Perumahan dan Pemukiman TINJAUAN PUSTAKA

27 Dari uraian diatas bahwa pengelolaan pembiayaan harus di lakukan dengan sebaik-baiknya untuk mempertahankan jumlah pendapatan marginbagi hasil guna menjaga citra positif di mata para nasabah inilah yang menjadi landasan penulis untuk mengangkat tema tersebut. Perwataatmadja,2002

G. Perumahan dan Pemukiman

Menurut UU No. 4 tahun 1992, pengertian antara perumahan dengan rumah berbeda. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu kelompok tumah atau yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hinian yang di lengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Suparno sastra M. Dan Endy marlina, 2006:29 Sedangkan pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan Rencana pembangunan lima tahun keenam, 1994:411 Hakekat perumahan hanya dapat diungkapkan makna apabila dikaitkan dengan manusia yang menempatinya sebuah rumah tidak hanya dapat dilihat sebagai instrumen tempat tinggal belaka, tetapi fungsinya dapat dilihat sebagai hubungan struktural pada suatu kawasan artinya bentuk kualitas dan 28 lokasi perumahan merupakan perwujudan status sosial ekonomi bagi mereka yang menempatinya. Arti rumah tidak hanya mencakup mengenai arti rumah, melainkan meliputi segala kelengkapan fasilitas pendukungnya seperti kondisi sanitasi perumahan, aksesibilitas ke tempat umum, fasilitas yang ada di dalam dan diluar rumah dan lain sebagainya. Hakekat manusia sebagai makhluk sosial, berarti selalu berupaya untuk bersama orang lain. Berawal dari keadaan tersebut maka terbangunlah sejumlah rumah pada lokasi tertentu yang kemudian disebut pemukinan. Dengan demikian membahas perumahan berarti turut pula dipersoalkan kondisi lingkungan pemikiran perumahan tersebut. Apabila perumahan dilihat dari sudut kebutuhan, maka setidaknya terdapat empat jenis kebutuhan mengenai perumahan, yaitu: 1. kebutuhan untuk bernaung dan rasa aman 2. kebutuhan badaniyah 3. kebutuhan sosial 4. kebutuhan ekstetika Jenis kebutuhan perumahan diatas sebnenarnya tersusun menurut jenjangnya. Artinya rumah sebagai kebutuhan tempat bernaung dan rasa aman secara mutlak harus terpenuhi sebelum meninggal pada jenjang kebutuhan diatasnya kebutuhan badaniyah, kemudian estetika harus melalui dua tingkat kebutuhan sebelumnya yaitu kebutuhan badaniyah dan kebutuhan sosial dan perumahan tersebut. 29 Dalam konteks perumahan, kebutuhan perumaan seperti diatas, setiap kelompok ekonominya. Kelompok masyarakat tersebut Mencerminkan dirinya dari kondisi perumahan yang ditempatinya. semakin baik kondisi ekonomi kelompok masyarakat yang bersangkutan cenderung menepati perumahan yang lebih sesuai tingkatnya namun jenis tingkat pertama kebutuhan bernaung dan rasa aman merupakan kebutuhan secara ideal harus terpenuhi bagi setiap orang, tidak peduli apakah miskin ataupun tergolong kelompok elit mewah. Nurhayati, 2003: 9-10. 1. Perbankan Syariah Dan Sektor Perumahan Terikat perumahan hanya dapat di ungkapkan makna apabila dikaitkan dengan yang menempatinya. Sebuah rumah tidak hanya dapat dilihat sebagai instrumen tempat tinggal belaka, tetapi fungsinya dapat dilihat sebagai hubungan struktural pada suatu kawasan artinya bentuk, kualitas dan lokasi perumahan merupakan perwujudan status sosial ekonomi bagi mereka yang menempatinya. Menjamurnya lembaga keuangan syariah yang di tandai dengan bermunculnya bank-bank syariah yang memuat pasar bisnis perbankan kini kian ramai. Persaingan pun makin ketat terlebih-lebih pada bank syariah sebab bank syariah tak hanya bersaing dengan bank konvensional namun juga dengan sesama bank syariah. Agar dapat eksis dan tetap menjaga citra posotif di mata nasabah bank harus mengoptimalkan peranannya sebagai lembaga intermediasi. 