Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 Dalam firman Allah telah disebutkan di surat Al- Baqa‟rah ayat 221 yang mengharamkan orang Islam menikah dengan laki-laki dan perempuan musyrik. Pada firman Allah SWT di surat Al-Mumtahanah ayat 10 yang melarang orang Islam menikah dengan orang kafir. Kasus pernikahan beda agama yang lebih dikenal dengan istilah perkawinan campuran sampai sekarang masih merupakan masalah yang sensitif ditengah masyarakat kita, karena kasus ini masih sering terjadi, baik dikalangan masyarakat biasa maupun dikalangan selebritis. Masyarakat awam pernikahan beda agama merupakan sesuatu hal yang baru tabu karena mereka tahu hal yang seperti itu adalah sesuatu yang dilarang agama, padahal sebenarnya kasus seperti itu telah terjadi di jaman Rasulullah SAW, tapi kebanyakan mereka mengkaji lagi larangan yang mereka ketahui itu. Seperti halnya kasus pernikahan pasangan selebriti yang sering bermain sinetron yaitu Jonas Rivanno dan Asmiranda yang merupakan pasangan beda agama. Sebelum menikah Jonas Rivanno adalah seorang laki- laki non muslim, karena Jonas Rivanno ingin menikahi pasangannya Asmiranda jadi Jonas Rivanno rela masuk Islam demi menikahi Asmiranda. Tetapi dalam kasus pernikahan Jonas Rivanno dan Asmiranda tersebut terjadi konflik mengenai adanya ketidak pengakuannya Jonas Rivanno dan Asmiranda atas masuk Islamnya Jonas Rivanno dan sudah menikahi Asmiranda dengan menjadi mualaf. Melainkan, Jonas membantah jika Jonas belum masuk Islam padahal banyak bukti yang menyatakan kalau Jonas Rivanno tersebut sudah masuk Islam dan Menikahi Asmiranda. 4 Saat ini Forum Pembela Islam FPI memiliki bukti-bukti pernikahan Jonas Rivanno dan Asmiranda, termasuk bukti Jonas Rivanno memakai identitas Islam. Bukti tersebut diantaranya surat pernikahan, rekaman syahadat Jonas, surat pengantar nikah, asal-usul Jonas Rivanno, dan KTP Islam. 4 Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI Bidang Seni dan Budaya KH A Cholil Ridwan menganggap pernikahan Asmirandah dan Jonas Rivanno gugur. Pasalnya, Jonas tidak mengakui keislamannya di depan mata. Padahal, Menurut Cholil, Kantor Urusan Agama KUA menikahkan Asmirandah dan Jonas secara Islam karena keduanya memiliki bukti beragama Islam. Jonas sendiri memang telah melakukan proses mualaf dibimbing oleh ketua MUI Depok. Namun, Jonas membantah telah masuk Islam. Cholil pun berpendapat jika keislaman Jonas gugur karena tidak mengakui keislamannya berarti pernikahan gugur. KUA menikahkan secara Islam karena dianggap sebagai muslim. Karena pernikahannya gugur, pasangan selebriti yang sering bermain sinetron bareng tersebut bukan suami istri. Meski diwarnai kontroversi, Jonas dan Asmirandah memang tetap suami istri dan tinggal bersama. Menurut Cholil, masuk Islam itu menyatakan kalimat syahadat. Tapi dia tidak mengaku berarti kemualafannya gugur, keislamannya gugur. Karena Jonas tidak mengakui keislamannya, otomatis berarti bukan suami istri lagi. 5 4 Diaksespadatgl 10 November 2014 dari http:m.tempo.coreadnews20131115219529868FPI-pernikahan-Jonas-dan-Asmirandah-Haram 5 Diaksespadatgl 10 November 2014 dari http:m.okezone.comread2013111633898107large 5 Dari alasan pemikiran yang telah diuraikan di atas, penulis selaku mahasiswa Fakultas Syari‟ah dan Hukum merasa tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dan mencoba untuk membuat karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Pernikahan Fasakh Studi Kasus Pernikahan Jonas Rivanno dan Asmiranda ”.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana menurut MUI dan Ulama terhadap pernikahan Jonas dan Asmiranda setelah statment Jonas? 2. Apakah mereka masih bisa untuk menikah kembali?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan- batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. 6 Dalam penelitian ini, karena masalah yang akan diteliti cukup luas oleh karena itu penulis memberi batasan sebagai berikut: a. Dengan judul, pernikahan Fasakh menurut perspektif hukum Islam b. Penelitian ini hanya pada kasus Jonas Rivanno dan Asmiranda 6 Husaini Usman dan Pramono Setiady Akbar, Metodologi Penelitian SosialJakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 23. 6

2. Perumusan Masalah

Agar dapat mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka perlu kiranya dirumuskan beberapa masalah berikut : 1. Bagaimana menurut hukum Islam mengenai pernikahan Fasakh Jonas Rivanno dan Asmiranda? 2. Apakah mereka masih bisa untuk menikah kembali?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mencoba untuk memberikan informasi tentang pengetahuan hukum Islam terhadap pernikahan yang terjadi antara Jonas Rivanno dan Asmiranda. Penelitian ini memiliki tujuan utama sebagai berikut: a Mengetahui bagaimana hukum Islam terhadap pernikahan Fasakh yang terjadi antara Jonas Rivanno dan Asmiranda setelah adanya statement Jonas Rivanno. b Mengetahui pendapat dari MUI, KUA, dan Ulama terhadap pernikahan Fasakh Jonas Rivanno dan Asmiranda.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan baik bagi masyarakat maupun bagi peneliti adalah: a Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hukum Islam pernikahan beda agama antara Jonas Rivanno dan Asmiranda. 7 b Bagi akademisi, untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi sebagai mahasiswa, staf pengajar, dan lainnya dalam menunjang penelitian selanjutnya. c Bagi prodi, untuk memperluas informasi dalam rangka menambah dan meningkatkan khazanah pengetahuan, khususnya dalam bidang hukum pernikahan beda agama. d Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai hukum Islam pernikahan fasakh yang dilakukan antara Jonas Rivanno dan Asmiranda.

E. Tinjauan Review Study Terdahulu

Penelitian tentang pembahasan ini memang bukan penelitian yang pertama, penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh: 1. Wahyu Sunandar, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, 2011 berjudul Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI tentang bada agama dan respon para pemuka agama terhadapnya. Dalam penelitian ini membatasi masalah pada perbedaan antara perkawinan beda agama menurut fatwa MUI Nomor:4Munas VIIMUI82005. Penelitian ini berkesimpulan bahwa fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia tentang pernikahan beda agama adalah kurang relavan. Karena sepertinya MUI hanya mengambil keputusan berdasarkan teks-teks suci tanpa melihat realita dan pendapat dari agama-agama lain.