Menurut Mangkunegara2009:67 dalam bukunya Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja
yaitusebagai hasilkerjasecarakualitasdankuantitasyang dicapaioleh seorang pegawaidalammelaksanakantugasnyasesuaidengan tanggung jawabyang
diberikannya.Kinerjamerupakanperilaku nyatayang ditampilkansetiaporang sebagaiprestasikerjayang dihasilkanoleh
pegawaisesuai denganperannyadalam perusahaan.
Dariuraian– uraiandiatasdapatdisimpulkanbahwakinerjaadalah
hasilkerjayang dapatdicapaiseseorangatausekelompokorangdalam
suatuorganisasisesuaidenganhasilyang diharapkan dalamrangka mencapai tujuan organisasi dalam priodewaktu tertentu.
I.5.3.2. Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja dalam suatu kegiatan berarti bagaimana cara menjalankan tugas yang telah dilimpahkan kepadanya, dengan mempunyai rasa tanggung
jawab pada diri sendiri dan memang perlu dipertanggung jawabkan dari segala sesuatu yang telah dikerjakan, oleh Ranupndoyo, Pengantar
Manajemen, 2001 : 21. Seorang
pegawai telah resmi menjadi pegawai pada suatu instansi apakah pem erintah maupun memperlihatkan keterampilan apa yang perlu ditonjolkan
atau pegawai mempunyai keterampilan tertentu untuk menopang mereka untuk menduduki jenjang lebih dibandingkan dengan pegawai lain yang
fungsinya agar pekerjaan yang dilimpahkan mempunyai nilai lebih
dibandingkan pegawai yang sama sekali tidak ada keterampilan yang
dimiliki.
Dalam hal ini sesuatu yang akan dikembangkan melalui pegawai, akan tetapi apakah pegawai itu sendiri mampu memperdayakan kekuatan
dengan tidak memiliki keterampilan khusus yang harus dibina dan perlu diperhatikan oleh pimpinan agar sumber daya manusia dapat berkembang
melalui pelatihan dan kursus-kursus. Dengan demikian, segala sesuatunya tergantung pada pegawai itu
sendiri, sebab kalau pegawai itu sendiri mampu berkarier dengan segala sesuatunya didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang akan bisa
berkembang. Pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi berarti pegawai tersebut mempunyai nilai tambah sendiri untuk mengembangkan
karier. Selanjutnya, pegawai yang mempunyai potensial untuk menjalankan
tugas yang diembangnya, maka posisi mereka bisa dia mengetahui arah kemana nanti kegiatan yang harus di laksanakan, sehingga dapat
mengetahui sampai jauhmana tingkat pengetahuan seorang pegawai. Ranupndoyo, Pengantar Manajemen, 2001 : 21.
I.5.3.3. FaktoryangMempengaruhiKinerja
Robbins 2005, menyatakan kinerja sebagai fungsi interaksi antara
kemampuan atau ability, motivasi dan kesempatan.
Menurut Mangkunegara 2009:16-17, faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologi, kemampuan pegawaiterdiri dari kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian.Artinya
pegawaiyang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka iaakan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab
itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi.Pemimpin dapat mendoorong bawahannya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang
sensitive,semakin termotivasi pegawain untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.
3. Faktor Disiplin
Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku jadi disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang bersangkutan dalam
menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia berkerja.
4. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisik
jasmani.Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikisdan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang
baik.Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusiauntuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya
secaraoptimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari
haridalam mencapai tujuan organisasi. 5.
Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan yang dimaksud antara
lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang,pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklimkerja respek dan dinamis,
peluar berkarier, dan fasilitas kerja yangrelatif memadai.
I.5.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan
untukbekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya
kepemimpinandapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur danbertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya
sehingga meraihpekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar,efektivitas seorang pemimpin tergantung pada
kekuatan pengaruh gayakepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadapbawahan Yukl, 2001:174.
Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupunberbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat
tergantung padaefektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang
terdapat dalam suatuorganisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilanorganisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai
kegiatannya terutamaterlihat dalam kinerja para pegawainya Siagian, 1999:84.
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihankelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang
terdapat diorganisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepadabawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi
untukmencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.Akan tetapi hanyamengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu
adanya suatudorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadappekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin
diarahkan kepadabawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yangdikemukakan Kartono 1993:76, pemimpin adalah
menggerakkan orangoranglain agar orang-orang dalam suatu organisasi
yang telah direncanakandan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, denganpenuh semangat dan kegairahan dapat
menyelesaikan pekerjaannya masingmasingdengan hasil yang diharapkan.