30 Kegiatan utamanya adalah pembelian kredit atau pembiayaan. Bank diharapkan dapat memberikan kredit atau pembiayaan yang menghasilkan pendapatan atau porsi bagi hasil yang besar. Sebab tak diduga tujuan masyarakat menginvestasukan dananya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Seperti diketahui, kepemilikan rumah di indonesia merupakan hal yang sangan krusial. Akan tetapi, dalam kondisi pasca krisis sekarang ini, berbagai bank yang biasa menyalurkan kredit kepemilikan rumah sangan sulit untuk memasarkan produknya tersebut karena mereka juga sulit untuk mendapatkan dana murah untuk kepentingan jangka panjang. Hal itulah yang dicoba disiasati oleh perbankan syariah untuk memberikan hal yang sama dengan KPR yang diberikan oleh bank konvensional dengan nama pembiayaan pemilikan rumah. Masuknya perbankan syariah ke dalam sektor ini karena perbankan syariah memiliki peran sektor riil. Prospek pembiayaan pemilikan rumah ini sendiri sangan besar mengingat banyak sekali kalangan masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan menggunakan transaksi yang sesuai dengan landasan syariah. Selain itu juga terdapat beberapa alasan terjunnya pembiayaan perbankan syariah ke dalam sektor perumahan dan properti, yaitu dengan adanya besarnya pasar perumahan nasional dan potret pertumbuhan sektor properti pada umumnya dan sektor perumahan pada khususnya sangat memberikan nilai tambah bagi perkembangan perbankan syariah.Akhmadi Slamet,2004 31 2. Pembiayaan KPR Kepemilikan Rumah KPR adalah singkatan dari Kredit Pemilikan Rumah. Ini adalah fasilitas untuk membeli rumah dengan kredit pada bank. KPR dipandang menguntungkan karena bisa membantu kita memiliki rumah sendiri, walaupun dengan cara mencicil. Prinsip KPR adalah membiayai terlebih dahulu biaya pembelian atau pembangunan rumah, dan dana untuk membayar balik dilakukan dengan cicilan tersebut. Bagaimana cara untuk mendapatkan KPR ? KPR biasanya bisa dimulai setelah tersedia dana sekitar 30-40 dari harga rumah, tergantung dari kebijakan bank. Sebelum KPR disetujui, pembeli akan diminta untuk melengkapi persyaratan untuk mengambil KPR, diantaranya adalah; 1. fotokopi KTP pemohon 2. surat nikah atau cerai, bila sudah menikah atau cerai 3. Kartu Keluarga 4. Surat keterangan WNI untuk WNI keturunan 5. Slip gaji atau akta perusahaan atau izin profesi 6. Surat keterangan dari tempat bekerja 7. dokumen kepemilikan agunan SHM,IMB, PBB 8. rekening tabungan Selain itu Anda juga harus telah mengetahui keberadaan dan kondisi rumah yang akan Anda beli. Informasi sangat penting lainnya adalah 32 perbandingan fasilitas KPR dari bank-bank pemberi kredit. Biasanya bila Anda sudah menemui pihak developer, mereka telah memiliki hubungan dengan bank tertentu untuk menyediakan KPR. Sesuaikan KPR dengan kebutuhan Anda, terutama yang memberikan fasilitas yang lebih atau menarik, serta dari pihak-pihak yang dapat diandalkan. Apakah Bank Anda memiliki hubungan dengan developer yang bersangkutan, karena bila ya, maka mungkin saja Anda bisa memperoleh keuntungan yaitu subsidi bunga. Bagaimana sistem bunganya, apakah fix atau berubah dalam jangka waktu tertentu apakah cicilan bisa berubah nilai nominalnya, fee apa saja yang harus dibayarkan dalam proses berjalan KPR tersebut. Apa keunggulan fasilitas KPR dibandingkan fasilitas KPR dari bank lain, karena masing- masing bank memberikan fitur berbeda untuk menarik konsumen. Bila Anda sudah yakin akan pilihan rumah dan bank pemberi KPR Anda, kunjungi bank tersebut dan mintalah informasi pengajuan KPR. Biasanya bank akan memberikan persyaratan diatas. Setelah persyaratan Anda bawa ke bank, biasanya akan diadakan wawancara. Bila wawancara disetujui, Anda dapat membayarkan uang muka pembelian rumah ke developer dan menunggu keluarnya SPPK surat persetujuan perjanjian kredit. Langkah selanjutnya adalah menemui notaris untuk menandatangani akta kredit dan mengurus sertifikat. Tahap selanjutnya adalah penyerahan kunci. Sertifikat Anda masih ditahan Bank sampai Anda melunasi semua cicilan kredit. 