21
b. Penerjemahan Bebas free translation
Penerjemahan ini merupakan metode yang mengutamakan isi dan bahkan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber Bsu. Umumnya penerjemahan ini
berbentuk parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari teks aslinya dan biasa dipakai di kalangan media massa.
Perhatikan contoh berikut ini: 1.
Tsu : The flowers in the garden. Tsa : Bunga-bunga yang tumbuh di kebun.
2. Tsu : How they live on what he makes?
Tsa : Bagaimana mereka dapat hidup dengan penghasilannya?
Dalam contoh nomor 1 terjadi pergeseran yang disebut dengan shunt up langsir ke atas, karena dari frase preposisi in the garden menjadi klausa ’yang
tumbuh di kebun’. Sedangkan pada nomor 2 terjadi pergeseran yang disebut dengan shunt down langsir ke bawah, karena klausa on what he makes menjadi
frase ’dengan penghasilannya’. Ada catatan yang penting untuk diketahui, beberapa ahli cenderung
menggolongkan terjemahan hasil metode ini sebagai bukan karya terjemahan. Jadi, meskipun Newmark menyebutnya sebagai metode dalam penerjemahan,
namun ia sendiri pun keberatan menyebut hasilnya sebagai hasil terjemahan.
c. Penerjemahan Idiomatik idiomatic translation
Penerjemahan ini dipakai dalam menerjemahkan teks idom atau istilah- istilah idiomatis. Penerjemahan ini bertujuan memproduksi pesan dalam teks
bahasa sumber Bsu dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan
22 idiomatic yang tidak didapati pada naskah aslinya, sehingga terjadi distorasi
nuansa makna. Terjemahan yang benar-benar idiomatik tidak tampak seperti hasil terjemahan. Hasil terjemahannya seolah-olah seperti hasil tulisan langsung dari
penutur asli. Maka seorang penerjemah yang baik akan mencoba menerjemahkan teks secara idiomatik.
Sebagai kasuistik, perhatikan contoh di bawah ini: 1. Tsu : Salina, Excuse me, Salina
Tsa : Salina, Permisi, Salina 2. Tsu : I can relate to that.
Tsa : Aku mengerti maksudnya.
d. Penerjemahan Komunikasi communicative translation