20 purchasing power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam
permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang
yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.
C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views
Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan pasar modal dan pasar uang lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar
barang komoditi. Dalam jangka pendek, fluktuasi nilai tukar lebih dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar modal dan dalam jangka panjang fluktuasi nilai
tukar dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di pasar barang.
2.1.3. Sistem Nilai Tukar Mata Uang
Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia, yaitu:
a. Freely Flexible Freely Floating Exchange Rate System
Pada sistem ini, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat di
pasar. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan pemerintah Bank Sentral untuk mempengaruhi nilai tukarnya.
21 b.
Fixed Pegged Exchange Rate System Pada sistem fixed exchange rate, pemerintah berperan aktif melakukan
intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu.
c. ManagedControlled Semi Pegged Exchange Rate System
Pada sistem mengambang terkendali ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan dalam suatu rentang band intervensi tertentu. Bank Sentral tetap berperan dalam
melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar mata uang tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi batas intervensi
yang diperkenankan.
2.1.4. Fungsi Nilai Tukar Kurs
Penentuan sistem nilai tukar merupakan hal penting bagi perekonomian suatu negara karena hal tersebut merupakan satu alat yang dapat digunakan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengisolasi perekonomian suatu negara dari gejolak perekonomian global. Pada dasarnya kebijakan nilai tukar yang
ditetapkan suatu negara mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu : 1
Untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran dengan sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa.
2 Untuk menjaga kestabilan pasar domestik. Fungsi ini untuk menjaga agar nilai
tukar tidak dijadikan alat untuk spekulasi. 3
Sebagai instrument moneter khususnya bagi negara yang menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan moneter.
22 4
Sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi. Nilai tukar banyak digunakan oleh negara - negara yang mengalami chronic inflation sebagai
nominal anchor baik melalui pengendalian depresiasi nilai tukar maupun dengan membuat taraf nilai tukar suatu negara dengan suatu mata uang asing.
2.2 Suku Bunga
2.2.1. Pengertian Tingkat Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau dapat juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Suku bunga
dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Suku Bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang
dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut biasanya dinyatakan dalam presentase Mishkin, 2008. Oleh karena itu, bunga juga dapat diartikan sebagai uang yang
diperoleh atas pinjaman yang diberikan. Suku bunga dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Suku bunga nominal
adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk
setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 2. Suku bunga riil
adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.