xvii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 59 B. Saran-saranRekomendasi ................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
PENDEKATAN SOSIOKULTURAL ATAS TEKS TERJEMAHAN: TELAAH DOMESTIKASI DAN
FOREIGNISASI TERHADAP BUKU 303 PERCAKAPAN ARAB-INDONESIA-INGGRIS
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra S.S.
Oleh
Nasrullah Nurdin
NIM: 1070-2400-2444
JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H.2011 M.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara seputar penerjemahan, maka secara tak langsung kita akan menyentuh persoalan bahasa. Dalam konteks penerjemahan di sini adalah bahasa
Arab. Sebagaimana yang kita maklum, bahasa Arab memiliki peranan yang amat besar dalam proses peradaban dan kebudayaan. Saat ini, bahasa Arab sudah resmi
menjadi bahasa kedua internasional dan merupakan salah satu dari kurang lebih 3500 bahasa di dunia dan satu di antara enam bahasa resmi internasional selain
Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, Cina, dan Arab.
1
Pada pertengahan abad ke-19, bahasa ini telah memasuki fase baru dalam perkembangannya. Ada berbagai hal yang menunjukkan bahwa bahasa Arab telah
memainkan perannya sebagai pembawa ide-ide modern dan teknologi. Bahasa Arab berada pada pengaruh tetap kebudayaan. Sebagai hasil kontak yang tetap ini,
bahasa ini telah meminjam beberapa kata atau menyerap istilah, ide, dan konsep dari bahasa lain. Akademi-akademi di Kairo, Damaskus, Baghdad, dan Amman
aktif menstandarisasikan bahasa Arab dan memasukkan istilah-istilah asing dan konsep baru ke dalam bahasa Arab arabisasi atau lebih dikenal dengan konsep
tarib. Karenanya, proses arabisasi atau memungut bahasa asing dengan perubahan seperlunya untuk disesuaikan dengan pola morfologi dan fonologi
1
Penjelasan dalam M. H Bakalla, Judul Asli: Arabic Culture Through Its Language, and Literature, alih bahasa oleh Team Penerbit dengan judul Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab,
Jakarta: PT. Hardjuna Dwitunggal, 1990, cet ke-1, h. 7-8.
2 bahasa Arab bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, ada sejumlah buku yang ditulis
lebih dari 1000 tahun yang lalu di mana isinya adalah kata pinjaman dari bahasa Parsi dan bahasa lainnya, misalnya kata pinjaman hatif yang berangsur-angsur
berubah untuk menggantikan kata telephone.
2
Menerjemah bukanlah semata-mata kegiatan dalam mentransfer maksud meaning atau masalah pengalihan bahasa linguistic transfer dari sebuah
naskah asal ke dalam bahasa penerima, melainkan juga harus memecahkan persoalan mengenai padanan equivalence dan perbedaaan kultural antar dua
bahasa yang melatarinya. Penerjemahan merupakan sebuah kerja yang amat kompleks, seperti pengalihan lintas budaya crosscultural transfer dan konteks
situasi context of situation.
3
Di samping itu, tak kalah urgennya juga permasalahan untuk siapa dan untuk apa kita menerjemahkan. Sebelum
menerjemahkan sebuah teks, seorang penerjemah harus mengetahui untuk siapa audience design dan untuk tujuan apa needs analysis dia menerjemahkan.
Proses ini merupakan salah satu proses yang tidak dapat diabaikan dalam menerjemahkan karena merupakan proses awal dalam menetukan metode
penerjemahan yang akan dan harus digunakan. Hoed mengutip pernyataan Basnett dan Lefevere bahwa apa pun
tujuannya, setiap reproduksi terjemahan selalu dibayangi oleh ideologi tertentu. Ideologi dalam penerjemahan adalah prinsip atau keyakinan tentang betul-salah
dan baik-buruk dalam penerjemahan, yakni terjemahan seperti apa yang terbaik
2
Ibid, h. 16.
