang melainkan juga bagi penegakan hukum dan etika sosial karena hal itu bisa menjadi ancaman keadilan dan kebenaran. Kalau
sekedar angka dan data saja dicuri, konon pula setumpuk uang rakyat yang lebih menggiurkan. Orang macam ini menjadi sangat terlatih untuk
bohong. Dan potensial merusak masyarakat. c.
Kebohongan pribadi, yang datang dari orang perorang dan membohongi orang lain, ternyata pergaulan itu licin dan mudah melukai trust
kepercayaan yang semula tampak anggun memahkotai sebuah persahabatan dikantor atau dimasyarakat. Salahnya kita sering cepat
percanya akan kebaikan orang. Kita lalu kaget setelah kita dibohongi oleh orang yang untuk waktu yang lama, yang pernah kita anggap sebagai
sahabat. Tujuan hidupnya mencari kemenangan dan bukan kebenaran. Bohong tak dianggap masalah. Lalu, diam-diam bohong menjadi kebiasaan
15
rutin yang tak terasa, tapi sebetulnya itu tindakan tiranis dan menindas. Negeri kita bangkrut karena kebohongan para tokoh.
Kita marah pada mereka, tapi lupa tiap tokoh datang dari masyarakat kita juga. Maka, demi perbaikan kita harus membenahi basis sosial di bawah,
dengan pendidikan yang membentuk watak jujur, lurus, amanah, lewat cara hidup di keluarga, di kantor, di masyarakat, di sekolah, dengan kontrol sosial
dan penegakan etika secara tegas. Dan kita memiliki cadangan tokoh-tokoh yang berkualitas, sikap kita pun jelas, kebohongan itu racun moral dan
patologi sosial yang merusak. Para tokoh masa depan tak boleh terkena radiasi kebohongan macam itu.
12
C. Bentuk-bentuk Kebohongan, Unsur dan Akibat Hukumnya
1. Penipuan pokok
Menurut pasal 378 KUHP penipuan kebohongan adalah barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan
melawan hukum, baik menggunakan nama palsu atau keadaan palsu, maupun dengan tipu daya, atau pun dengan rangkaian perkataan-
perkataan bohong, membujuk orang supaya menyerahkan barang atau supaya membuat utang atau menghapus piutang.
13
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penipuan tidak menggunakan paksaan akan tetapi dengan tipu muslihat seseorang
12
Diakses pada tgl 11 Februari 2014 http:www.kompas.co.idkompas-cetak051218persona2297862.htm
13
Diakses pada tgl 14 Februari 2014 http:efrizal93.blogspot.com201203tindak-pidana-penipuan.html
16
untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut bertindak tanpa kesadaran penuh.
Unsur-unsur penipuan pokok tersebut dapat dirumuskan: a.
Unsur-unsur objektif: 1.
Perbuatan: membujuk atau menggerakan 2.
Yang digerakan: orang 3.
Perbuatan tersebut bertujuan agar: a
Orang lain menyerahkan suatu benda b
Orang lain memberi hutang dan c
Orang lain menghapuskan piutang 4.
Menggerakan tersebut dengan memakai: a
Dengan nama palsu b
Tipu muslihat c
Martabat palsu dan d
Rangkaian kebohongan e
Unsur subjektif: 1.
Dengan maksud met het ogmerk 2.
Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain 3.
Dengan melawan hokum. 2.
Penipuan ringan Penipuan ringan telah dirumuskan dalam pasal 378 KUHP yang
berbunyi : perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 378 jika benda yang diserahkan itu bukan ternak dan harga dari benda, hutang atau piutang itu
tidak lebih dari Rp. 250,00 pidana denda paling banyak Rp. 900,00.
17
Dalam masyarakat kita binatang ternak dianggap mempunyai nilai yang lebih khusus, sehingga mempunyai nilai sosial yang lebih tinggi dari
binatang lainnya.
14
Akan tetapi, apabila nilai binatang ternak tersebut kurang dari Rp. 250,00- maka bukan berarti penipuan ringan:
Adapun yang dimaksud hewan menurut pasal 101 yaitu: - binatang yang berkuku satu: kuda, keledai dan sebagainya
-binatang yang memamah biak: sapi, kerbau, kambing, biri-biri dan sebagainya.
Sedangkan harimau, anjing dan kucing bukan merupakan hewan yang dimaksud dalam pasal ini.
Unsur-unsur penipuan ringan adalah: a.
Semua unsur yang merupakan unsur pada pasal 378 KUHP b.
Unsur-unsur khusus yaitu: 1.
Benda objek bukan ternak; 2.
Nilainya tidak lebih dari Rp. 250,00- Selain penipuan ringan yang terdapat menurut pasal 379 di
atas, terdapat juga pada pasal 384 dengan dinamakan bedrog penipuan ringan tentang perbuatan curang oleh seorang penjual
terhadap pembeli adalah dengan rumusan, perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 383 dikenai pidana paling lama 3 bulan
dan denda paling banyak Rp. 900,00- jika jumlah keuntungan tidak lebih dari Rp. 250,00.
15
14
Diakses pada tgl 14 Februari 2014 dari http:efrizal93.blogspot.com201203tindak-pidana-penipuan.html
15
Diakses pada tgl 14 Februari 2014 dari http:efrizal93.blogspot.com201203tindak-pidana-penipuan.html