Penerjemahan Setia faithful translation Penerjemahan Semantik semantic translation Penerjemahan Saduran adaptasi

18 pembaca, oleh karena itu, penerjemah harus memberikan keterangan tambahan berupa catatan kaki footnote. Perhatikan beberapa contoh berikut ini: 1.Tsu : Look, little guy, you-all shouldn’t be doing that. Tsa : Lihat, anak kecil, kamu semua seharusnya tidak berbuat seperti itu. 2. Tsu : It’s raining cats and dogs. Tsa : Hujan kucing dan anjing. 3. Tsu : His hearth is in the right place. Tsa : Hatinya berada di tempat yang benar. 4. Tsu : The Sooner or the later the weather will change. Tsa : Lebih cepat atau lebih lambat cuaca akan berubah. Jika dilihat dari hasil terjemahannya, beberapa kalimat-kalimat yang diterjemahkan secara harfiah masih terasa janggal, misalnya kalimat ke-2 sebaiknya diterjemahkan “Hujan lebat” atau “Hujan deras”. Kalimat ke-3 sebaiknya diterjemahkan menjadi “Hatinya tenteram”. Namun jika demikian hasil terjemahannya, memang lebih condong pada penerjemahan bebas. Demikian pula dengan kalimat ke-4 sebaiknya diterjemahkan menjadi “Cepat atau lambat cuacanya akan berubah”.

c. Penerjemahan Setia faithful translation

Penerjemahan ini merupakan proses menghasilkan kembali makna kontekstual bahasa sumber Bsu yang tepat, dengan mentransfer kata-kata cultural dan tetap mempertahankan tingkat ketidakwajaran gramatikal dan 19 leksikal dalam proses penerjemahan. Di sini kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan, penerjemahan ini masih berpegang teguh pada maksud dan tujuan Tsu sehingga hasil yang diterjemahkan kadang-kadang terasa kaku dan sering kali terasa asing. Perhatikan contoh terjemahan berikut ini: 1. Tsu : Ben is too well aware that he is naughty. Tsa : Ben menyadari terlalu baik bahwa ia nakal. 2. Tsu : I have quite a few friends. Tsa : Saya mempunyai sama sekali tidak banyak teman.

d. Penerjemahan Semantik semantic translation

Penerjemahan ini sudah lebih luwes, artinya sudah tidak mempertahankan lagi tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal dalam proses penerjemahan. Penerjemahan ini masih mempertimbangkan unsur estetika teks Bsu dengan memadukan makna selama masih dalam batas kewajaran. Dibandingkan dengan penerjemahan lain. 19 Penerjemahan semantik lebih fleksibel. Perhatikan contoh berikut di bawah ini: Tsu : He is a book-worm. Tsa : Dia laki-laki adalah seorang yang suka sekali membaca. Frase book-worm diterjemahkan secara fleksibel sesuai dengan konteks budaya dan batasan fungsional yang berterima dalam Bsa. Tetapi terjemahan di atas kurang tepat dan seharusnya diterjemahkan menjadi: ’Dia seorang kutu buku. 19 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah Jakarta: Grasindo, 2000, h. 52. 20 Keempat metode di atas adalah metode yang lebih berorientasi atau sangat menekankan pada sisi Bsu. Bersamaan dengan itu, di bawah ini akan dipaparkan metode-metode yang bermuara pada Bsa.

a. Penerjemahan Saduran adaptasi

Penerjemahan ini merupakan bentuk terjemahan yang paling bebas yang biasa dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi. Biasanya antara tema, karakter, dan plot masih dipertahankan, dan peralihan budaya bahasa sumber Bsu ke dalam budaya bahasa sasaran Bsa ditulis kembali serta diadaptasi ke dalam bahasa sasaran Bsa. Jika seorang penyair menyadur atau mengadaptasi sebuah naskah drama untuk dimainkan, maka ia harus tetap mempertahankan semua karakter dalam naskah asli dan alur cerita juga tetap dipertahankan, namun dialog Tsu sudah disadur dan disesuaikan dengan budaya Bsa. Berikut adalah contoh lirik lagu dari sebuah yang disadur dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia Tsu : Hey Jude, don’t make it bad Take a sad song and make it better Remember to let her into your heart Then you can start to make it better Hey Jude-The Beatles, 196. Tsa : Kasih, dimanakah. Mengapa kau tinggalkan aku, Ingatlah-ingatlah kau padaku. Janji setiamu tak kan kulupa. 20 20 http:anotherfool.wordpress.com, diakses pada Jumat, 11 Maret 2011, jam 10.00 WIB. 21

b. Penerjemahan Bebas free translation