Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Pernikahan Fasakh

70 menikahi putrinya. “Mereka agresif menyebarkan Kristen, dan kepada kaum Muslimah agar dijaga pergaulannya dengan lelaki non muslim, sebab bisa jadi mereka punya motif mengkristenkan anda,” 44 Dari beberapa pendapat diatas bahwa sudah jelas dengan kasus pernikahan semacam ini, yaitu sebagai proses kritenisasi kepada para kaum wanita muslimah yang rentan akan proses kritenisasi ini, karena dengan berpura-pura masuk Islam seorang misionaris bisa menikahi wanita-wanita muslimah dan setelah bisa menikahi mereka, lalu seorang misionaris kembali keagamanya yang semula, setelah menikah dan menghamili para wanita- wanita muslimah.

B. Analisis Hukum Status Pernikahan Fasakh Menurut Hukum Islam

Seperti disebutkan sebelumnya oleh para ulama tentang pernikahan Fasakh, bahwa setidaknya terdapat tiga pendapat tentang akibat hukum seorang suami yang berpura-pura masuk Islam terhadap status perkawinan, yaitu : a. Pertama, keduanya harus dipisahkan tanpa talak. Keduanya dipisahkan tanpa menunggu putusan dari pengadilan Qadi. Nikah keduanya adalah menjadi batal fasakh al-Zuhaili, 1985: 21 45 b. Kedua, bahwa fasakhnya pernikahan harus menunggu selesainya iddah. Apabila seorang suami itu kembali masuk agama Islam sebelum masa iddah selesai, maka keduanya tetap sebagai suami istri. Namun apabila 44 Diakses pada tgl 11 Februari 2014 dari http:www.bersamadakwah.com201401asmirandah-akui-foto-berdoa-di-gereja.html 45 Ahda Bina Afianto, Akibat Hukum Murtadnya Suami Terhadap Status Pernikahan dan Anak. h. 481. 71 sampai berakhirnya masa iddah ia tidak kembali masuk Islam, maka talak telah jatuh. c. Ketiga, apabila salah seorang suami atau istri keluar dari agama Islam sebelum keduanya bercampur, maka pernikahan itu fasakh seketika. Namun apabila keduanya telah bercampur, maka fasakh akan jatuh ketika berakhirnya masa iddah. Sedang fasakh dengan keputusan hakim, jika sebab-sebab fasakh yang sudah jelas tidak memerlukan keputusan hakim lagi, misal apabila terbukti bahwa si suami istri masih saudara sesusuan, saat itu pula waji batas mereka berdua untuk memfasakhkan perkawinannya dengan kemauan mereka sendiri. Kadang-kadang ada penyebab fasakh yang tidak jelas sehingga memerlukan keputusan hakim, dan pelaksanaannya tergantung kepada keputusan hakim, misal fasakh karena istri dan enggan masuk Islam atau sebaliknya suami tidak mau masuk Islam, suami sudah masuk Islam lebih dahulu tetapi istri keberatan untuk masuk Islam atau sebaliknya seorang istri masuk Islam terlebih dahulu akan tetapi suami menolak atau tidak mau masuk Islam maka akad pernikahannya rusak, batal atau tidak sah dengan sendirinya. 46 Oleh karena itu, ketika seorang anak perempuan yang hendak menikah dengan seorang laki-laki, hendaklah dia memilih yang seiman, jika seorang wanita mendapatkan calon suami non-muslim, maka hendaklah wanita itu melihat kesungguhan sang calon suami untuk masuk agama Islam dengan sunguh-sungguh dan dengan keikhlasan untuk belajar agama Islam sebagai 46 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, h. 51-52. 72 mu’alaf, dan haruslah dengan perantara orang tuanya walinya dan dengan persetujuan kedua-duanya anak dengan orang tuanya, supaya rumah tangga yang didirikan oleh anaknya dengan suaminya, berhubungan baik dengan rumah tangga orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya diserahkan urusan perkawinan itu ketangan wali dengan tidak melupakan persetujuan keizinan putrinya. Apalagi orangtua tidak akan mengawinkan putrinya kepada sembarang laki- laki dengan tidak mempertimbangkan baik-buruknya. Orangtua telah mendidik dan menjaganya dari kecil dan rela mengorbankan apa yang ada padanya untuk kemaslahatan putrinya.