BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi adalah senyawa kompleks yang terdiri dari komponen hidrokarbon dan non-hidrokarbon. Hidrokarbon merupakan senyawa dominan
yang terkandung dalam minyak bumi terdiri dari unsur karbon C dan hidrogen H. Secara umum hidrokarbon dalam minyak bumi terdiri dari 3 komponen
besar, yaitu: alkana paraffin, sikloalkana naphten, dan aromatik. Alkana atau parafin C
n
H
2n+2
merupakan hidrokarbon jenuh yang memiliki rantai lurus dan bercabang. Sikloalkana atau naphten C
n
H
2n
merupakan hidrokarbon jenuh dengan satu atau lebih struktur cincin. Aromatik C
n
H
2n-6
merupakan hidrokarbon
yang mengandung satu atau lebih struktur cincin aromatik dengan beberapa ikatan rangkap pada rantai karbonnya Akbar, 2004. Aromatik hanya terdapat dalam
jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin. Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber minyak bumi Zuhra, 2003.
Kandungan senyawa non-hidrokarbon dalam minyak bumi relatif kecil, terdiri dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan logam. Sulfur merupakan komponen
non-hidrokarbon terbesar di dalam minyak bumi. Oksigen dan nitrogen terdapat dalam konsentrasi rendah dan sangat sedikit di dalam minyak bumi. Logam yang
terkandung dalam minyak bumi umumnya berupa unsur vanadil Va Nikel Ni, besi Fe, dan kobalt Co membentuk garam anorganik dan senyawa kompleks
logam organik Udiharto, 1992.
2.2. Bakteri Hidrokarbonoklastik
Bakteri dalam aktivitas hidupnya memerlukan molekul karbon sebagai salah satu sumber nutrisi dan energi untuk melakukan metabolisme dan
pertumbuhannya. Bakteri yang memiliki kemampuan mendegradasi senyawa hidrokarbon
untuk kebutuhan
metabolisme dan
pertumbuhannya disebut bakteri hidrokarbonoklastik Atlas Bartha, 1985 dalam Nugroho,
2006a. Mikroorganisme hidrokarbonoklastik secara alami memiliki potensi genetik untuk mengikat, mengemulsi, mentranspor, dan mendegradasi
hidrokarbon, yaitu dengan menghasilkan enzim oksigenase yang terikat membran sitoplasma dan memiliki mekanisme untuk mengoptimumkan kontak antara
permukaan sel mikroorganisme dengan hidrokarbon yang tidak larut dalam air Rosenberg et al., 1992. Sintesis enzim tersebut dikode dalam kromosom atau
plasmid, tergantung pada jenis bakterinya Ashok et al., 1995. Berdasarkan penelitian sebelumnya telah banyak diketahui bakteri
hidrokarbonoklastik yang mempunyai kemampuan mendegradasi hidrokarbon, diantaranya yaitu Pseudomonas aeoroginosa, Pseudomonas sp., P. fluorescens,
Bacillus licheniformis , Serratia marcessens, Azotobacter chroococcum,
Mycobacterium sp., Rhodococcus erithropolis, Bacillus subtilis, Thiobacillus,
Bravibacterium, Corynebacterium kutscheri Desai Banat, 1997; Al-Araji et
al. , 2007; Zhang et al., 2005; Samadi et al., 2007; Rismani et al., 2006; Sandri,
2009; Thavasi et al., 2007.
2.3. Lysinibacillus spaerichus