3
Halliday, M A K dan Raquaiya Hasan, Language, Context, and Text: Aspects of Language in a Social-Semiotic Perspective. Victoria: Deakin University Press, 1986, h. 5-6.
3 bagi masyarakat pembaca BSa atau terjemahan seperti apa yang cocok dan disukai
masyarakat tersebut. Menurut Venuti 1995, seperti yang dikutip Benny Hoed, terjemahan
yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan kebudayaan atau cita rasa masyarakat pembaca. Pesan message tersebut harus dikemas dan disampaikan
penerjemah dengan bahasa yang sesuai dengan norma serta budaya pembaca bahasa sasaran. Inilah yang dinamakan teori domestication. Adapula penikmat
buku terjemahan di dalam suatu masyarakat yang menginginkan budaya culture yang terkandung dalam Bsu tetap dipertahankan, tidak dialihbahasakan.
Kemudian teori ini lebih dikenal dengan foreignization.
4
Berangkat dari problem inilah, Penulis tertarik sekali mengkaji lebih dalam tentang sejauh mana posisi dan signifikansi domestikasi dan foreignisasi
dalam warna-warni dunia penerjemahan. Hal ini cukup beralasan, mengingat tingkat kesulitan dan suasana budaya yang menghiasi teks sumber yang memiliki
style Arab hampir mustahil sama persis hingga dapat dialihkan secara sempurna. Oleh karena itu, setiap pengalihbahasa harus membangun orientasi kerja
terjemahan yang makna oriented agar enak dikunyah oleh publik.
Adapun judul penelitian yang akan Penulis teliti ini bertemakan, Analisis Sosio-Kultural
atas Teks Terjemahan: Telaah Domestication dan Foreignization terhadap Buku 303 Percakapan Arab-Indonesia-Inggris.
5
4
Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2006, cet ke-1, h. 83.
5
Salah satu alasan primer Penulis mengangkat tema buku ini ialah buku tersebut best seller dan telah mengalami cetak ulang sampai cetakan ke-15 tahun 2002. Buku yang bercorak
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1 Pembatasan masalah
Penulis bermaksud menelisik lebih dalam tentang penerapan konsep domestikasi dan foreignisasi dalam buku 303 Percakapan Arab-Indonesia-Inggris
yang disusun oleh Djalinus Sjah, dkk dan dikerucutkan kajiannya dalam satuan
lingual yang berbentuk kata, frasa, klausa atau kalimat.
2 Perumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diurai adalah: apakah teori domestikasi dan foreignisasi dipakai dalam buku tersebut?
C. TujuanManfaat Penelitian
Sebagaimana rumusan
masalah yang
sudah disinggung
dan diidentifikasikan oleh Penulis, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan,
antara lain: 1 Memberikan sumbangan penelaahan atas unsur budaya dan aplikasi
pendekatannya dalam studi penerjemahan. 2 Mengetahui kompetensi penerjemah dalam menyelami lautan teks
Arab yang digenangi konteks budaya.
conversation ini merupakan karya team yang ditulis dan digarap oleh tenaga-tenaga ahli dari IKIP Jakarta sekarang UNJ Jakarta yang sudah berpuluh-puluh tahun menimba ilmu di negara-negara
Timur Tengah. Pendahuluan oleh Penerbit Mutiara Sumber Widya. Meskipun begitu, dalam pengamatan penulis, ada sejumlah terjemahan dalam buku
tersebut yang kurang akurat dan mengganjal dalam rasa kebahasaan dzauqul lughah penulis. Dan inilah yang kemudian men-support Penulis untuk lebih mengkajinya lebih dalam.
