18 d.
Revaluasi revaluation, adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah
suatu negara.
2.1.2. Teori Nilai Tukar
Nilai Tukar exchange rate atau kurs adalah harga satu mata uang suatu negara terhdap mata uang negara lain Obsfelt, 2000. Nilai tukar nominal
nominal exchange rate adalah harga relatif dari mata uang dua negara Mankiw,2003. Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi
dengan harga relatif yaitu harga-harga di dalam negeri dibandingkan dengan harga di luar negeri.
Nilai tukar dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini: Q = SPP
di mana Q dalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah tingkat harga domestik dan P adalah tingkat harga di luar negeri.
A. Traditional Theories
Traditional Theories terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori Elastisitas.
1.
Teori Purchasing Power Parity
Teori ini menyatakan bahwa perbandingan nilai tukar suatu mata uang dengan mata uang lain ditentukan oleh tenaga beli uang tersebut terhadap barang
dan jasa di masing-masing negara. Pada pokoknya ada dua versi teori puchasing power parity, yakni interpertasi absolut dan relatif.
19 Menurut interpertasi absolut puchasing power parity, perbandingan nilai
suatu mata uang dengan mata uang lain kurs ditentukan oleh tingkat harga di masing-masing negara. Interpertasi relatif merupakan apabila terjadi perubahan
harga yang berberda di kedua negara, maka kurs haruslah mengalami perubahan pula.
2.
Teori Elastisitas
Teori elastisitas mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing untuk mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu negara agar tetap
berada pada tingkat ekuilibrium. Dengan kata lain, respons nilai tukar terhadap perubahan dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas
permintaan terhadap perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor dalam neraca
pembayaran internasional akan sangat kecil. Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi
keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit penyesuaian dalam nilai tukar.
B. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volayility
Teori ini memperlihatkan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar.
Teori ini mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam
20 purchasing power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam
permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang
yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.
C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views