I.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yanag mana kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui
penelitian.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empiric. Sugiyono, 2005:70. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu
hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik maka diharapkan kinerja pegawai dapat
ditingkatkan . Adapun hipotesinya adalah:
Ho : Tidak ada pengaruh Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai di KantorCamat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai
Ha :Adapengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawaidi Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
I.7. Definisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merajuk ke gejala nyata kealam empiric.Konsep adalah
sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna mutlak dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan :
1. Kepemimpinan merupakan suatu
kemampuanyangdimilikiolehseorangpemimpin untukmempengaruhidanmenggerakkanbawahannyaagar bawahannya
secarasukarelamaumengejartujuan organisasi. 2. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapaiseseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang di harapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu. 3. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh
seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bejerka sama dan berdaya upaya denga penuh semangat dan
keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
I.8. Defenisi Operasional
Defenisi operasianal adalah unsur yang memeberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator-indikatornya.
Variabel bebas atau variabel X adalah Gaya Kepemimpinan dengan indikatornya :
1. Gaya KepemimpinanOtoriter a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus dipatuhi. b. Tidak dapat dikritik bawahannya.
c. Selalu menetapkan kebijakan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya terlebih dahulu.
d. Tidak dapat menerima saran maupun kritik dari bawahannya 2. Gaya Kepemimpinan Paternalistik
a. Senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya
b. Tidak mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut timbul dampak negatif pada organisasi.
3. Gaya Kepemimpinan Lesseiz Faire a. Memiliki gaya yang santai
b. Selalu melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan lebih mnyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang
mengambil keputusan. c. Selalu menetapkan keputusan tetapi tidak mau mengambil
resiko 4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
a. Memiliki daya tarik yang kuat bagi orang lain
b. Para bawahannya mersa bahwa keyakinan pemimpinnya adalah benar
c. Dan bersedia selalu mematuhi atasanya 5. Gaya Kepemimpinan Demokratis
a. Selau memberikan bimbingan yang efektif b. Mengkoordinasi pekerjaan pada semua bawahannya dengan
penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama. c. Pemimpin demokratis ini bersifat mendidik dan membina
bawahannya ketika berbuat salah. Variabel terikat atau variabel Y yaitu Kinerja Pegawai diukur
dengan indikator: 1. Faktor kemampuan
a. Memiliki IQ yang tinggi b. Ditempatkan pada pekerjan sesuai ahlinya
c. Mempunyai keahlian dan kemampuan sehingga mudah mencapai tujuan kinerja yang di harapkan.
2. Faktor Motivasi a. Memotivasi sikap dalam mengahadapi situasi pekerjaan.
b. Selalu mendapatkan dorongan dari pimipinan agar pegawai termotivasi untuk bekerja secara positif semakin baik pula
kinerja yang dihasilkan 3. Faktor disiplin
a. Taat kepada peraturan-peraturan yang di sudah tetapkan.
b. Menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di tempat bekerja
4. Faktor Individu a. memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani
dan fisik jasmani. b. mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya
secaraoptimal c. berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas
kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi 5. Faktor Lingkungan Organisasi
a. jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, b. pola komunikasi kerja yang efektif
c. hubungan kerja yang harmonis d. fasilitas kerja yang memadai karena semakin baik sarana
yang disediakan oleh atasan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan dan hasil yang
di harapkan..
29
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini kuantitatif dengan analisa regresi linear dengan maksud mencarai pengaruh antara variabel independent X dengan variabel
devenden YSugiyono2011:9.Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh. 2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Camat Teluk Nibung Jln.Hiu no:3 Kelurahan Pematang Pasir Kota TanjungBalai.
2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
MenurutSugiono2010:90 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya.maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor CamatTeluk Nibung Jln.Hiu no:3 Keluarahan Pematang Pasir Kota TanjungBalai yang berjumlah 15
orang.
2.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harap betul-
betul representative Sugiyono, 2005:91.Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan jumlah
populasi.Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang lebih dari 100 orang. Menurut Arikunto 2006:120, apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik semua subjek dijadikan sampel sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah pegawai
yang ada pada Kantor Camat Teluk Nibung Jln.Hiu no:3 Kelurahan Pematang Pasir Kota Tanjung Balai kurang dari 100 yaitu 15 orang, maka
dengan demikian keseluruhan pegawai dijadikan sampel.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam peneliti ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:
1. Teknik pengumpulan data primer Teknik pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan
instrument sebagai berikut: a. Metode Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi
dengan berbagai alternatif jawaban. Respondennya
adalahpegawai Kantor CamatTeluk Nibung Jln.Hiu no:3 Kelurahan Pematang Pasir Kota TanjungBalai.
