Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori .1 Tinjauan Pustaka

di depannya itu Bunkachou dalam Sudjianto, 1996:90. Kata-kata yang termasuk ke dalam rentaishi misalnya kono, sono, ano, dono, ookina, chiisana, okashina, konna, sonna, anna dan sebagainya.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian diperlukan landasan atau acuan berpikir untuk menganalisis dan memecahkan sebuah masalah. Oleh karenanya, perlu disusun pokok-pokok pikiran yang dimuat oleh kerangka teori yang mendeskripsikan titik tolak penelitian yang akan diamati. Dalam menganalisis makna yang terdapat pada kata mou dan ato, maka penulis perlu memaparkan pendekatan apa yang dipakai dan pengertian makna berdasarkan beberapa pakar linguistik. Menurut Yule 2008:113, istilah syntax sintaksis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti disusun bersama atau urutan penyusunan. Dengan kata lain membahas letak suatu kata di dalam sebuah kalimat. Kalimat terbentuk atas beberapa unsur, minimal memiliki unsur subjek atau predikat saja. Masing- masing unsur kalimat berasal dari kelas kata yang berbeda. Untuk menganalisis suatu kalimat terbentuk dari unsur dan kelas kata apa, maka diperlukan suatu pendekatan. Yule 2008:105 menyebutkan bahwa : 直接構成素分析 immediate constituent analysis と呼ばれるのは分の中の小さな構成素「つまり、成分」がどのように 一緒になってより大きな構成素を形成するか、ということが明示でき るような技法が使われている。 Chokusetsu kouseiso bunseki to yobareru nowa bun no naka no chiisana kouseiso tsumari, seibun ga dono you ni issho ni natte yori ookina kouseiso wo keisei suru ka, to iu koto ga meiji dekiru you na gihou ga tsukawarete iru. “Yang disebut dengan ‘Analisis Unsur Pembentuk Secara Langsung’ adalah teknik atau cara yang dipakai untuk menyatakan dengan jelas, bagaimana memformulasikan unsur yang lebih besar menjadi unsur pembentuk yang kecil dalam kalimat dengan kata lain komponen. Universitas Sumatera Utara Contoh : The lucky boys saw the clowns at the circus and they cheered loudly. Anak laki-laki yang beruntung itu melihat badut di sirkus dan mereka bersorak dengan keras. Yule, 2008:99 Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk fukubun「複文」, karena terdiri atas 2 klausa. Jika dipenggal berdasarkan unsur kalimatnya menjadi : Klausa Utama : The lucky boys saw the clowns 修飾語 主語 述語 対象語 状況語 at the circus Klausa Tambahan : And they cheered 接続語 主語 述語 状況語 loudly Atau : The lucky boys saw the clowns at the circus 冠詞 形容詞 名詞 動詞 冠詞 名詞 前置詞 冠詞 名詞 接続詞 and they cheered 代名詞 動詞 副詞 loudly Hubungan yang terbentuk antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan bersifat linear disebut hubungan sintagmatik Kridalaksana, 1993:45. Dalam bahasa Jepang disebut henkei kisoku yang artinya ‘aturan transformasi’. Yule 2008:122 menyebutkan bahwa : こうした構成素の「移動」を行なうには、句構造規則によって生じた 構造内の要素(の位置)を変える、つまり、移動するような規則が必 要である。こうした規則を、変形規則 transformational rules と呼んでいる。 Koushita kouseiso no [idou] wo okonau ni wa, kukouzou kisoku ni yotte shoujita kouzounai no youso no ichi wo kaeru, tsumari, idou suru you na kisoku ga hitsuyou de aru. Koushita kisoku wo, henkei kisoku transformational rules to yondeiru. “Untuk mengadakan perpindahan dari unsur pembentuk semacam ini, dengan mengubah posisikedudukan dari unsur pembentuk dalam yang muncul berdasarkan peraturan struktur frase. Dengan kata lain, diperlukan peraturan untuk memindahkannya. Peraturan semacam ini disebut henkei kisoku peraturan transformasi”. Universitas Sumatera Utara Contoh : George helped Myrna yesterday George menolong Myrna kemarin. Yesterday George helped Myrna Kemarin George menolong Myrna. Selain membahas kata mou dan ato dari segi unsur pembentuk kalimat, penulis juga membahas makna kedua kata tersebut di dalam suatu kalimat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah 1 arti; 2 maksud pembicara atau penulis; 3 pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan Depdiknas, 2009:864. Dari beberapa definisi tersebut, penulis akan coba menganalisis makna kata mou dan ato dalam kalimat berbahasa Jepang dengan merujuk pada beberapa definisi di atas. Kata mou「もう」memiliki beberapa makna dalam kalimat bahasa Jepang. Seperti yang dijelaskan menurut pakar linguistik bahasa Jepang berikut ini. 1. Hirotase dan Masayoshi 1994:41 menyebutkan mou mempunyai arti sebagai berikut : 「さらに」の意味で、今の状態に加える数量。