Biosintesis Biosurfaktan Tipe Produksi Biosurfaktan

1. Biosurfaktan dengan berat molekul BM rendah, yaitu glikolipid, seperti soforolipid, trehalosa lipida, fosfolipid, dan asam lemak, yang semuanya memiliki bagian hidrofilik dan hidrofobik. Berfungsi dalam menurunkan tegangan permukaan dan antar muka. 2. Biosurfaktan dengan berat molekul BM tinggi, yaitu lipoprotein, lipopolisakarida dan polisakarida amphipatik, tidak memiliki bagian hidrofilik dan hidrofobik serta lebih efektif pada stabilisasi minyak dalam emulsi air.

2.6.2. Biosintesis Biosurfaktan

Hidrokarbon masuk melalui membran dengan mekanisme difusi pada sisi pelekatan selnya dengan minyak dan terjadi oksidasi hidrokarbon untuk membentuk asam lemak dalam sitoplasma. Pelekatan minyak pada sel yang terjadi karena adanya struktur tertentu pada dinding sel seperti saluran, pori-pori, vesikel membran, dan kompleks membran yang melipat ke dalam. Struktur ini diketahui terdapat pada berbagai mikroorganisme yang tumbuh pada substrat hidrokarbon Buhler Schindler, 1984 dalam Pikoli, 2000; Homel Ratledge, 1993 dalam Akbar, 2004. Pada tahap degradasi, volume hidrokarbon dalam medium sangat banyak dibandingkan jumlah sel bakteri pendegradasi, hal ini menyebabkan terakumulasinya asam lemak dalam sitoplasma. Sel melakukan dua mekanisme untuk menjaga keseimbangan konsentrasi asam lemak didalam sel, yaitu sebagian akan dikeluarkan kembali dalam bentuk asam lemak bebas ekstraseluler dan asam – asam lemak berlebih yang terdapat di dalam sel akan disintesis untuk pembentukan glukosa. Keduanya merupakan komponen surfaktan yang potensial Homel Ratledge, 1993 dalam Akbar, 2004.

2.6.3. Tipe Produksi Biosurfaktan

Produksi biosurfaktan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu Desai Banat, 1997 : 1. Produksi pertumbuhan gabungan Growth-Associated Production, yaitu terjadi hubungan yang paralel antara pertumbuhan, pemanfaatan substrat, dan produksi biosurfaktan. Produksi biosurfaktan meningkat dengan meningkatnya pertumbuhan sel. 2. Produksi di bawah kondisi pertumbuhan terbatas production under growth-limiting conditions , yaitu kenaikan biosurfaktan merupakan hasil dari keterbatasan satu atau lebih komponen medium. 3. Produksi dengan resting atau immobilized sel, yaitu produksi biosurfaktan terjadi tanpa diikuti dengan pembelahan sel. 4. Produksi dengan memberi suplemen prekursor, yaitu produksi biosurfaktan dilakukan dengan penambahan prekursor biosurfaktan pada medium pertumbuhan dengan tujuan pada perubahan kualitatif dan kuantitatif biosurfaktan yang dihasilkan.

2.6.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biosurfaktan