5 3 Mengetahui kenyamanan pembaca easy reader, berorientasi pada
readability faktor
keterbacaan dan
tingkat keberterimaan
acceptability ketika menikmati hasil produk terjemahan. Adapun manfaat yang bisa direngkuh dari hasil riset ini terbagi pada aspek
teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum general picture seputar dunia penerjemahan dan
memberikan kontribusi ilmiah terkait analisis teks terjemahan yang digenangi lautan budaya. Adapun secara praktis, hasil riset ini semoga dapat menambah
informasi dalam spektrum yang sangat memadai mengenai seluk-beluk penerjemahan bagi para pengkaji, pemerhati, dan praktisi penerjemahan. Dan
dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa Tarjamah, atau peneliti lain sebagai bahan pertimbangan guna mengembangkan penelitian yang lebih terinci dan
mendalam.
D. Tinjaun Pustaka
Dalam penulisan apa pun seharusnya memang tidak terlepas dari tinjauan pustaka atau kajian terdahulu agar tidak ada repetisi pengetahuan dan sebagai
penanda bahwa tulisan baru ini bukan merupakan hasil plagiasi dari tulisan-tulisan lama. Sebelum memulai penulisan skripsi ini, Penulis telah melakukan tinjauan
pustaka. Untuk sejauh ini, Penulis merujuk pada skripsi-skripsi yang terkait dengan penerjemahan dan bahasa. Penulis membatasi diri pada skripsi-skripsi
yang terdapat di perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, tempat Penulis menggali ilmu.
6 Dalam pantauan Penulis, penelitian tentang permasalahan menyangkut
studi budaya ini bukanlah yang perdana dikarenakan sudah ada yang mengulasnya, yaitu Siti Marwiyah dengan judul Skripsi Wawasan Budaya dalam
Penerjemahan Analisis Polisemi kata Syaikh dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia Tahun 2006 M1427 H.
Namun, ada point-point yang cukup mencolok yang perlu digarisbawahi dari penulis sebelumnya, yakni tidak menyentuh konsep-konsep domestikasi dan
foregnisasi dalam aspek kebudayaan. Faktor inilah yang memicu adrenalin Penulis untuk menguak kedua pendekatan tersebut, dan karenanya pula, inilah
yang membedakan kajian ini dengan penelitian sebelumnya. Dan penulis berkesimpulan bahwa riset yang dibahas ini sangat baru, sehingga ada dinamisasi
pengetahuan yang lebih mencerahkan dan tentunya dapat dilanjutkan oleh siapa saja yang datang berikutnya untuk mempertajam pembahasan yang sudah Penulis
angkat dengan pisau analisis yang lebih tajam.
E. Metodologi Penelitian 1 Metode dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini, Penulis menggunakan metode deskriptif- analitis yaitu dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan masalah yang
akan diteliti. Setelah itu, Penulis menyingkap masalah tersebut dengan data yang ada dalam kerangka teoritikal domestikasi dan foreignisasi sehingga tujuannya
7 dapat tercapai. Adapun jenis riset ini merupakan metodologi penelitian kualitatif
6
yang bersifat humaniora, berbasiskan data kepustakaan, dengan kata lain menempuh teknik studi kepustakaan library reaserch atau survey literatur
tentang gambaran umum terjemah dan budaya secara umum. Dengan begitu, pendekatan ini akan mempermudah proses analisis dalam skripsi ini.
2 Teknik Pengumpulan Data Dalam menghimpun sumber data, Penulis merujuk sumber primer dan
bahan sekunder yang dianggap perlu demi pengayaan penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi teksdocument research.
Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis,
sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap ataupun pembanding.
a. Data Primer primary-sources yaitu, teks terjemahan buku 303 Percakapan Arab-Indonesia-Inggris karya Djalinus Sjah, dkk.
7
6
Bogdon dan Taylor 1975, seperti yang dikutip Rahmat Kriyantono, menyatakan bahwa metode kualitatif adalah sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati menyangkut pokok permasalahan. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
penelitian kualitatif adalah sebuah riset yang tidak mengutamakan besar atau banyaknya populasi atau sampling. Riset ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data. Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 58.