b. Metode Observasi Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. 2. Teknik pengumpulan data sekunder :
a. Penelitian Kepustakaan Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian
b. Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data diperoleh melalui pengkajian dan
penelahan terhadap catatn tertulis maupun dokumen- dokemen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
2.5. Teknik Penentuan Skor
Teknik Pengumpulan oleh nilai yang digunakan untuk penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang
disebarkan kepada responden Singarimbun, 2006 :102 Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap
masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong dengan skala sebagai berikut :
1. Untuk pilihan jawaban a diberi nilai skor 5 2. Untuk pilihan jawaban b diberi nilai skor 4
3. Untuk pilihan jawaban c diberi nilai skor 3 4. Untuk pilihan jawaban d diberi nilai skor 2
5. Untuk pilihan jawaban e diberi nilai skor 1 Untuk mengetahui atau menetukan kategori jawaban responden dari
masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:
Banyak bilangan Skor tertinggi – Skor terendah
5 5-1
=0,8 Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden
masing-masing variabel, yaitu : a. Skor untuk kategori sangat tinggi
= 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi
= 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori sedang
= 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori rendah
= 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah
= 1,00 – 1,80
2.6. Teknik analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan
variabel terikat. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis kuantitatif dengan metode statistic yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah
suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variable bebas X dan variable Y Sugiyono2011:9.Metode analisis regresi linier sederhana ini
dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0 yang merupakan salah satu paket program computer yang digunakan dalam mengelola data statistik.
Persamaan regresi linier sederhanasebagai berikut: Y = a + bX
Dimana :
ɑ=
∑�∑�
2
− ∑�∑�� �∑�
2
− ∑�
2
b =
� ∑��− ∑�∑� �∑�
2
− ∑�
2
Keterangan: X
= Variabel Bebas Y
= Variabel terikat a
= konstanta Nilai Y apabila X=0 b
= Koefisien regresi nilai peningkatan maupun penurunan
2. Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas independen X terhadap variabel terikat dependen Y.
Perhitungan dilakukan dengan menguadtratkan nilai Koefisien Product Moment.
D = r
xy 2
x 100
Keterangan : D
= koefisien Determinant r
xy 2
= Koefisien Pearson Product Moment antara x dan y.
3. Uji “T”
Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji statistic t dengan rumus:
2
1 2
r n
r t
− −
=
Kriteria pengujian adalah : - Jika harga
�
ℎ����� �
�����
maka hipotesis alternative ditolak - Jika harga
�
ℎ����� �
�����
maka hipotesis alternative ditolak
35
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Sejarah berdirinya Kecamatan Teluk Nibung
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1987 tanggal 14 September 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Dati II
Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan Jo, Intruksi Menteri Dalam Negeri No.22 Tahun 1987, maka disetujui perluasan Wilayah Kotamadya
Tanjungbalai pada tanggal 14 Maret 1988 oleh Gubernur Sumatera Utara. Kecamatan Teluk Nibung adalah salah satu diantara 6enam wilayah
Kecamatan yang ada di Kota Tnajungbalai. Pada awal pembentukan Kecamatan T eluk Nibung terdiri dari 4empat desa yaitu :
1. Desa Teluk Nibung I 2. Desa Teluk Nibung II
3. Desa Teluk Nibung III 4. Desa Kapias Pulau Buaya
Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor1463372SK1993 tanggal 28 Oktober 1993 tentang pembentukkan
5 lima Desa Persiapan di Tanjung Balai,1satu desa di wilayah Kecamatan Teluk Nibung yaitu Desa Beting Kuala Kapias di
mekarkanpemecahan dari Kapias Pulau Buaya,sehingga jumlah Desa di Kecamatan Teluk Nibung seluruhnya menjadi 5lima Desa Perjuangan,
Desa Pematang Pasir, Desa Sei Merbau, Desa Kapias Pulau Buaya dan Desa Beting Kuala Kapias.
Jumlah kelurahan di Kecamatan Teluk NIbung 5lima kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan 1.255.Ha untuk masing-masing Kelurahan
dengan luas wilayah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Luas wilayah menurut kelurahan
NO Nama Kelurahan
Luas Wilayah Ha Proporsi
1. 2.
3. 4.
5. Perjuangan
Pematang Pasir Sei Merbau
Kapias Pulau Buaya Beting Kuala Kapias
128 Ha 420 Ha
136 Ha 311 Ha
260 Ha 10,19
33,46 10,83
24,76 20,71
Jumlah 1.225 Ha
100
Sumber Data : Kantor Camat Teluk Nibung
3.2 Keadaan wilayah dan kependudukan 3.2.1 Geografi
3.2.1.1 Letak wilayah
Kecamatan Teluk Nibung terletak di sebelah utara Kota Tanjungbalai dan merupakan salah satu Kecamatan diantara 6 Kecamatan
dengan pusat Pemerintahan di Kelurahan Pematang Pasir yang berjarak dengan :
• Pusat Kedudukan Kantor Walikota Tanjung Balai 12 km
• Pusat Kedudukan Ibukota Provinsi 201 km • Kelurahan terjauh dari pusat Kecamatan 5 km
Kemudian Kecamatan Teluk Nibung mempunyai batas sebagai berikut : • Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Air Joman Kabupaten
Asahan • Sebelah Yimur berbatasan dengan Kecamatan Sei Kepayang kabupaten
asahan • Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Tualang Raso Kota
Tanjungbalai • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten
Asahan.
3.2.1.2 Luas wilayah Kepadatan Penduduk