Identifikasi Masalah Tinjauan Review Study Terdahulu

7 b Bagi akademisi, untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi sebagai mahasiswa, staf pengajar, dan lainnya dalam menunjang penelitian selanjutnya. c Bagi prodi, untuk memperluas informasi dalam rangka menambah dan meningkatkan khazanah pengetahuan, khususnya dalam bidang hukum pernikahan beda agama. d Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai hukum Islam pernikahan fasakh yang dilakukan antara Jonas Rivanno dan Asmiranda.

E. Tinjauan Review Study Terdahulu

Penelitian tentang pembahasan ini memang bukan penelitian yang pertama, penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh: 1. Wahyu Sunandar, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, 2011 berjudul Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI tentang bada agama dan respon para pemuka agama terhadapnya. Dalam penelitian ini membatasi masalah pada perbedaan antara perkawinan beda agama menurut fatwa MUI Nomor:4Munas VIIMUI82005. Penelitian ini berkesimpulan bahwa fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia tentang pernikahan beda agama adalah kurang relavan. Karena sepertinya MUI hanya mengambil keputusan berdasarkan teks-teks suci tanpa melihat realita dan pendapat dari agama-agama lain. 8 Karena pernikahan beda agama bukan menyangkut Islam saja tetapi lebih bersifat umum antar agama lainnya. Persamaan penelitian saudara Wahyu dengan penelitian saya ini adalah sama-sama membahas tentang pernikahan beda agama menurut Islam. Adapun perbedaannya yang menjadi subyek penelitian ini adalah pelaku pernikahan yang beda agama. 2. Dedi Irawan, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, 2010 berjudul Pernikahan beda keyakinan dalam Al- qur‟an Analisis penafsiran al-Maraghi atas Q.S al- Baqarah ayat 221 dan Q.S. al-Maidah ayat 5. Dalam penelitian ini membatasi masalah dengan melihat bagaimana pemahaman Al-Maraghi tentang pernikahan beda agama melalui surat al-Baqarah ayat 221 dan al- Maidah ayat 5. Kesimpulan dari penelitian ini adalah laki-laki muslim tidak boleh menikahi wanita musyrik, karena walaupun laki-laki adalah pemimpin rumah tangga, akan tetapi orang musyrik itu selalu mengajak untuk terjerumus dalam kemusyrikan. Wanita muslimah tidak boleh menikahi laki-laki non muslim baik dari kalangan musyrikin maupun kalangan ahlul kitab, karena ditakutkan wanita tersebut akan mengikuti agama suaminya. Persamaan penelitian saudara Dedi Irawan dengan penelitian saya adalah bagaimana pernikahan beda agama menurut hukum Islam pada ayat Al- qur‟an. Adapun perbedaannya, lebih fokus pada kasus Jonas Rivanno dan Asmiranda. 9

F. Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan yang dipergunakan dalam skripsi ini terdiri dari 5 lima bab, memiliki kandungan atau isi yang saling berkaitan dalam proses penelitian dan untuk analisa hasil penelitian dilapangan, berikut adalah ulasan mengenai isi dari tiap bab tersebut. Berikut ini akan diuraikan sistimatika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan review studi terdahulu, serta sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi tentang Menguraikan pengertian Umum kebohongan dan pernikahan Fasakh menurut pendapat para ulama. BAB III Yaitu Berisi Tentang Rukun Dan Syarat-syarat perkawinan Menurut Hukum Islam. BAB IV Yaitu berisi tentang analisis Hukum Islam terhadap persoalan- persoalan yang berkaitan dengan pernikahan Fasakh. BAB V Penutup Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh penulis. 10

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGERTIAN KEBOHONGAN

PENIPUAN DAN PERNIKAHAN FASAKH MENURUT PARA ULAMA A. Pengertian Kebohongan Kebohongan juga disebut kepalsuan adalah jenis penipuan dalam bentuk pernyataan yang tidak benar, terutama dengan maksud untuk menipu orang lain, seringkali dengan niat lebih lanjut untuk menjaga rahasia atau reputasi, perasaan melindungi seseorang atau untuk menghindari hukuman untuk tolakan satu tindakan. Berbohong adalah menyatakan sesuatu yang tahu tidak benar atau bahwa orang tidak jujur yakni benar dengan maksud bahwa seseorang akan membawanya untuk kebenaran. Seorang pembohong adalah orang yang berbohong sebelumnya telah berbohong, atau yang cenderung oleh alam untuk berbohong, berulang kali bahkan ketika tidak diperlukan. 7 Bohong Kepalsuan adalah penyakit yang menghinggapi masyarakat di segala zaman. Bohong adalah penyebab utama bagi timbulnya segala macam bentuk kejelekan dan kerendahan. Suatu masyarakat takkan lurus selamanya jika perbuatan bohong ini merajalela di antara individu- individunya. Dan suatu bangsa takkan bisa menaiki tangga kemajuan kecuali jika berlandaskan pada kejujuran. Perbuatan bohong akan menimbulkan rasa saling membenci antara sesama teman. Rasa saling mempercayai antar sesama akan hilang, dan akan tercipta suatu bentuk masyarakat yang tidak berlandaskan asas saling tolong-menolong atau gotong royong. Apabila 7 Diakses pada tgl 10 Februari 2014 http:id.wikipedia.orgwikiKebohongan 11 bohong sudah merajalela ke dalam tubuh masyarakat, maka hilanglah rasa senang dan keakraban antara anggota-anggotanya. Mengingat dampaknya yang sangat negatif dan membahayakan masyarakat, maka Islam melarang berbohong dan menganggap perbuatan ini sebagai perbuatan dosa besar. 8 Berbohong biasanya digunakan untuk merujuk kepada penipuan dalam komunikasi, lisan atau tertulis. Bentuk lain dari penipuan, seperti penyamaran atau pemalsuan, biasanya tidak dianggap sebagai kebohongan, meskipun maksud yang mendasarinya mungkin sama. Namun, bahkan pernyataan yang sebenarnya dapat digunakan untuk menipu. Dalam situasi ini, itu adalah maksud yang keseluruhan berbohong, daripada kebenaran pernyataan dari setiap individu yang dianggap kebohongan. 9 Dalam hal ini terdapat bentuk- bentuk kebohongan terbagi menjadi 3 yaitu: a. Berdusta dan Saksi Dusta Berdusta berarti mengatakan yang tidak benar untuk menyesatkan. Dusta adalah pelanggaran yang paling serius terhadap kebenaran. Berdusta berarti berbicara atau berbuat melawan kebenaran untuk menyesatkan orang yang mempunyai hak untuk mengetahui kebenaran. b. Rekayasa atau Manipulasi Rekayasa atau manipulasi berarti menyiasati atau mengarahkan orang lain ke suatu tujuan yang menguntungkan dirinya sendiri, meskipun barangkali orang lain merugi. Rekayasa dan manipulasi bersifat mengelabui. 8 Diakses pada tgl 10 Februari 2014 dari http:islamiwiki.blogspot.com201203bahaya- berbohong-dan-hukumnya-dalam.html.UvtKq85qMz0 9 Diakses pada tgl 10 Februari 2014 dari http:id.wikipedia.orgwikiKebohongan