7
Mengenai biografi penulis buku ini, Peneliti tidak menemukannya. Karenanya, pada Bab III tidak dibahas biografi dan sepak terjang keilmuan para penulis buku tersebut. Peneliti
membahas seputar domestikasi dan foreignisasi.
8 b. Data Sekunder secondary-sources yaitu, berupa buku-buku dan tulisan
lain berkaitan dengan masalah yang menjadi objek studi ini, misalnya buku-buku seperti teori-teori penerjemahan, konsep seputar kebudayaan, wawasan mengenai
domestikasi dan foreignisasi, kamus-kamus terkait klasik-kontemporer, dan sekelumit tentang tata bahasa baik Arab maupun Indonesia, sampai searching
engine di internet. Data dianalisis dengan merujuk pada content analysis menganalisis isi pesanteks terjemahan yang ditampilkan penyusun dalam buku
tersebut. Pengolahan data dalam penelitian skripsi ini adalah dengan teori kontekstual yaitu makna sebuah kata terikat oleh lingkungan kultural dan ekologis
pemakai bahasa tertentu. Pengumpulan datanya dengan cara selective coding, yaitu memilih secara selektif kasus-kasus yang sesuai dengan topik pembahasan
terhadap semua data.
3 Teknik Penulisan Untuk teknik penulisan riset ini, Penulis mengacu kepada “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Center for Quality Development and Assurance CeQDA UIN Jakarta tahun
2007. Dan teori analisis yang dipakai adalah pendekatan sosio-kultural yang lebih melihat pada sebuah hasil terjemahan itu dipakai dan sesuai relevan dengan
konteks kekinian.
9
F. Sistematika Penulisan
Sistematika ini merupakan pengaturan langkah-langkah penulisan penelitian agar runtut, ada keterkaitan yang harmonis antara pembahasan pertama
dengan pembahasan berikutnya, antara bab satu dengan bab-bab selanjutnya. Untuk mempermudah dalam memberikan pemahaman dan gambaran yang
utuh dan jelas tentang isi penelitian ini, maka pembahasan dalam skripsi ini akan disusun dalam sebuah sistematika pembahasan yang teratur, di mana skripsi ini
secara keseluruhan terdiri dari lima bab, sebuah bab pendahuluan dan tiga bab isi, kemudian ditutup dengan sebuah bab penutup yang memuat kesimpulan
penelitian ini. Agar penelitian ini dapat terarah dan sistematis, berikut ini langkah-
langkah yang akan Penulis lakukan sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini Penulis menjelaskan latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan signifikansi
penelitian, tinjauan pustaka, dan metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Karena penelitian ini bersifat ilmiah, maka perlu diadakan tinjauan pustaka dengan tujuan untuk memposisikan studi ini di antara studi-studi terkait lainnya
yang pernah dilakukan atau searah dengan penelitian ini, selanjutnya dijelaskan juga mengenai kekhususan penelitian ini. Setelah jelas posisi dan kekhususan
penelitian ini, lalu Penulis menguraikan kerangka teori dan metode penelitian yang akan Penulis gunakan untuk menyelesaikan penelitian ini. Bab ini
merupakan kerangka yang menjadi rujukan penulisan bab berikutnya.
10
Bab II merupakan pembahasan menyangkut teori penerjemahan. Pada bab
ini akan dikupas mengenai konsepsi budaya dan unsur-unsurnya, aspek sosio- kultural terhadap penerjemahan, dan hubungan antara budaya dan bahasa. Di sini,
Penulis juga menyinggung persoalan terkait makna ekuivalensi budaya dan implikasinya dalam dunia penerjemahan sehingga penelitian ini memperoleh hasil
yang maksimal dan tujuan dari penelitian ini akan tercapai. Pendekatan atau aspek sosio-kultural inilah yang Penulis jadikan sebagai alat analisis pada Bab IV.
Bab III akan dikupas secara mendalam seputar domestikasi dan