31
3. Aspek Sosiokultural terhadap Penerjemahan
Dalam ruang lingkup studi penerjemahan, budaya mempunyai pengertian yang sangat luas dan menyangkut semua aspek kehidupan manusia yang
dipengaruhi oleh aspek sosial. Terjemah dan budaya adalah satu paket, tidak boleh dipisahkan dalam kerangka penerjemahan.
Menerjemahkan teks pada dasarnya adalah menerjemahkan budaya karena bahasa pada hakekatnya adalah produk dari budaya tertentu. Budaya tidak saja
menyangkut apa yang tampak pada permukaan. Budaya melibatkan nilai-nilai kehidupan dan pergaulan serta apa yang diyakini dari sebuah masyarakat. Budaya
adalah gaya hidup manusia biasa yang menyangkut nilai-nilai, keyakinan, dan prasangka yang dimiliki bersama oleh sebuah masyarakat dalam wadah
kebahasaan dan kelompok sosial tertentu yang membedakannya dengan kelompok yang lain. Nilai-nilai dan keyakinan serta prasangka budaya itu tentu saja akan
terealisasikan dalam
bahasa yang
bersangkutan. Dengan
demikian, menerjemahkan, disadari atau tidak, tidak akan bisa lepas dari tindakan
mentransfer budaya. Newmark 1988 seperti yang dikutip Benny Hoed, menyatakan bahwa
sebuah teks sumber Tsu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain, faktor penulis, norma yang berlaku dalam bahasa sumber Bsu, kebudayaan yang
melatari Tsu, budaya tulis dan cetak Tsu, dan hal yang dibicarakan dalam Tsu. Pada sisi teks sasaran Tsa, faktor yang mempengaruhi adalah calon pembaca
32 yang diperkirakan, norma yang berlaku dalam Bsa, kebudayaan yang melingkupi
Tsa, budaya tulis dan cetak Tsa, dan penerjemah itu sendiri.
33
Pengalihan pesan dalam proses penerjemahan selalu ditandai oleh perbedaan budaya bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan ini secara
langsung akan menempatkan penerjemah pada posisi yang dilematis dan kompleks. Di satu sisi, dia harus mengalihkan pesan teks bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran secara akurat. Di sisi lain, dalam banyak kasus dia harus menemukan padanan yang tidak mungkin ada dalam bahasa sasaran. Sebagai
akibatnya, persoalan ketaktakterjemahan linguistis dan kultural tidak dapat dihindari.
34
Tujuan praktis dari proses pengalihan pesan itu ialah untuk membantu pembaca teks bahasa sasaran dalam memahami pesan yang dimaksudkan oleh
penulis asli teks bahasa sumber. Tugas pengalihan ini menempatkan penerjemah pada posisi yang sangat penting dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Apabila ilmu pengetahuan dan teknologi dipahami sebagai bagian dari budaya, secara tidak langsung penerjemah turut serta dalam proses alih budaya.
Terjemahan merupakan alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, terjemahan mempunyai tujuan komunikatif, dan tujuan komunikatif itu ditetapkan
oleh penulis teks bahasa sumber, penerjemah sebagai mediator, dan klien atau pembaca teks bahasa sasaran. Penetapan tujuan itu sangat dipengaruhi oleh
33
Menurut Nida, aspek kebudayaan ini dapat menjadi kendala dalam proses penerjemahan. Benny Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h. 79.
34
Nababan, PhD,
artikel Penerjemahan
dan Budaya
dalam Web
http:www.proz.comtranslation-articlesarticles20741Penerjemahan-dan-Budaya, dan
di Http:Pppsi-Apfi.OrgDatapdf24-11. versi Pdf
, diunduh pada Jumat, 11 Maret 2011, 14. 30 WIB.
33 konteks sosial dan budaya serta ideologi penulis teks bahasa sumber, penerjemah,
dan klien atau pembaca teks bahasa sasaran.
35
4. Implikasi Budaya dalam Penerjemahan