程度を表すときに使い ます。 Sara ni no imi de, ima no joutai ni kuwaeru suuryou. Teido wo arawasu toki ni tsukaimasu. “Makna dari sara ni : ditambah lagi yaitu jumlah yang ditambahkan pada keadaan sekarang. Digunakan ketika menunjukkan derajat atau tingkatan”. 2. Sunagawa 1998:578 menyebutkan mou dengan pengertian sebagai berikut : 量などをさらに付け加えるのに使う。 Ryou nado wo sara ni tsuke kuwaeru noni tsukau. “Digunakan untuk menambahkan jumlahkuantitas dan lain-lain”. 3. Hayashi 1993:979 menjelaskan bahwa mou mempunyai makna sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara さらに加えて。みじかく「も」ということもある。 Sara ni kuwaete. Mijikaku mo to iu koto mo aru. “Menambah lagi. Ada pula yang menyingkatnya dengan mo”. Sedangkan kata ato「あと」mempunyai makna seperti yang dijelaskan oleh pakar linguistik berikut ini. 1. Hirotase dan Masayoshi 1994:40-41 menjelaskan bahwa ato mempunyai makna : 目標に達するまでの残り数や量を表すときに使います。「あと+数詞 (人、本、時間)」や「あと少し、あとちょっと」などの形で使いま す。 Mokuhyou ni tassuru made no nokori kazu ya ryou wo arawasu toki ni tsukaimasu. [ato + suushi hito,hon,jikan ya ato sukoshi,ato chotto] nado no katachi de tsukaimasu. “Digunakan ketika menunjukkan jumlah dan angka yang tersisa dari sampai tercapainya tujuan. Digunakan dalam bentuk ato diikuti kata bilangan seperti orang, batang dan waktu, sedikit lagi”. 2. Menurut Sunagawa 1998:8-10, makna ato「あと」adalah sebagai berikut : 今の状態に一定の数量が加わることを表す。その数量が加わればある ことがらが成立するための条件が整うということを表す場合に用いる 。 Ima no joutai ni ittei no suuryou ga kuwawaru koto wo arawasu. Sono suuryou ga kuwawareba aru kotogara ga seiritsu suru tame no jouken ga totonou to iu koto wo arawasu baai ni mochiiru. “Menunjukkan hal bertambahnya jumlah tertentu pada keadaan sekarang. Digunakan pada keadaan yang menunjukkan syarat untuk terjadinya suatu hal akan tersedia, jika jumlah itu bertambah”. 3. Hayashi 1993:22 dalam bukunya Reikai Shinkokugo Jiten menyebutkan bahwa ato mempunyai makna : 今後に残されたものを数える言いかた。 Kongo ni nokosareta mono wo kazoeru iikata. “Cara mengatakan hitungan benda yang tersisa berikutnya”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan dari beberapa makna di atas, telah diketahui ada beberapa makna mou dan ato. Untuk penelitian makna kedua kata tersebut, maka penulis akan menggunakan teori makna mou dan ato yang dikemukakan oleh Hirotase dan Masayoshi 1994:41, Sunagawa 1998:9-10 dan Hayashi 1993:979. Selain itu, kedua kata tersebut tidak hanya didasarkan pada makna leksikalnya, tetapi juga harus didasarkan pada makna kontekstualnya. Makna sebagai objek kajian semantik yang tidak dapat diamati atau diobservasi secara empiris. Kajian dapat dilakukan terhadap makna bunyi bahasa fonestem; makna-makna satuan leksikon yang disebut dengan makna leksikal; satuan gramatikal yang disebut makna gramatikal; satuan sintaksis disebut dengan makna sintaksis dan satuan wacana yang disebut dengan makna kontekstual Chaer, 2007:68. Dari beberapa makna yang termasuk dalam kajian semantik di atas, teori makna yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teori kontekstual. Pateda 2001:116 menyebutkan bahwa makna kontekstual contextual meaning atau makna situasional situational meaning muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan konteks. 1.5 Tujuan dan Manfaat 1.5.1 Tujuan Penelitian