ANALISIS MAKNA MOU DAN ATO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB III ANALISIS MAKNA MOU DAN ATO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

3.1 Perbedaan Makna Mou dan Ato ditinjau dari Letak dalam Kalimat … 37 3.2 Perbedaan Makna Mou dan Ato ditinjau dari Konteks Kalimat …….. 52 3.3 Analisis Nuansa Makna ……………………………………………... 64 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ……………………………………………………...…... 68 4.2 Saran ………………………………………………………………… 69 DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ANALISIS NUANSA MAKNA KATA MOU DAN ATO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG Bahasa tidak terlepas dari ucapan atau kalimat yang mengandung makna. Tiap-tiap bahasa memiliki struktur kalimatnya masing-masing dan unsur kalimatnya pun memiliki fungsi masing-masing. Semua unsur saling berhubungan sehingga membentuk kalimat yang dapat dipahami oleh lawan bicara. Hal ini berhubungan dengan ilmu linguistik yaitu sintaksis dan semantik. Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur-unsur pembentuk kalimat. Garapan sintaksis adalah kalimat yang mencakup jenis dan fungsinya, unsur-unsur pembentuknya serta struktur dan maknanya. Sedangkan, semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang makna. Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi makna, makna frase, dan makna kalimat. Skripsi yang berjudul “Analisis Nuansa Makna Mou dan Ato dalam Kalimat Bahasa Jepang” ini membahas mengenai relasi makna khususnya sinonim. Kedua kata tersebut merupakan salah satu contoh kata yang bersinonim dalam bahasa Jepang. Secara leksikal kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu lagi. Akan tetapi, dalam semantik dua buah ujaran yang bersinonim tidak akan sama persis. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, di antaranya nuansa makna. Selain itu, kedua kata tersebut tidak hanya dianalisis berdasarkan pada makna leksikalnya, tetapi juga berdasarkan pada makna kontekstual, yaitu makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan konteks. Sehingga Universitas Sumatera Utara belum tentu keduanya bisa saling menggantikan kedudukan dalam sebuah kalimat. Artinya ada yang bisa dan ada pula yang tidak bisa menggantikan. Dalam penulisan skripsi ini membahas masing-masing lima buah contoh kalimat yang memakai kata mou dan ato. Seluruh kalimat untuk penelitian ini diambil secara acak dari beberapa majalah dan buku bahasa Jepang seperti Nipponia tahun 2004 edisi 29 sebanyak satu kalimat yang memakai kata ato, Nyuusu Ga Wakaru edisi September 2006 sebanyak satu kalimat yang memakai kata mou dan tiga kalimat yang memakai kata ato, Nyuusu Ga Wakaru edisi Februari 2007 sebanyak dua kalimat yang memakai kata mou dan satu kalimat yang memakai kata ato dan buku Nihongo So-Matome N2 Reading Comprehension sebanyak dua kalimat yang memakai kata mou. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui makna kata mou dan ato secara umum, kemudian mengetahui perbedaan nuansa makna dari kedua kata tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan pengertian mou dan ato berdasarkan beberapa teori linguistik bahasa Jepang. Setelah itu barulah dilakukan analisis dari segi sintaksis letak dalam kalimat dan semantik konteks kalimat, apakah kedua kata tersebut dapat saling menggantikan posisinya di dalam kalimat. Kemudian kata mou dan ato dgolongkan ke dalam kelas kata fukushi dan rentaishi. Bahkan kata ato dapat berfungsi sebagai setsuzokushi juga. Hal ini tergantung pada kedudukan letak kedua kata tersebut di dalam kalimat. Jika mou dan ato diletakkan sebelum yougen dan berfungsi untuk menerangkan yougen tersebut, maka digolongkan sebagai fukushi. Namun, jika mou dan ato diletakkan Universitas Sumatera Utara sebelum taigen dan berfungsi untuk menerangkan taigen, maka digolongkan sebagai rentaishi. Kata mou memiliki makna “ditambah lagi” yaitu jumlah yang ditambahkan pada keadaan sekarang. Tidak hanya itu, kata mou juga digunakan ketika menunjukkan keterkejutan akan hal