33 KPR saat ini telah berkembang, tidak saja untuk membeli rumah, namun juga menyewa dan membangun rumah diatas tanah yang telah ada. Misalnya kita membangun rumah diatas tanah yang dimiliki, setelah perhitungan pada akhir pembangunan, misalnya dana kurang mencukupi, kita bisa mencoba mengambil KPR untuk meneruskan pembangunan rumah kita sampai selesai dan menurut persyaratan yang diajukan bank Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak huni, sehat, nyaman dan mandiri sudah sejak lama menarik perhatian bagi industri perbankan nasional. Awalnya, produk ini dikembangkan oleh industri perbankan konvensional dalam bentuk KPR, Kredit Perumahan Rakyat. Berikutnya, setelah berlaku dual banking system di Indonesia, nasabah ‘pendamba’ rumah tidak lagi terkonsentrasi dengan produk KPR yang ditawarkan oleh bank konvensional. Karena di industri perbankan syariah juga telah menawarkan produk KPR Syariah, yakni Kepemilikan Perumahan Syariah. Dalam industri perbankan syariah, produk KPR Syariah dapat ditawarkan dengan menggunakan dua model pembiayaan, yakni dengan model pembiayaan murabahah dan model pembiayaan musyarakah mutanaqishah. KPR Syariah dengan menggunakan basis pembiayaan murabahah sudah berjalan di industri perbankan syariah. Bahkan model pembiayaan murabahah ini telah menjadi produk favorit di beberapa bank syariah. Sedangkan KPR Syariah dengan model pembiayaan musyarakah mutanaqishah belum banyak dikembangkan di industri perbankan syariah. 34 Selain menggunakan skema pembiayaan murabahah, KPR Syariah oleh bank syariah dapat ditawarkan melalui model pembiayaan musyarokah, mutanaqishah , musyarakah mutanaqishah merupakan produk turunan dari akad musyarakah dan ijaroh. Dalam prakteknya, pembiayaan murabahah diawali dengan negoisasi antara pihak nasabah dengan pihak bank syariah. Dimana pihak nasabah memohon kepada pihak bank untuk membelikan rumah yang diinginkan. Setelah negoisasi selesai dan berujung pada kata mufakat antara nasabah dan bank syariah, maka pihak bank syariah melakukan pembelian rumah secara tunai kepada developer. Implementasi dalam operasional perbankan syariah adalah merupakan kerjasama antara bank syariah dengan nasabah dalam pembelian rumah. Dimana asset rumah tersebut jadi milik bersama, antara pihak bank syariah dan nasabah. Besaran kepemilikan dapat ditentukan sesuai dengan jumlah dana yang disertakan dalam kontrak kerjasama tersebut. Selanjutnya nasabah akan membayar cicilan pokok dan uang sewa ke bank syariah. Dalam praktek musyarakah mutanaqishah, bank syariah dapat mengambil keuntungan KPR Syariah melalui penetapan harga sewa. Pricing sewa ini bisa didasarkan pada mekanisme pasar ataupun penetapan oleh pemerintah, yaitu dengan cara mematok harga maximum. 35 Di sini diharapkan partisipasi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni, sehat, nyaman dan mandiri melalui program subsidi KPR Syariah. Untuk KPR Syariah dengan menggunakan pola pembiayaan murabahah , pemerintah dapat memberikan subsidi uang muka. Sedangkan untuk KPR Syariah dengan skema musyarakah mutanaqishah, pemerintah dapat mensubsidi porsi kepemilikan nasabah, atau subsidi terhadap harga sewa yang dipatok oleh bank syariah. Suparno sastra M. Dan Edi Marlina 2006:120

H. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penetapan Margin Murabahah terhadap Produk Pembiayaan kepemilikan Rumah di Bank Bukopin Syariah Medan

1 81 86

Analisis faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi margin pembiayaan Murabahah : studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

3 17 136

Faktor yang mempengaruhi penetapan margin murabahah pada BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor

3 16 177

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 4 89

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012.05-2015.04.

0 3 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012.05-2015.04.

0 3 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH : Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri Cabang Rawamangun.

8 16 34

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Margin Murabahah Untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah (Studi Kasus : Bank Syariah Mandiri).

1 1 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Margin pada Bank Umum Syariah di Indonesia IMG 20151104 0001

0 0 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN MARGIN MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI) - Raden Intan Repository

0 0 100