33 konteks sosial dan budaya serta ideologi penulis teks bahasa sumber, penerjemah,
dan klien atau pembaca teks bahasa sasaran.
35
4. Implikasi Budaya dalam Penerjemahan
Penerjemahan tidaklah semata-mata masalah pengalihan bahasa linguistic transfer, atau pengalihan makna transfer of meaning tetapi juga
pengalihan budaya cultural transfer. Penerjemahan yang melibatkan dua bahasa, tidak bisa terhindar dari pengaruh dua budaya dari dua bahasa yang bersangkutan,
yaitu budaya bahasa sumber dan budaya bahasa sasaran. Sehingga bisa dikatakan penerjemahan adalah proses komunikasi interkultural.
Karena budaya dan bahasa seperti dua sisi dari koin yang sama, mentransfer bahasa pada hakekatnya juga mentransfer kebudayaan. Seorang
penerjemah tidak bisa terhindar dari peran ini; peran sebagai komunikator antar dua budaya yang berbeda. Penerjemah berusaha menjembatani gap kultural antara
dua dunia dan membuat sebuah komunikasi memungkinkan terjadi di antara dua
komunitas bahasa yang berbeda.
Wawasan budaya dalam penerjemahan sangat diperlukan karena ketika seseorang menerjemahkan, ia akan memasuki ranah yang tidak hanya dua bahasa,
tetapi juga dua kebudayaan yang berbeda. Kalau dicermati dari perspektif komunikasi global, penerjemahan memiliki peran yang sangat strategis bagi
pembangunan nasional, sebagai bagian dari pengembangan intelektual
35
M. Rudolf Nababan, Kecenderungan Baru dalam Studi Penerjemahan. Makalah disajikan dalam Semiloka Penerjemahan yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jogyakarta
pada tanggal 23 Juli 2011.
34 intellectual development dan pembentukan citra image building. Peran
strategis yang dimiliki oleh penerjemahan ditunjukkan oleh kenyataan bahwa 1 penerjemahan merupakan akses terhadap inovasi Iptek dan 2 media bagi
pengenalan dan apresiasi lintas budaya. Globalisasi
yang dicirikan
oleh keterbukaan,
persaingan dan
kesalingtergantungan antar bangsa telah menjadikan terjemahan sebagai medium komunikasi yang penting dan perlu di masa-masa mendatang. Tuntutan akan
percepatan alih ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang bersumber dari acuan- acuan berbahasa asing dan penerbitan capaian iptek dan pengenalan budaya
daerah dan nasional melalui bahasa asing ke dalam peradaban dunia menjadikan penerjemahan dan studi tentang terjemahan sebagai masalah nasional dan
tantangan bagi pakar linguistik dan praktisi penerjemah, serta lembaga perguruan tinggi.
36
Terlepas dari sulit dan kompleknya masalah dan proses penerjemahan, pentingnya penerjemahan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya bagi negara-negara berkembang telah diakui dan dirasakan oleh berbagai pihak. Jepang, umpamanya, merupakan contoh klasik dari cerita sukses
program penerjemahan bagi pembangunan suatu bangsa. Usaha penerjemahan besar-besaran yang dilakukan oleh bangsa Jepang
telah menghasilkan perkembangan sain dan teknologi yang cepat. Dengan demikian penerjemahan telah menjadi katalisator bagi kemajuan suatu bangsa dan
36
Ida Bagus Putra Yadnya dalam Implikasi Budaya dalam Penerjemahan, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu LinguistikPenerjemahan pada Fakultas
Sastra Universitas Udayana tanggal 29 April 2006, h. 3, versi PDF.
35 berkat usaha-usaha penerjemahan itulah sekarang Jepang bisa mensejajarkan
dirinya dengan negara-negara maju. Selain Jepang, Eropa Barat juga merasakan manfaat yang serupa. Sebagaimana dikutip oleh Alwasilah 1997, Louis Kelly
mengatakan dalam The True Interpreter 1979 bahwa dalam mengembangkan peradabannya, Eropa Barat sangat berhutang budi pada para penerjemah yang
telah bertindak sebagai mediator antara penulis dan pembaca dari latar belakang
bahasa yang berbeda.
Implikasi budaya dalam terjemahan bisa muncul dalam berbagai bentuk berkisar dari lexical content dan sintaksis sampai ideologi dan pandangan hidup
way of life dalam budaya tertentu. Oleh karena itu penerjemah harus menentukan tingkat kepentingan yang diberikan pada aspek-aspek budaya tertentu
dan sampai sejauh mana aspek-aspek tersebut perlu atau diinginkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran.
Dengan kata
lain sangat
penting bagi
penerjemah untuk
mempertimbangkan tidak saja dampak leksikal pada pembaca bahasa sasaran tetapi juga cara bagaimana aspek budaya tersebut dipahami sehingga akhirnya
menerjemahkan merupakan suatu keputusan yang harus diambil penerjemah.
37
5. Makna dan Prosedur Ekuivalensi Budaya