waktu yang datang begitu cepat, pencapaian batas akhir dan keadaan yang telah selesai sebelum waktu yang ditentukan. Sedangkan kata ato memiliki makna yaitu digunakan ketika menunjukkan jumlah dan angka yang tersisa dari sampai tercapainya tujuan. Dan juga digunakan ketika menambahkan karena mengingat hal atau perkara yang penting pada keadaan itu. Selain itu kata ato juga bermakna “setelah”, yang digunakan menunjukkan satu perkarahal yang berada pada tahap selesai, kemudian dilanjutkan oleh perkarahal yang terjadi berikutnya. Contoh Kalimat : 1. すみません、もう Sumimasen, mou gofun koko ni kitekudasai. 五分ここに来てください。 Maaf silakan datang ke sini lima menit lagi 2. 卒業式まで . あと Sotsugyou shiki made ato isshuukan da. 一週間だ。 Wisuda tinggal seminggu lagi Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa kata mou dan ato memiliki makna yang sama yaitu lagi, akan tetapi penggunaan kedua kata tersebut berbeda situasinya. Pada kalimat di atas, kata mou bermakna ditambah lagi, yaitu jumlah yang ditambahkan pada keadaan sekarang dan biasa digunakan ketika menunjukkan derajat atau tingkatan. Sedangkan, kata ato bermakna bertambahnya . Universitas Sumatera Utara jumlah tertentu untuk tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain, cenderung digunakan untuk menyebutkan jumlah yang tersisa. Kemudian biasanya kata ato diikuti kata bilangan seperti orang, batang dan waktu. Berdasarkan data yang diperoleh dari majalah Nipponia, News Ga Wakaru, buku Nihongo So-Matome N2 Reading Comprehension, kata mou paling sering ditemukan sebagai fukushi. Sedangkan kata ato paling sering muncul dalam kalimat sebagai setsuzokushi. Selain itu, bila ditinjau dari konteks kalimat, kata mou mewakili nuansa makna “bertambah lagi” yang digunakan untuk menambah jumlah kuantitas pada keadaan sekarang. Sedangkan kata ato banyak dipakai untuk kata sambung yang artinya “setelah”. Universitas Sumatera Utara 要旨 日本語の文章における「もう」と「あと」の意味のニュアンスの分析 統語論というのは構造や文の成分についてを研究している言語学 だということである。統語論の範囲は種類と機能、成分、また構造と意味 を含んでいる。一方、意味論とは意味に関して研究している言語学として である。意味論の研究対象はすなわち、語の意味、語の意味関係、句の意 味、文の意味である。 言語は意味をもっている発音や文章から離れていない。各語がそ れぞれの文章構造を、また文の成分もそれぞれの機能をもっている。あら ゆる成分が関係し合い、話し相手がわかっている文章を綴れるようになる 。この事は言語学と関係があり、すなわち、統語論と意味論である。 この日本語の文章における「もう」と「あと」の意味のニュアン スの分析という題名の論文は語の意味関係に関して討議し、特に類義語の ことである。その二つの語は日本語での同義をもっている一つの語である 。辞書的にその二つの語が同義をもっており、すなわち、「さらに」の意 味である。しかし、意味論で同義語がある二つの語には意味がそっくりで はない。この場合はいろいろな要素が発生するので、その一つの中で意味 のニュアンスのことである。その上、その二つの語は辞書的意味ばかりか 、テキスト的意味すなわち発音とテキストの間に関係の結果として発生す る意味も分析される。だから、ある文章には二つともが互いに置き換える Universitas Sumatera Utara ことができないに違いない。置き換えられる場合があり、置き換えられな い場合もある。 この論文の書いたのはそれぞれの五つの「もう」と「あと」を用 いている文章を分析していた。この研究のための全文章はいくつかの雑誌 などから手当たり次第に取られ、第29版の2004年のにっぽにあに「 あと」を用いている一文があり、New’s がわかる9月号2006に「もう」を用いている一文、「あと」を用いて いるのは三つの文、New’s がわかる2月号2007に「もう」を用いているのは二つの文、「あと」 を用いているのは一文、また日本語総まとめN2の読解「もう」を用いて いるのは二つの文あるようであった。 この論文を書いたのは一般的な「もう」と「あと」の意味を知る ため、二つともからの意味のニュアンスの違いを目的とする。そのために 、説明方法で研究をされるのは重要だ。説明方法というのはいくつかの日 本言語学理論に基いて、「もう」と「あと」の意味を解説のし方だという ことである。今後、その二つの語が統語論「文の位置」と意味論「文のテ キスト」から文の中に位置を互いに換えるかどうかを分析されてみた。 その後、「もう」と「あと」は副詞と連体詞に分類できる。それ どころか、「あと」も接続詞の機能をもつ。これは文の中にその二つの語 の位置による。もし「もう」と「あと」は用言の前に置いたり、その用言 を照明したりしたら、副詞に、もし「もう」と「あと」は体言の前に置い たり、その体言を照明したりしたら、連体詞に分類される。 Universitas Sumatera Utara 「もう」という語は「さらに」の意味をもっており、つまり今の 状態に加える数量である。それではなく、「もう」の意味はすでに終わっ た状態や限界に達し、はやくもそのときがきてしまったことへの驚きを表 わすときに使われている。一方で、「あと」という語は目標に達するまで の残り数や量を表すときに、その状況に必要なことがらを思い出して付け 加えるときに用いる。その上、「あと」の意味は一つのことがらが終わっ た段階であることを表し、後ろにはその時の状態やその次に起こることが らが続く場合ももっている。 例文: 1. すみません、もう 2. 卒業式まで 五分ここに来てください。 あと 一週間だ。 上の例文のように「もう」と「あと」が同義をもっており、すな わち、「さらに」の意味だと言えるが、その二つの語の利用のしかたは事 態が違う。以上の例文に、「もう」は「さらに」の意味、すなわち今の状 態に加える数量であり、程度を表すときに使う。一方、「あと」は目標に 達するまでの一定の数量が加わることの意味をもっている。つまり、今後 に残されたものを数える言うときに使う傾向がある。その上、普通「あと 」は人や本や時間などのように数詞に従われる。 にっぽにあやNew’s がわかるや日本語総まとめN2の読解からもらった結果のとおりに、「も う」は副詞としてよく見付かれ、「あと」は接続詞としてよく文章に現れ Universitas Sumatera Utara た。その他に、文のテキストから分析する場合は「もう」が今の状態に数 量を加えるという意味のニュアンスを代表し、「あと」なら、「あとで、 それから」の意味を接続詞のためによく使われている。 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN