Adapun  pembatasan  masalah  dalam  penelitian  skripsi  ini  adalah  hanya mengenai  Majelis  Raja-Raja,  baik  itu  berupa  kewenangan  sebagai  kepala
negara, kedudukan dan fungsi Majelis Raja-Raja dalam negara Malaysia.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana  hukum  Ketatanegaraan  Islam  melihat  fungsi  dari  raja-raja  di dalam pemerintahan?
2. Bagaimana  kedudukan  dan  kewenangan  Majelis  Raja-Raja  di  Malaysia
menurut Perlembagaan Negara? 3.
Apakah  konsep  Kerajaan  Malaysia  selaras  dan  sejalan  dengan  konsep khalifah dalam Ketatanegaraan Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan diantaranya: 1.
Untuk  mengkaji  sejauh  mana  hukum  ketatanegaraan  Islam  melihat  fungsi raja-raja di dalam pemerintahan .
2. Untuk  mengetahui  fungsi  dan  kedudukan  Majelis  Raja-Raja  berdasarkan
Perlembagaan Negara Persekutuan. 3.
Menggali  relevansi  antara  Ketatanegaraan  Malaysia  dengan  Ketatanegaraan Islam.
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah keilmuan dibidang Fiqh
Siyasah dalam konteks Ketatanegaraan Malaysia. 2.
Menjadi  rujukan  bagi  pengkaji  ilmu  Ketatanegaraan  dalam  konteks pemerintahan Islam.
3. Memberikan  pemahaman  terhadap  masyarakat  luas  tentang  Ketatanegaraan
Islam mengenai Majelis Raja-Raja, khususnya bagi warga Negara Malaysia.
D. Review Studi Terdahulu
Review studi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah untuk melihat kajian yang  telah  membahas  mengenai  tema  yang  hampir  sama,  namun  substansi  yang
berbeda. Adapun yang penulis masukkan dalam perbandingan ini adalah berbagai literatur,  mulai  dari  skripsi,  buku,  jurnal,  dan  lainnya.  Berikut  ini  merupakan
paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut. Skripsi  Pitri  Anita,  “Siyasah  Dauliah  Pada  Masa  Khulafaur  Rasyidun”
tahun  2004.  Skripsi  ini  mengkaji  tentang  praktek  siyasah  dauliyah  pada  masa Khulafaur  Rasyidun,  dimulai  dari  Khalifah  Abu  Bakar  As-Sidiq,  Usman  bin
Affan, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Selain itu di dalamnya memuat penerapan  nilai-nilai  Ketatanegaraan Islam  yang  mereka praktekkan seperti  nilai
keadilan, musyawarah, persamaan dan lain sebagainya. Skripsi  Muhayah,  “Konsep  Negara  Moral  Menurut  Al-Gahazali”,
Fakultas  Syari’ah  dan  Hukum,  tahun  2006.    Skripsi  ini  membahasa  tentang konsep Negara moral menurut Imam al-Ghazali, serta beberapa uraian mengenai
konsep  kepala  Negara  atau  khalifah,  syarat-syarat  Negara  menurut  Al-Ghazali. Diantara  syarat-syarat  tersebut  adalah  seorang  laki-laki  bukan  wanita,  dewasa,
mempunyai akal yang sehat, tidak gila, tidak memiliki cacat fisik, tidak buta dan tuli,  keturunan  suku  Quraisy,  merdeka,  memiliki  kemampuan,  memahami  ilmu
pengetahuan, tidak melakukan hal-hal tercela. Dari  beberapa  skripsi  yang  membahas  tentang  praktek  siayasah  dauliah
pada  masa  khulafa  rasyidin  maupun  tentang  konsep  negara  moral  yang  penulis temukan semuanya tentang ketatanegaraan di Indonesia, sedangkan kajian tentang
Majelis  Raja-Raja  di  Malaysia  belum  ada  yang  membahasnya.  Kemudian  ada beberapa referensi yang sangat relevan untuk penulisan skripsi ini di antaranya:
Pertama, Majelis
Raja-Raja Kedudukan
dan Peranan
dalam Perlembagaan Malaysia,
karya Abdul Aziz Bari, 2006. Buku ini secara spesifik mengkaji  mengenai  sejarah,  kedudukan,  fungsi  serta  peranan  Majelis  Raja-Raja
Malaysia.  Bahkan  lebih  detail  disebutkan,  bahwa  peranan  majelis  adalah  untuk menghubungkan  demokrasi  antara  Lembaga  Negara  dengan  Majelis  Raja-Raja.
Hubungan  ini  harus  ditunjukkan  karena  pada  dasarnya  perlembagaan  adalah pelakasana ideal demokrasi.
Buku kedua, karya Tun Mohd Salleh Abas tentang “Pemerintahan Beraja” ditulis  dalam  buku  yang  berjudul  “Prinsip  Perlembagaan  dan  Pemerintahan  di
Malaysia” . Pada buku ini dipaparkan mengenai sejarah kenapa Negara Malaysia
dibentuk  sebuah  Majelis  Raja-Raja.  Kemudian  pada  awal  kemerdekaan  Negara Malaysia  disebutkan  bahwa  fungsi  dan  peranan  raja-raja  tidak  lepas  dari
intervensi  kerajaan  Inggris  sehingga  mereka  tidak  dapat  menjalankan  fungsinya sebagai Raja.
Buku  ketiga,  “Teori  Kontrak  Sosial”  karya  dari  Dhiauddin  Rais,  yang menjelaskan  tentang  “Hakikat  Imamah  antara  Keimamahan,  Kekhalifahan  dan
Kerajaan”. Di  dalam  buku  ini  mencoba  membahas  pentingnya  gelar  seorang
kepala Negara serta hubungan antara imamah dan khilafah.
E. Kerangka Teori dan Konsepsional